27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ngeri! Buaya di Kotim Sering Muncul

PROKALTENG.CO-Sejumlah perairan di Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim) menyimpan teror mematikan. Pasalnya, buaya semakin
sering muncul dan memperlihatkan diri. Selain itu, predator tersebut juga kerap
naik sampai ke darat. Tentu kondisi itu menjadi ancaman besar bagi warga yang
hidup bergantung pada sungai.

Kemunculan buaya tersebut, dikabarkan kerap terjadi
di Sungai Sepihan, Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Ya, satwa
liar itu kini tengah meresahkan warga. Meski tak ada korban jiwa, warga
khawatir karena anak-anak terbiasa mandi di sungai tanpa pengawasan.

Dilansir dari laman Prokal.co, Rabu (10/2) seorang warga
setempat, Bachtiar, mengimbau warga, terutama orang tua di wilayah tersebut
agar lebih waspada. ”Harus lebih waspada lagi menjaga anaknya. Saat air pasang,
saya melihat masih banyak anak-anak mandi di sungai tanpa pengawasan,”
katanya.

Baca Juga :  Wajib Tertib Administrasi

Sementara di sisi lain, Komandan Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, kemunculan
buaya di Desa Basirih Hilir juga pernah dilaporkan pada November 2020 lalu.
Dari hasil observasi, dia menemukan banyak sampah rumah tangga dibuang ke
sungai.

”Bagi warga yang tinggal dan beraktivitas di tepi
sungai, tetap hati-hati dan selalu waspada, terutama malam hari. Jangan buang
sampah rumah tangga dan bangkai ke sungai. Jangan pelihara ternak di atas atau
dekat tepian sungai,” kata Muriansyah, Selasa (9/2) lalu.

Muriansyah menuturkan, data pihaknya, ada tujuh
kecamatan yang termasuk daerah perairan yang rawan dengan serangan buaya. Dia
menyarankan warga daerah tersebut agar tidak membiarkan anak-anak berada di
tepian sungai tanpa pengawasan. ”Jangan biarkan anak-anak mandi di sungai,
karena sangat berbahaya,” tegasnya.

Baca Juga :  Upayakan Semua Masyarakat Bisa Divaksin

Terkait serangan buaya yang menimpa warga, menurut
data BKSDA, khususnya di Desa Jaya Karet dan Jaya Kelapa, tak ada lagi serangan
terhadap manusia dalam beberapa tahun ini. Hal itu disebabkan warga setempat
mulai mengurangi ketergantungan di sungai.

”Pola hidup masyarakat di sana sudah mulai berubah.
Sebagian besar warganya beraktivitas MCK di darat, tidak lagi di jamban pinggir
sungai,” katanya.

PROKALTENG.CO-Sejumlah perairan di Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim) menyimpan teror mematikan. Pasalnya, buaya semakin
sering muncul dan memperlihatkan diri. Selain itu, predator tersebut juga kerap
naik sampai ke darat. Tentu kondisi itu menjadi ancaman besar bagi warga yang
hidup bergantung pada sungai.

Kemunculan buaya tersebut, dikabarkan kerap terjadi
di Sungai Sepihan, Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Ya, satwa
liar itu kini tengah meresahkan warga. Meski tak ada korban jiwa, warga
khawatir karena anak-anak terbiasa mandi di sungai tanpa pengawasan.

Dilansir dari laman Prokal.co, Rabu (10/2) seorang warga
setempat, Bachtiar, mengimbau warga, terutama orang tua di wilayah tersebut
agar lebih waspada. ”Harus lebih waspada lagi menjaga anaknya. Saat air pasang,
saya melihat masih banyak anak-anak mandi di sungai tanpa pengawasan,”
katanya.

Baca Juga :  Wajib Tertib Administrasi

Sementara di sisi lain, Komandan Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, kemunculan
buaya di Desa Basirih Hilir juga pernah dilaporkan pada November 2020 lalu.
Dari hasil observasi, dia menemukan banyak sampah rumah tangga dibuang ke
sungai.

”Bagi warga yang tinggal dan beraktivitas di tepi
sungai, tetap hati-hati dan selalu waspada, terutama malam hari. Jangan buang
sampah rumah tangga dan bangkai ke sungai. Jangan pelihara ternak di atas atau
dekat tepian sungai,” kata Muriansyah, Selasa (9/2) lalu.

Muriansyah menuturkan, data pihaknya, ada tujuh
kecamatan yang termasuk daerah perairan yang rawan dengan serangan buaya. Dia
menyarankan warga daerah tersebut agar tidak membiarkan anak-anak berada di
tepian sungai tanpa pengawasan. ”Jangan biarkan anak-anak mandi di sungai,
karena sangat berbahaya,” tegasnya.

Baca Juga :  Upayakan Semua Masyarakat Bisa Divaksin

Terkait serangan buaya yang menimpa warga, menurut
data BKSDA, khususnya di Desa Jaya Karet dan Jaya Kelapa, tak ada lagi serangan
terhadap manusia dalam beberapa tahun ini. Hal itu disebabkan warga setempat
mulai mengurangi ketergantungan di sungai.

”Pola hidup masyarakat di sana sudah mulai berubah.
Sebagian besar warganya beraktivitas MCK di darat, tidak lagi di jamban pinggir
sungai,” katanya.

Terpopuler

Artikel Terbaru