Site icon Prokalteng

Semua Harus Berkomitmen Menjaga Harkat dan Martabat Kebudayaan Asli Daerah

Ketum DAD Kalteng H. Agustiar Sabran

PROKALTENG.CO– Pada era globalisasi dewasa ini, perkembangan teknologi makin canggih. Kemudahan akses informasi ikut serta membawa perubahan terhadap kebudayaan manusia. Perlahan budaya warisan leluhur terkikis oleh perubahan zaman. Karena itu, Ketua Umum (Ketum) Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng menyerukan kepada generasi muda untuk proaktif melestarikan warisan budaya lokal

Masyarakat Indonesia saat ini sedikit banyak dipengaruhi budaya-budaya barat. Makin jarang ditemukan budaya Nusantara warisan leluhur yang masih terjaga baik oleh generasi penerus, yang pada umumnya lebih tertarik pada budaya barat. Indonesia adalah negara kepulauan yang juga dikenal sebagai Nusantara yang kaya akan budaya, bahasa, tradisi, suku, ras, dan agama.

Meski ada banyak perbedaan, tetapi tetap satu sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Dengan kebudayaan yang beragam, patutlah generasi muda Indonesia merasa bangga dan memiliki rasa cinta untuk menjaga dan melestarikannya.

Budaya daerah adalah warisan leluhur yang begitu kaya akan nilai-nilai positif, sehingga menjadi magnet bagi para wisatawan mancanegara. Ketum DAD Kateng H Agustiar Sabran SKom mengatakan, harkat martabat budaya lokal harus terus terjaga di Kalteng.

Generasi penerus dituntut mampu menjaga dan melestarikan budaya, adat istiadat, dan kearifan local. “Semua harus berkomitmen dalam menjaga harkat dan martabat kebudayaan asli daerah. Apalagi tradisi itu berasal dari nenek moyang suku Dayak yang diwariskan turun-temurun sampai sekarang ini,” katanya kepada Kalteng Pos (Grup prokalteng.co), Senin (3/6).

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng itu menambahkan, pelestarian tradisi leluhur tidak boleh hilang ditelan waktu ataupun terkikis oleh perkembangan zaman. Untuk itu, generasi muda dituntut untuk bisa mengambil peran dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal, demi menjaga harkat dan martabat Bumi Tambun Bungai.

“Karena budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal Kalteng sangat beragam, maka sepatutunya dijaga dan dilestarikan turun-temurun,” tegas Agustiar.

Semua pihak diajak untuk kreatif dalam mengenalkan dan melestarikaan budaya maupun adat istiadat, karena merupakan jati diri daerah. Untuk itu, perlu ada komitmen melestarikan warisan budaya, terutama oleh generasi muda selaku generasi penerus.

“Dengan melestarikan warisan budaya dan adat istiadat sebagai identitas dan karakter masyarakat Bumi Tambun Bungai dan menyelaraskannya dengan proses pembangunan daeran dan bangsa,” tutupnya. (nue/ala/kpg)

Exit mobile version