25.4 C
Jakarta
Saturday, December 14, 2024

Pokdakan Desa Jemaras Budi Daya Ribuan Lele dengan Sistem Bioflok

SAMPIT, PROKALTENG.CO- Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membudidayakan ribuan lele dengan sistem bioflok. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI telah memberikan bantuan sekitar 8.000 benih lele, untuk dikembangkan dengan sistem tersebut. Demikian disampaikan Kepala Desa Jemaras, Moju Betti Suheru.

Dikatakannya, bioflok merupakan suatu sistem pemeliharaan ikan, dengan cara menumbuhkan mikroorganisme. Limbah budi daya diolah menjadi gumpalan-gumpalan kecil, yang kemudian menjadi makanan alami bagi ikan.

Kades berharap, dengan adanya sistem bioflok ini bisa menginspirasi dan menjadi motivasi untuk masyarakat yang membudidayakan ikan lele. Karena tiga hingga empat bulan hasil budidaya lele sudah bisa dipanen.

“Budidaya pembesaran dari benih sampai panen kurang lebih tiga sampai empat bulan,” kata Heru, Rabu (14/7).

Baca Juga :  Minta Antar Beli Tuak, Pelaku Begal Sabet Korban Dengan Parang di Teng

Heru menambahkan, pembudidayakan ribuan lele dengan sistem bioflok selalu dipantau oleh pihak kementrian dan Dinas Perikanan Kotim. “Tadi dilakukan pengecekan budidaya ikan bioflok lele pada kelompok tani ikan di desa kami,” terangnya.

Adapun, kata Heru pengecekan itu meliputi kadar air kolam, suhu air, tingkat asam atau basa pada air serta mengecek apakah ikan mengandung bakteri apa tidak.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan Kotim, Heriyanto mengatakan, pembudidayakan ribuan lele dengan sistem bioflok merupakan program dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), khusus untuk benih lele. Dengan masa pemeliharaan 2 periode. Setelah itu, baru berubah ke komoditi lainnya.

Sementara kolam bioflok bisa saja digunakan untuk benih atau jenis ikan lainnya. Namun sementara ini, kementrian memfokuskan untuk ikan lele, sehingga pihaknya melakukan pendampingan terhadap Pokdakan. Hal itu juga sebagai upaya agar tambak ikan warga benar-benar terjaga. Karena sistem bioflok juga terbilang baru, sehingga harus diberikan pemahaman dan pembelajaran dengan baik.

Baca Juga :  Pilkades Serentak 2021 di Sukamara Dianggarkan Rp743 Juta

SAMPIT, PROKALTENG.CO- Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membudidayakan ribuan lele dengan sistem bioflok. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI telah memberikan bantuan sekitar 8.000 benih lele, untuk dikembangkan dengan sistem tersebut. Demikian disampaikan Kepala Desa Jemaras, Moju Betti Suheru.

Dikatakannya, bioflok merupakan suatu sistem pemeliharaan ikan, dengan cara menumbuhkan mikroorganisme. Limbah budi daya diolah menjadi gumpalan-gumpalan kecil, yang kemudian menjadi makanan alami bagi ikan.

Kades berharap, dengan adanya sistem bioflok ini bisa menginspirasi dan menjadi motivasi untuk masyarakat yang membudidayakan ikan lele. Karena tiga hingga empat bulan hasil budidaya lele sudah bisa dipanen.

“Budidaya pembesaran dari benih sampai panen kurang lebih tiga sampai empat bulan,” kata Heru, Rabu (14/7).

Baca Juga :  Minta Antar Beli Tuak, Pelaku Begal Sabet Korban Dengan Parang di Teng

Heru menambahkan, pembudidayakan ribuan lele dengan sistem bioflok selalu dipantau oleh pihak kementrian dan Dinas Perikanan Kotim. “Tadi dilakukan pengecekan budidaya ikan bioflok lele pada kelompok tani ikan di desa kami,” terangnya.

Adapun, kata Heru pengecekan itu meliputi kadar air kolam, suhu air, tingkat asam atau basa pada air serta mengecek apakah ikan mengandung bakteri apa tidak.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan Kotim, Heriyanto mengatakan, pembudidayakan ribuan lele dengan sistem bioflok merupakan program dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), khusus untuk benih lele. Dengan masa pemeliharaan 2 periode. Setelah itu, baru berubah ke komoditi lainnya.

Sementara kolam bioflok bisa saja digunakan untuk benih atau jenis ikan lainnya. Namun sementara ini, kementrian memfokuskan untuk ikan lele, sehingga pihaknya melakukan pendampingan terhadap Pokdakan. Hal itu juga sebagai upaya agar tambak ikan warga benar-benar terjaga. Karena sistem bioflok juga terbilang baru, sehingga harus diberikan pemahaman dan pembelajaran dengan baik.

Baca Juga :  Pilkades Serentak 2021 di Sukamara Dianggarkan Rp743 Juta

Terpopuler

Artikel Terbaru