SAMPIT,
PROKALTENG.CO–
Pemkab Kotawaringin Timur (Kotim) sudah lama mewacanakan tol sungai. Selain
meningkatkan pemasukan daerah, juga diharapkan dapat menjadi solusi peningkatan
pelayanan di Sungai Mentaya.
“Kami mengharapkan
tol sungai dapat segera terwujud. Konsepnya nanti semacam jalan tol, dan
dikelola swasta, tapi pemerintah daerah juga masuk di dalamnya melalui Badan
Usaha Milik Daerah sehingga daerah juga mendapatkan pemasukan,” terang Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotim, Ramadansyah, Selasa
(26/1).
Menurutnya, melalui
program ini, investor akan diarahkan menggunakan dana mereka untuk mengeruk
sejumlah titik dangkal di alur Sungai Mentaya, karena selama ini pendangkalan
alur menjadi kendala karena kapal baru bisa masuk saat sungai sedang pasang,
dan juga ukuran kapal yang masuk terbatas karena menyesuaikan kondisi alur
sungai yang dangkal.
“Kalau nanti titik
pendangkalan sungai sudah dikeruk, kapan saja kapal akan bisa masuk ke alur Sungai
Mentaya, sehingga tidak khawatir lagi akan kandas. Kami yakin akan meningkatkan
kualitas dan kuantitas sektor ke pelabuhanan sehingga berpengaruh besar
terhadap perekonomian daerah,” ujar Ramadansyah.
Dia mengatakan,
investor dan BUMD akan diberi kewenangan memberlakukan pungutan terhadap kapal
masuk, seperti halnya pungutan ketika mobil masuk jalan tol. Dengan begitu akan
ada pemasukan bagi daerah, serta dampak positifnya juga akan meningkatnya
kegiatan ekonomi melalui sektor pelabuhan.
“Selain itu, kita
juga harus antisipasi dengan menyiapkan jalan memadai, karena otomatis
frekuensi angkutan di darat juga semakin besar. Maka dari itu, pemerintah
daerah juga membuka jalur alternatif menuju Pelabuhan Bagendang,” ucapan
Ramadansyah.
Dia menambahkan, pola
tersebut sudah diterapkan di Kalimantan Selatan yaitu lalulintas di Sungai
Barito. Kini lalu lintas kapal di sana menjadi lancar dan membawa dampak
positif terhadap perekonomian.
“Saat ini calon investor tol sungai itu
sudah ada dan informasinya mereka sudah menerima surat persetujuan dari
Kementerian Perhubungan untuk melakukan riset. Itu memerlukan waktu cukup lama
karena harus sangat teliti lantaran pengerukan sungai tidak bisa sembarangan
agar tidak erosi. Konsultannya dari Belanda,” tutupnya.