PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Seni budaya Dayak terus mendapat perhatian dan apresiasi dari masyarakat, salah satunya melalui suguhan musik kecapi dan karungut yang rutin ditampilkan di Bandara Tjilik Riwut. Hendrik Tarung, koordinator sekaligus pemerhati budaya Dayak, menegaskan bahwa seni tradisional ini tetap lestari.
“Masih berjalan hingga sekarang, bahkan akan tetap ada sampai kapan pun,” ujarnya kepada Prokalteng.co, Sabtu (4/1).
Hendrik telah menghidupkan musik kecapi dan karungut di Bandara Tjilik Riwut sejak 2015. Melalui penampilan ini, ia bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya Dayak kepada khalayak luas, termasuk penumpang dari berbagai daerah dan negara. Penampilan ini menciptakan suasana khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung bandara.
Antusiasme masyarakat terhadap seni budaya ini, menurut Hendrik, sangat tinggi.
“Respons mereka sangat positif. Banyak yang mengapresiasi, bahkan ada yang memberikan tip,” katanya.
Hal ini membuktikan bahwa musik tradisional Dayak mampu menyentuh hati semua kalangan, baik lokal maupun mancanegara.
Hendrik juga menyampaikan pesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan warisan budaya leluhur.
“Mari kita terus memperkenalkan seni budaya kita, dari kota hingga desa, kepada dunia. Jangan pernah malu dengan identitas budaya sendiri,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian lebih dalam pelestarian seni tradisional, termasuk dukungan fasilitas, promosi, dan ruang tampil yang memadai bagi seniman lokal.
Bandara Tjilik Riwut hingga kini menjadi saksi dedikasi Hendrik dalam menjaga warisan budaya. Komitmen ini menjadi pengingat bahwa seni tradisional memiliki tempat penting di tengah modernisasi. Seni budaya Dayak diharapkan terus hidup dan diwariskan kepada generasi berikutnya. (ndo)