Site icon Prokalteng

BMKG Prediksi Musim Hujan Lebih Cepat Tahun 2024, Ini Penyebabnya

BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim hujan lebih cepat dari biasanya. (Foto Anggi/KPG)

PROKALTENG.CO-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim hujan di Indonesia pada tahun 2024 akan datang lebih cepat dari biasanya. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam konferensi pers pada Kamis (19/9).

Menurut Ardhasena, kondisi ini terjadi karena fenomena iklim La Nina yang diperkirakan akan segera terjadi meskipun dalam intensitas yang lemah.

“La Nina saat ini belum terjadi, tetapi diprediksi akan segera terjadi walaupun dengan intensitas lemah,” jelasnya.

Selain itu, faktor lain yang turut memengaruhi adalah kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia yang saat ini cukup hangat.

“Suhu muka laut yang hangat menyebabkan mayoritas daerah di Indonesia memasuki awal musim hujan lebih cepat,” tambah Ardhasena.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, juga menegaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim hujan lebih cepat dari biasanya.

Menurutnya, sekitar 38 persen zona musim di Indonesia akan merasakan awal musim hujan yang lebih maju.

“Jika dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991-2020, 267 zona musim atau sekitar 38 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan lebih cepat,” ungkap Dwikorita.

Wilayah yang diprediksi mengalami hujan lebih cepat mencakup Pulau Sumatra, pesisir utara Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, serta Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Beberapa bagian dari Papua juga akan mengalami hal serupa.

Di sisi lain, sebanyak 190 zona musim atau sekitar 27 persen wilayah diperkirakan akan mengalami awal musim hujan sesuai periode normalnya. Wilayah-wilayah ini termasuk sebagian Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.

Namun, tidak semua wilayah akan merasakan perubahan yang sama. Sekitar 14 persen atau 96 zona musim justru akan mengalami musim hujan yang lebih lambat dari biasanya.

Wilayah-wilayah ini termasuk beberapa bagian Pulau Jawa, Sulawesi, dan Indonesia bagian timur, seperti Maluku dan Papua.

BMKG juga memperkirakan puncak musim hujan 2024-2025 akan terjadi antara November 2024 hingga Februari 2025.

“Sebanyak 303 zona musim atau 43,45 persen wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim hujan pada November hingga Desember 2024,” kata Dwikorita.

Wilayah yang akan merasakan puncak hujan di periode tersebut antara lain Sumatra, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan.

Sementara itu, sebanyak 35,77 persen wilayah lainnya diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2025.

Wilayah yang diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada awal tahun 2025 meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Menurut Dwikorita, faktor lain yang memengaruhi percepatan musim hujan adalah interaksi atmosfer dan laut yang dinamis.

“Kombinasi antara suhu muka laut yang lebih hangat dan fenomena La Nina menjadi penyebab utama,” ujarnya.

Meskipun La Nina kali ini diprediksi hanya berintensitas lemah, dampaknya cukup signifikan terhadap pola cuaca di Indonesia, terutama dalam meningkatkan intensitas curah hujan di berbagai wilayah.

Selain itu, Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah yang diprediksi mengalami hujan lebih awal dan lebih intens.

“Kami mendorong masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana alam yang sering terjadi di musim hujan,” tambahnya.

Di akhir pernyataannya, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi atau situs resmi BMKG agar dapat mengantisipasi perubahan cuaca yang tidak menentu. (jpg)

 

Exit mobile version