MUARA TEWEH – Beasiswa menjadi
buah bibir di kalangan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Barito Utara
(Batara). Sebab mereka juga minta beasiswa seperti layaknya mahasiswa di kabupaten
lain yang mendapat beasiswa dari pemerintah daerah (pemda) masing-masing.
Anggota DPRD Barito Utara dari
PPP Wardatuin Nurjamilah langsung merespon hal tersebut. Menurut dia,
permintaan mahasiswa Batara ini mungkin efek beruntun dari beberapa kabupaten
yang sudah memberikan beasiswa kepada mahasiswanya.
“Terus terang saya sendiri
kaget waktu menerima informasi bahwa dari Murung Raya sekitar 1.000 sekian
mahasiswa diberikan beasiswa oleh pemerintah daerahnya,†kata Wardatuin belum
lama ini.
Wakil rakyat ini mendukung dan
sepakat dengan permintaan mahasiswa Batara untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah
daerah. Bahkan Wardatuin sempat mengeritik terkait beasiswa melalui Dinas
Pendidikan yang peruntukannya hanya kedokteran saja. Kenapa beasiswa hanya
diperuntukkan untuk fakultas kedokteran. Sedangkan kebutuhan di Batara ini,
bukan hanya dokter.
“Kenapa mahasiswa kedokteran
itu bisa dianggarkan di Dinas Pendidikan. Kalau kita memang mau menyekolahkan
mereka untuk jenjang yang lebih baik. Karena yang diperlukan untuk Barito Utara
itu bukan cuma kedokteran saja, tapi banyak ahli yang lain yang kita perlukan,â€
katanya saat rapat hearing bersama pihak eksekutif.
Datun–sapaan akrabnya, juga
sering menemukan fakta di lapangan setelah kelulusan di tingkat SLTA, banyak
yang bingung untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Karena terkendala faktor
ekonomi. Hal ini yang dikatakan oleh anggota Komisi I DPRD Batara tersebut,
yang harus dipikirkan bersama.
“Kalau melihat regulasi, kenapa
kabupaten lain bisa, kenapa kita tidak bisa. Regulasi itu saya rasa sudah ada,
cuman kita belum bisa menganggarkannya. Mungkin belum kepikiran dan
mudah-mudahan ini menjadi prioritas untuk segera dianggarkan di perubahan tahun
2020. Permohonan saya, ini jangan cuman sekali, tapi secara terus-menerus
setiap tahunnya,†ungkap Datun yang juga aktif di organisasi kepemudaan itu.
Dikatakannya, untuk
penganggaran beasiswa disesuaikan dengan kemampuan daerah. Jika kabupaten lain Rp
10 juta setiap tahun memberikan beasiswa kepada masing-masing mahasiswanya.
Tapi kalau tidak bisa dengan angka yang sama, ya seberapa besar kemampuan
daerah. Yang terpenting ada perhatian untuk meringankan beban para mahasiswa.
“Yang penting ada perhatian
untuk meringankan beban mereka (mahasiwa). Seperti apa masalah teknisnya, kita
serahkan kepada pemerintah. Tapi harapan saya tepat sasaran,†tegasnya. (adl/ens)