PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) selangkah lebih dekat dalam mewujudkan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) setelah mendapat pendampingan intensif dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM).
Tim dari UGM menilai UMPR memiliki kesiapan yang baik dan berpotensi berkembang pesat dalam bidang pendidikan kedokteran gigi.
Pendampingan berlangsung selama dua hari, 31 Januari hingga 1 Februari 2025, di Kampus 2 UMPR, Jalan Anggrek, Palangka Raya, dipimpin langsung Dekan FKG UGM, Prof. drg. Suryono, SH, MM, Ph.D. Kegiatan ini dihadiri Rektor UMPR Assoc. Dr. H. Muhammad Yusuf, S.Sos, M.AP, serta pejabat struktural, tim task force, dosen, dan tenaga pendidik FKG UMPR.
Fokus utama pendampingan adalah penyusunan kurikulum, peningkatan fasilitas, serta penguatan sumber daya manusia guna memastikan fakultas ini memenuhi standar pendidikan kedokteran gigi nasional.
Selama pendampingan, tim UGM memberikan arahan mengenai aspek akademik, manajerial, serta pengembangan laboratorium dan klinik pendidikan.
Selain itu, dilakukan diskusi teknis terkait kurikulum, kunjungan ke fasilitas laboratorium, serta pelatihan bagi calon tenaga pengajar dan staf akademik UMPR.
Dengan bimbingan ini, UMPR semakin optimistis dalam menghadirkan Fakultas Kedokteran Gigi yang mampu memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan gigi di Kalimantan dan sekitarnya.
Rektor UMPR Assoc. Dr. H. Muhammad Yusuf menyampaikan apresiasi atas bimbingan yang diberikan oleh tim UGM.
“Pendampingan ini adalah langkah besar bagi UMPR dalam membangun Fakultas Kedokteran Gigi yang unggul dan berdaya saing. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut hingga fakultas ini benar-benar siap dan mampu memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan serta pelayanan kesehatan gigi di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FKG UGM Prof. drg. Suryono menegaskan bahwa pendampingan ini merupakan bagian dari komitmen UGM dalam mendukung pengembangan pendidikan kedokteran gigi di Indonesia, khususnya di Kalimantan.
“Kami melihat UMPR memiliki potensi besar. Dengan kolaborasi yang baik, fakultas ini bisa berkembang pesat dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya memasukkan unsur kearifan lokal dalam program studi yang akan dijalankan, terutama dalam penanganan karies gigi berbasis ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
Hal ini disampaikannya setelah mengunjungi pemukiman di kawasan DAS Air Hitam Sebangau, Kereng Bangkirai, dan berdialog dengan masyarakat mengenai penggunaan air setempat.
Ketua Tim Task Force FKG UMPR, Titin Norvayatiin, M.Si., menjelaskan bahwa berbagai persyaratan telah dipersiapkan, mulai dari kurikulum, studi kelayakan, naskah akademik, hingga kerja sama dengan sejumlah institusi, seperti Puskesmas Kereng Bangkirai dan RS PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
“Kami sudah menyusun semua dokumen yang diperlukan, termasuk instrumen pembukaan program studi serta kesiapan tenaga pengajar dan sarana prasarana,” katanya.
Dengan pendampingan ini, UMPR semakin optimis FKG yang tengah dirintis dapat segera terealisasi dan menjadi bagian dari Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI).
Ke depan, tantangan seperti perkembangan teknologi, regulasi, serta persaingan dengan fakultas kedokteran gigi lainnya menjadi perhatian dalam memastikan fakultas ini mampu bersaing dan berkontribusi bagi dunia kesehatan gigi di Indonesia. (hms)