32.8 C
Jakarta
Thursday, May 1, 2025

Berbahaya! Saat Air Pasang, Buaya Beberapa Kali Terlihat di Seberang Tempat Para Santri Mandi

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Aktivitas para santri Pondok Pesantren Tahfi dzul Qur’an Darul Iman, yang berlokasi di Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali menjadi sorotan setelah beredar video mereka mandi di Sungai Babaung.

Sungai tersebut diketahui sebagai habitat buaya muara, sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan para santri. Dalam video yang beredar di media sosial, puluhan santri terlihat mandi bersama di sungai saat kondisi air sedang pasang.

Di sisi seberang lokasi, menurut keterangan perangkat desa setempat, keberadaan buaya sering terlihat oleh warga sekitar. Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Muriansyah, membenarkan laporan tersebut. Ia menyatakan bahwa sungai tersebut memang kerap menjadi lokasi kemunculan buaya, dan aktivitas mandi di tempat itu dinilai membahayakan.

Baca Juga :  Polisi Bakal Razia Setiap Saat Pada Malam Ramadan di Beberapa Lokasi THM

“Saat air pasang, buaya beberapa kali terlihat di seberang tempat para santri mandi. Ini tentu sangat berisiko,” ujarnya saat dikonfi rmasi, Rabu (30/4).

Ia juga menjelaskan pondok pesantren sebenarnya memiliki sebuah kolam yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat mandi alternatif. Namun, fasilitas tersebut kini dalam kondisi kurang layak.

“Kolam berukuran sekitar 5×5 meter dengan kedalaman 1 meter itu sudah mengalami kerusakan. Lantainya retak, dan kapasitasnya sangat terbatas,” kata Muriansyah.

Dengan jumlah santri yang mencapai 50 hingga 60 orang, kolam tersebut tidak dapat menampung seluruhnya secara bersamaan. Hal ini yang kemudian mendorong sebagian santri untuk kembali memanfaatkan sungai, meski berisiko.

BKSDA pun mengimbau agar pihak pengelola pondok pesantren segera mencari solusi yang lebih aman. Upaya perbaikan fasilitas mandi atau penyediaan sumber air bersih yang layak diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sungai yang menjadi habitat satwa liar tersebut.

Baca Juga :  Sejumlah Pengendara Kedapatan Melanggar, Polisi Berikan Teguran Secara Simpatik

“Keselamatan anakanak harus menjadi prioritas. Potensi ancaman dari keberadaan buaya muara tidak boleh diabaikan,” tegas Muriansyah. (bah/ans/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Aktivitas para santri Pondok Pesantren Tahfi dzul Qur’an Darul Iman, yang berlokasi di Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali menjadi sorotan setelah beredar video mereka mandi di Sungai Babaung.

Sungai tersebut diketahui sebagai habitat buaya muara, sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan para santri. Dalam video yang beredar di media sosial, puluhan santri terlihat mandi bersama di sungai saat kondisi air sedang pasang.

Di sisi seberang lokasi, menurut keterangan perangkat desa setempat, keberadaan buaya sering terlihat oleh warga sekitar. Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Muriansyah, membenarkan laporan tersebut. Ia menyatakan bahwa sungai tersebut memang kerap menjadi lokasi kemunculan buaya, dan aktivitas mandi di tempat itu dinilai membahayakan.

Baca Juga :  Polisi Bakal Razia Setiap Saat Pada Malam Ramadan di Beberapa Lokasi THM

“Saat air pasang, buaya beberapa kali terlihat di seberang tempat para santri mandi. Ini tentu sangat berisiko,” ujarnya saat dikonfi rmasi, Rabu (30/4).

Ia juga menjelaskan pondok pesantren sebenarnya memiliki sebuah kolam yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat mandi alternatif. Namun, fasilitas tersebut kini dalam kondisi kurang layak.

“Kolam berukuran sekitar 5×5 meter dengan kedalaman 1 meter itu sudah mengalami kerusakan. Lantainya retak, dan kapasitasnya sangat terbatas,” kata Muriansyah.

Dengan jumlah santri yang mencapai 50 hingga 60 orang, kolam tersebut tidak dapat menampung seluruhnya secara bersamaan. Hal ini yang kemudian mendorong sebagian santri untuk kembali memanfaatkan sungai, meski berisiko.

BKSDA pun mengimbau agar pihak pengelola pondok pesantren segera mencari solusi yang lebih aman. Upaya perbaikan fasilitas mandi atau penyediaan sumber air bersih yang layak diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sungai yang menjadi habitat satwa liar tersebut.

Baca Juga :  Sejumlah Pengendara Kedapatan Melanggar, Polisi Berikan Teguran Secara Simpatik

“Keselamatan anakanak harus menjadi prioritas. Potensi ancaman dari keberadaan buaya muara tidak boleh diabaikan,” tegas Muriansyah. (bah/ans/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru