NANGA BULIK, PROKALTENG.CO-Salah satu proyek pembangunan pasar di kawasan Pasar Induk Nanga Bulik
diketahui mangkrak. Hal ini terlihat dari belum rampungnya pembangunan pasar
yang diperuntukkan bagi pedagang pasar sayur dan ikan (saik) tersebut. Padahal waktu
pengerjaan telah berakhir pada tahun 2020 kemarin.
Dari Kalteng Pos di lapangan, kawasan pasar induk yang
terdiri dari 3 bangunan tersebut, terdiri dari bangunan utama yang diperuntukan
untuk para penjual sandang, sembako, dan cafetaria. Di bangunan pertama terdiri
dari dua lantai. Namun, lantai dua tampak belum selesai pengerjaannya serta
dijadwalkan pembangunan tahap selanjutnya (multiyears) dengan dana bersumber
dari APBD.
Sementara pada bangunan kedua, pasar rakyat yang
seyogyanya bakal digunakan untuk berjualan sayur mayur dan ikan. Gedung ini
tampak lebih sempurna dibanding dua bangunan lainnya. Hanya saja, pada
halamannya masih banyak berserakan bekas pembangunan serta masih terdapat
ilalang yang tumbuh subur. Bangunan kedua merupakan program pasar rakyat
bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan RI.
Selanjutnya pada bangunan ketiga tampak yang paling
parah. Diduga, bangunan yang juga dijadikan tempat untuk jual sayur dan ikan
tersebut tak selesai dikerjakan. Tampak, pasir hingga batu koral masih menumpuk
di halaman gedung itu. Pengerjaan bangunan bagian depannya, masih amburadul.
Jangankan finishing bangunan, pintu-pintu tiap los (ruang jualan) pun tak ada.
Bahkan, bangunan itu tak bisa dioperasionalkan.
Berdasarkan keterangan pekerja di lapangan, pihaknya
tidak menampik, jika salah satu bangunan pasar tidak selesai dari target yang
telah ditentukan. รขโฌลIni kan ada tiga bangunan utama. Yang pasar rakyat itu
(bangunan kedua) memang sudah selesai bulan dua (Februari) dari tahun 2018
hanya saja belum disfungsikan. Kalau yang paling depan (bangunan pertama) ini
memang tinggal lantai duanya. Tapi memang ini bertahap (multiyears),รขโฌย kata
salah seorang pekerja bangunan, di Pasar Induk Nanga Bulik, Rabu (6/1).
Dia
melanjutkan, untuk bangunan ketiga yang posisinya berada paling belakang memang
tak selesai. Menurutnya, kontraktor pekerjaan untuk setiap bangunan gedung
tersebut berbeda-beda. Bagunan ketiga tersebut dikerjakan oleh kontraktor asal
Kalimantan Barat (Kalbar). รขโฌลIya itu memang belum selesai, silakan di cek saja
ke belakang,รขโฌย kata pria yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Disperindagkop dan UMKM
Lamandau, Penyang Lenen, mengatakan, sejauh ini pihaknya terus menjalin
komunikasi bersama kontraktor yang bertanggung jawab atas pembangunan pasar
tersebut. Memang diketahui ada keterlambatan pengerjaan, dari jadwal yang
sebelumnya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020.
รขโฌลUntuk bangun pasar yang dibelakang (bangunan ketiga)
progresnya itu baru mencapai 70,1 persen,รขโฌย kata Penyang, saat dikonfirmasi awak
media di ruang kerjanya, Rabu (6/1).
Adapun untuk nilai kontrak pada bangun gedung pasar
tersebut sebesar Rp 1,9 miliar yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).
Dengan nilai tersebut berdasarkan perjanjian kontrak seharusnya pembangunan
sudah sampai selesai, namun presentase pengerjaannya baru mancapai 70 persen.
รขโฌลYang
jelas kami sudah berupaya berkoordinasi dengan pihak penyedia, pihaknya telah
menyampaikan bahwa hanya sampai disitu kemampuan mereka untuk mengerjakan,รขโฌย
pungkasnya.