PROKALTENG.CO โ Dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng terhadap insan pers patut mendapat acungan jempol. Terbaru, 27 jurnalis dari perwakilan media Provinsi Kalteng mendapat wejangan dari Kompas Institute yang dikemas lewat Forum Komunikasi Media (FKM) 2023 di Kota Batu, Jawa Timur, bersama Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalteng, Senin 11 September 2023.
Mengusung tema โSinergitas dan Peran Media dalam Mendorong Kemajuan Ekonomi Kaltengโ dua narasumber dari Kompas Institute, Priskilia Sitompul dan Wahyu Haryo menyampaikan materi yang memperkaya pengetahuan seorang jurnalis. Priskilia lebih fokus pada materi kalimat efektif, sedangkan Wahyu lebih ke penulisan naratif.
Apa yang disampaikan pemateri memang bukan hal yang baru di dunia jurnalistik. Tapi tak dipungkiri, banyak jurnalis yang lupa bagaimana meolah berita yang baik dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Mengingat, tak sedikit jurnalis yang mengandalkan sebuah rilis sehingga melupakan jati dirinya sebagai seorang pengolah berita yang harus turun ke lapangan.

โTidak semua rilis menggunakan kaidah bahasa yang benar. Padahal Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat penting dalam mengolah berita,โ ujar Priskilia.
Lebih lanjut, Priskilia menjelaskan tentang kalimat efektif dan penggunaan kata baku. Menurutnya, dalam mengolah berita harus dipahami orang lain secara tepat dan tidak menimbulkan ambigu. Untuk itu, sebagai seorang jurnalis harus hati-hati dalam mengolah atau memilih kata.
โInformasi atau pesan yang disampaikan lewat sebuah berita harus sampai ke pembaca dengan tepat dan akurat. Jangan sampai berita yang kita olah malah membingungkan karena salah dalam memilih kata. Sebab, kata yang salah dapat mengubah dari makna yang disampaikan,โ tuturnya.
Sementara itu, Wahyu Haryo mengajak seorang junalis mengolah berita yang indepth yang menyajikan permasalahan secara lengkap, mendalam, dan analitis. Sehingga membuat pembaca tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan.
โSebuah berita kini besaing dengan media sosial. Kalau kita hanya menyampaikan informasi bersifat straight news atau laporan peristiwa yang singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Tentu apa yang kita olah kalah dengan informasi yang beredar di media sosial,โ katanya.
Untuk itu, Wahyu mengajak seorang jurnalis mengolah berita mendalam (depth news) yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali.
โKalau kita ingin mengolah berita dengan sesuatu yang berbeda tentu apa yang kita oleh harus mendalam. Tidak sekadar mengandalkan satu narasumber, tapi harus beberapa narsumber dengan data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan,โ jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BI Kalteng, Taufik Saleh sangat mengharapkan jurnalis di Kalteng dapat mengolah berita yang mendalam dengan menampilkan data yang akurat. Mengapa seperti itu, lanjut Taufik, sebagai seorang pembaca tentu menghadapkan informasi yang luas. Apalagi kalau berbicara soal berita ekonomi, tentu data-datalah yang menjadi hal utama dicari seorang pembaca.
โKalau kita bicara berita ekonomi. Sudah pasti kita berbicara soal data. Dengan mengikuti kegiatan FKM ini diharapkan dapat menambah wawasan rekan-rekan wartawan,โ ungkapnya. (pri)