26.2 C
Jakarta
Friday, April 25, 2025

Karena Faktor Ini, Kotim Masuk Kabupaten dengan Inflasi Tertinggi

SAMPIT, PROKALTENG.COรขโ‚ฌโ€œ
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Kotawaringin Timur
(Kotim) masuk dalam katagori kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada
bulan Meret lalu. รขโ‚ฌล“Kota Sampit menempati urutan ke 55 kota inflasi tertinggi di
Indonesia dengan inflasi sebesar 0,04 persen,รขโ‚ฌย kata Penanggung Jawab Pj Seksi
IPDS, BPS Kotim, Nia Gracelita, belum lama ini.

Ia menyebut penyebab tingginya inflasi di Kotim
karena peningkatan indeks pada 5 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan,
minuman dan tembakau 0,85 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau
restoran 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
lainnya 0,11 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga 0,05 persen, dan kelompok kesehatan 0,02 persen.

Baca Juga :  Kades Memiliki Tanggung Jawab Besar

รขโ‚ฌล“Untuk yang mengalami penurunan indeks harga
adalah kelompok transportasi sebesar 2,40 persen, kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan 0,42 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya 0,30 persen,รขโ‚ฌย sebutnya.

Sedangkan komoditas yang memiliki andil
tertinggi terhadap peningkatan indeks harga yang signifikan di Kota Sampit
selama Maret 2021 secara berturut turut adalah cabai rawit, ikan selar/ikan
tude, rokok kretek filter, bawang putih dan nasi dengan lauk.

Ditambahkan Gracelita pada bulan Maret 2021 di
Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Dari 90 kota IHK, 58 kota
mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
Jayapura 1,07 persen dan terendah terjadi di Tangerang dan Banjarmasin 0,01
persen

Baca Juga :  Ini Beberapa Capaian Kinerja Kejati Kalteng selama 7 Bulan

Menurut Nia, faktor utama yang menyebabkan
inflasi di bahan makanan ialah distribusi dan musim. Ketika terjadi banjir
ataupun kekeringan, suplai berkurang dan permintaan masih tumbuh, sehingga
harga naik.

Di sisi lain,
komoditas beras dan cabai bergantung masa panen. Ketika panen raya lewat,
suplai kembali menipis dan mendongkrak harga jual. Oleh karena itu, untuk
mengendalikan dan menjaga inflasi di Kotim secara keseluruhan, faktor penting
yang harus diperhatikan ialah mengontrol sisi pasokan bahan makanan.

SAMPIT, PROKALTENG.COรขโ‚ฌโ€œ
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Kotawaringin Timur
(Kotim) masuk dalam katagori kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada
bulan Meret lalu. รขโ‚ฌล“Kota Sampit menempati urutan ke 55 kota inflasi tertinggi di
Indonesia dengan inflasi sebesar 0,04 persen,รขโ‚ฌย kata Penanggung Jawab Pj Seksi
IPDS, BPS Kotim, Nia Gracelita, belum lama ini.

Ia menyebut penyebab tingginya inflasi di Kotim
karena peningkatan indeks pada 5 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan,
minuman dan tembakau 0,85 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau
restoran 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
lainnya 0,11 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga 0,05 persen, dan kelompok kesehatan 0,02 persen.

Baca Juga :  Kades Memiliki Tanggung Jawab Besar

รขโ‚ฌล“Untuk yang mengalami penurunan indeks harga
adalah kelompok transportasi sebesar 2,40 persen, kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan 0,42 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya 0,30 persen,รขโ‚ฌย sebutnya.

Sedangkan komoditas yang memiliki andil
tertinggi terhadap peningkatan indeks harga yang signifikan di Kota Sampit
selama Maret 2021 secara berturut turut adalah cabai rawit, ikan selar/ikan
tude, rokok kretek filter, bawang putih dan nasi dengan lauk.

Ditambahkan Gracelita pada bulan Maret 2021 di
Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Dari 90 kota IHK, 58 kota
mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
Jayapura 1,07 persen dan terendah terjadi di Tangerang dan Banjarmasin 0,01
persen

Baca Juga :  Ini Beberapa Capaian Kinerja Kejati Kalteng selama 7 Bulan

Menurut Nia, faktor utama yang menyebabkan
inflasi di bahan makanan ialah distribusi dan musim. Ketika terjadi banjir
ataupun kekeringan, suplai berkurang dan permintaan masih tumbuh, sehingga
harga naik.

Di sisi lain,
komoditas beras dan cabai bergantung masa panen. Ketika panen raya lewat,
suplai kembali menipis dan mendongkrak harga jual. Oleh karena itu, untuk
mengendalikan dan menjaga inflasi di Kotim secara keseluruhan, faktor penting
yang harus diperhatikan ialah mengontrol sisi pasokan bahan makanan.

Terpopuler

Artikel Terbaru