Harus Kesepakatan Bersama Soal Pembelajaran Tatap Muka

NANGA BULIK, KALTENGPOS.CO
– Pemkab Lamandau resmi menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di bidang
pendidikan dengan membuka kembali aktivitas belajar mengajar di sejumlah
sekolah tingkat SD dan SLTP.

Pembelajaran langsung
dengan tatap muka mulai dilaksanakan menyusul telah diperbolehkannya Kabupaten ini
di tengah pandemi, kerena sudah masuk dalam zona hijau atau kategori aman dari
sebaran Covid-19.

Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi pihak sekolah maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tatap
muka di sekolah, yakni dengan menyesuaikan protokol kesehatan yang ketat sesuai
anjuran pemerintah. Di antaranya siswa wajib menggunakan masker, menggunakan
face shield, dan membawa hand sanitizer.

Sekolah juga diwajibkan
menyiapkan tempat cuci tanggan, alat cek suhu tubuh, dan menjaga jarak belajar.
Selain itu, jam istirahat ditiadakan, serta proses belajar dipersingkat.

Namun demikian, Bupati
Lamandau, H Hendra Lesmana, memastikan persetujuan melaksanakan proses belajar
mengajar tatap muka di sejumlah sekolah di Lamandau, tetap dikembalikan kepada
Dinas terkait melalui persetujuan ataupun kesepakatan bersama, baik dari orang
tua siswa maupun pihak sekolah.

“Penerapan pembelajaran
secara tatap muka disekolah, semuanya diserahkan melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, dengan kesepakatan bersama antara pihak sekolah dengan komite
maupun orang tua siswa untuk duduk bersama,” ujar Bupati disela-sela
kegiatannya meninjau langsung simulasi pembelajaran secara tatap muka SMPN 2
Menthobi Raya, belum lama ini.

Bupati menjelaskan,
apabila didalam proses belajar mengajar secara tatap muka ini ada keinginan
orang tua yang berharap anaknya tetap belajar secara online dari rumah maka
pihak sekolah harus tetap memfasilitasi.

“Meski pembelajaran
dengan sistem tatap muka ini secara bertahap sudah kita buka, namun tidak
serta-merta seluruh siswa harus masuk sekolah, bagi yang ingin tetap belajar
daring di rumah dengan pertimbangan pencegahan Covid, maka tetap ada
kelonggaran. Semua kembali pada kesepakatan antara sekolah dan orang tua,”
pungkasnya.

NANGA BULIK, KALTENGPOS.CO
– Pemkab Lamandau resmi menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di bidang
pendidikan dengan membuka kembali aktivitas belajar mengajar di sejumlah
sekolah tingkat SD dan SLTP.

Pembelajaran langsung
dengan tatap muka mulai dilaksanakan menyusul telah diperbolehkannya Kabupaten ini
di tengah pandemi, kerena sudah masuk dalam zona hijau atau kategori aman dari
sebaran Covid-19.

Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi pihak sekolah maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tatap
muka di sekolah, yakni dengan menyesuaikan protokol kesehatan yang ketat sesuai
anjuran pemerintah. Di antaranya siswa wajib menggunakan masker, menggunakan
face shield, dan membawa hand sanitizer.

Sekolah juga diwajibkan
menyiapkan tempat cuci tanggan, alat cek suhu tubuh, dan menjaga jarak belajar.
Selain itu, jam istirahat ditiadakan, serta proses belajar dipersingkat.

Namun demikian, Bupati
Lamandau, H Hendra Lesmana, memastikan persetujuan melaksanakan proses belajar
mengajar tatap muka di sejumlah sekolah di Lamandau, tetap dikembalikan kepada
Dinas terkait melalui persetujuan ataupun kesepakatan bersama, baik dari orang
tua siswa maupun pihak sekolah.

“Penerapan pembelajaran
secara tatap muka disekolah, semuanya diserahkan melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, dengan kesepakatan bersama antara pihak sekolah dengan komite
maupun orang tua siswa untuk duduk bersama,” ujar Bupati disela-sela
kegiatannya meninjau langsung simulasi pembelajaran secara tatap muka SMPN 2
Menthobi Raya, belum lama ini.

Bupati menjelaskan,
apabila didalam proses belajar mengajar secara tatap muka ini ada keinginan
orang tua yang berharap anaknya tetap belajar secara online dari rumah maka
pihak sekolah harus tetap memfasilitasi.

“Meski pembelajaran
dengan sistem tatap muka ini secara bertahap sudah kita buka, namun tidak
serta-merta seluruh siswa harus masuk sekolah, bagi yang ingin tetap belajar
daring di rumah dengan pertimbangan pencegahan Covid, maka tetap ada
kelonggaran. Semua kembali pada kesepakatan antara sekolah dan orang tua,”
pungkasnya.