27.1 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Tolak Rusunawa Jadi Tempat Isolasi, Ini Alasan Warga

TAMIANG
LAYANG
-Warga
Jaar, Kecamatan Dusun Timur di Kabupaten Bartim menolak keras rumah susun
sederhana sewa (Rusunawa) sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Selain karena
ketakutan, lahan dalam pembangunan dinilai bermasalah.

Tokoh Masyarakat,
Hengky A Garu (57) mengatakan, penolakan warga itu juga disampaikan sebagai
bentuk protes. Lantaran, menurut dia, sesuai janji pemerintah daerah bahwa di
wilayah itu akan di bangun kawasan perkantoran.

“Setelah dihibahkan
ternyata tidak terealisasikan malah banyak lahan ditelantarkan,” sebut Hengky,
kepada sejumlah wartawan, Kamis (2/7).

Menurut dia, masyarakat
menolak keras dan menyampaikan aspirasi tersebut kepadanya selaku tetua. Sehingga,
ujar dia, alasannya sangat mendasar dan diperlukan kejelasan kemudian.

Hengky menjelaskan,
status tanah atau lahan masih milik warga dan beberapa waktu silam hibah tanah
dibatalkan sebelum dibangun rusunawa melihat perkembangan. “Selaku ahli
waris menolak tanpa ada kejelasan. Dan bukan maksud untuk menghalangi
pemerintah menangani bencana tetapi kami merasa tidak dianggap,” tukasnya.

Baca Juga :  Sejumlah Fasilitas Kesehatan Ikut Terendam, Dinkes Dirikan Posko

Sementara itu, Bupati
Ampera AY Mebas mengatakan, penolakan warga Desa Jaar terhadap rusunawa
dijadikan lokasi isolasi pasien Covid – 19 itu telah dirapatkan. Menurut dia,
rusunawa adalah alternatif pertama karena presentatif.

“Rusunawa itu
ideal dan efektif untuk isolasi, jadi mohon pengertiaannya lah karena ini
adalah bencana,” ucap bupati.

TAMIANG
LAYANG
-Warga
Jaar, Kecamatan Dusun Timur di Kabupaten Bartim menolak keras rumah susun
sederhana sewa (Rusunawa) sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Selain karena
ketakutan, lahan dalam pembangunan dinilai bermasalah.

Tokoh Masyarakat,
Hengky A Garu (57) mengatakan, penolakan warga itu juga disampaikan sebagai
bentuk protes. Lantaran, menurut dia, sesuai janji pemerintah daerah bahwa di
wilayah itu akan di bangun kawasan perkantoran.

“Setelah dihibahkan
ternyata tidak terealisasikan malah banyak lahan ditelantarkan,” sebut Hengky,
kepada sejumlah wartawan, Kamis (2/7).

Menurut dia, masyarakat
menolak keras dan menyampaikan aspirasi tersebut kepadanya selaku tetua. Sehingga,
ujar dia, alasannya sangat mendasar dan diperlukan kejelasan kemudian.

Hengky menjelaskan,
status tanah atau lahan masih milik warga dan beberapa waktu silam hibah tanah
dibatalkan sebelum dibangun rusunawa melihat perkembangan. “Selaku ahli
waris menolak tanpa ada kejelasan. Dan bukan maksud untuk menghalangi
pemerintah menangani bencana tetapi kami merasa tidak dianggap,” tukasnya.

Baca Juga :  Sejumlah Fasilitas Kesehatan Ikut Terendam, Dinkes Dirikan Posko

Sementara itu, Bupati
Ampera AY Mebas mengatakan, penolakan warga Desa Jaar terhadap rusunawa
dijadikan lokasi isolasi pasien Covid – 19 itu telah dirapatkan. Menurut dia,
rusunawa adalah alternatif pertama karena presentatif.

“Rusunawa itu
ideal dan efektif untuk isolasi, jadi mohon pengertiaannya lah karena ini
adalah bencana,” ucap bupati.

Terpopuler

Artikel Terbaru