PALANGKA RAYA, PROKALTENG. CO– Cuaca panas dan jarang turun hujan melandai wilayah Kota Palangkaraya. Hal ini berdampak pekerjaan ekstra untuk petani kangkung, bayam cabut, kemangi, pare, dan cabe. Sebab. Dengan kondisi cuaca panas, petani ekstra nabur pupuk dan menyiram tanaman.
Salah seorang petani sayur Kelurahan Kalampangan Kota Palangkaraya, Andjarwani, mengatakan. Apabila tidak dilakukan penyiraman maupun pemupukan secara rutin. Maka tanaman mudah sekali mati. Bahkan menjadi kerdil. Otomatis akan menurunkan tingkat produktivitas panen.
“Untuk hari normal. Biasanya penyiraman air satu hari satu kali saja (sore). Dan saat cuaca panas begini penyiraman menjadi satu hari dua kali pagi dan sore. Misalnya, untuk tanaman kangkung. Setelah diberikan pupuk langsung disiram air. Perlu diketahui juga bahwa pertumbuhan kangkung ini 25 hari sudah panen. Dan efek cuaca panas ini rentang waktu 10 hari wajib dipupuk. Perawatannya lebih ekstra dari biasanya yang hanya dipupuk cuma dua kali aja,”ucapnya, saat dikonfirmasi Prokalteng.Co, Selasa (13/6/2023).
Kemudian, dirinya juga mengatakan, bahwa telah mendapatkan pupuk subsidi dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kelampangan. Yang dibelinya satu karung pupuk Urea dan satu karung pupuk Phonska, dengan harga masing-masing Rp125.000 dengan berat 50 Kg.
Selain itu. Andjarwani juga menyampaikan bahwa dirinya telah bergabung dalam Kelompok Tani Bersama Kelampangan, kurang lebih hampir dua tahun ini. Dan setelah mengikuti kelompok tani tersebut, dirinya dapat menambah penghasilan tambahan untuk menghidupi keluarga, dengan sembari bekerja harian sampingan sebagai buruh di Kota Palangkaraya.
“Untuk luas tanaman sayuran yang saya punya ini sekitar 25×50 meter, ya memang cuaca panas ini sangat mempengaruhi tanaman saya. Selain, membutuhkan penyiraman yang rutin bahkan membutuhkan pupuk yang lebih banyak,”terang ayah satu anak ini.(rin)