SAMPIT, PROKALTENG.CO – Pemerintah Daerah
(Pemda) Kotawaringin Timur (Kotim) terus berupaya untuk menekan angka kasus
stunting. Terlebih lagi Kotim saat ini memiliki kasus stunting tertinggi di
Kalimantan Tengah.
“Kita akan saling bersinergi dan terus
melakukan sosialisasi kepada masyarakat,†terang Bupati Kotim H Halikinnor,
kemarin.
Dijelaskannya, stunting adalah masalah gizi
kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. “Suatu hal yang harus
diwaspadai saat ini, Kotim termasuk kasus tinggi dalam hal angka kasus
stunting,†ungkap Halikinnor.
Dikatakannya, penekanan angka kasus stunting
perlu melibatkan lintas sektor. Mulai dari desa, kecamatan, dinas kesehatan,
dinas PU, penataan ruang dan Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman, DP3AP2KB dan
instansi lainnya.
“Jika boleh jujur, anggaran daerah kita
memang banyak tersedot memulihkan ekonomi dan bantuan kepada masyarakat.
Apalagi kondisinya sama seperti 2020 lalu. Yakni pandemi Covid-19 yang masih
terjadi,†ungkapnya.
Meskipun begitu, untuk penganggaran kasus
stunting ini juga akan pihaknya adakan. Terlebih Kotim memang kasus stuntingnya
terus dipantau oleh Kementrian Kesehatan RI.
Adapun upaya dan program yang harus dilakukan
adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil, balita dan anak
sekolah, Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan (pembangunan/
rehabilitasi Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Posyandu serta pengadaan alat
kesehatannya), Pemberian suplementasi kalsium, taburia, tablet tambah darah,
kapsul vitamin A, zinc untuk pengobatan diare, obat cacing.
Selanjutnya, upaya peningkatan penyediaan air
minum dan sanitasi Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan,
hingga Peningkatan kesadaran, komitmen, praktek pengasuhan dan gizi ibu dan
anak dan Peningkatan akses pangan bergizi.
“Dengan adanya upaya
tersebut, kami berharap angka Stunting di Kotim bisa berkurang dan dapat dicegah,â€
harap bupati.