Site icon Prokalteng

8.278 Orang Sumbang Status Pengangguran di Kalsel

Ilustrasi pencari kerja. (Foto: Radarsurabaya.jawapos.com)

PROKALTENG.CO-Jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) masih berada di angka puluhan ribu jiwa. Berdasarkan data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel November 2023, per Agustus ada 93.576 orang masih mencari lapangan kerja.

Padahal, pada Februari 2023, jumlah pengangguran di Bumi Lambung Mangkurat ini hanya sebanyak 85.298 orang. Artinya, dalam kurun waktu enam bulan bertambah 8.278 orang.

Meski demikian, Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono menjelaskan, secara umum angka pengangguran di Banua sebenarnya mengalami penurunan, terutama selama tiga tahun terakhir.

Ia menyebut, jika data tersebut dilihat dari tahun ke tahun, tingkat pengangguran terbuka di Kalsel mengalami penurunan 0,43 persen dibandingkan Agustus 2022 yang berada di angka 104.025 orang dan Agustus 2021 sebanyak 109.968 orang.

Namun, apabila dilihat dari sisi angkatan kerja, pada Agustus 2023 jumlah angkatan kerja sebanyak 2,17 juta orang. Angka ini mengalami penurunan 22,99 ribu orang dibanding Agustus 2022 yang jumlahnya 2,19 juta orang.

Kembali ke angka pengangguran, Martin menyampaikan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) laki-laki pada Agustus 2023 sekitar 4,91 persen. Lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 3,34 persen.

“TPT laki-laki mengalami peningkatan 0,03 persen, sedangkan TPT perempuan turun 1,18 persen jika dibandingkan Agustus 2022,” imbuhnya.

Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan pada Agustus 2023 sebanyak 5,42 persen, cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan yakni hanya 3,24 persen.

“Dibandingkan kondisi Agustus 2022, TPT berdasarkan tempat tinggal ini turun 0,82 persen poin untuk perkotaan dan perdesaan turun 0,16 persen poin,” ucap Martin

Kemudian, apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 6,80 persen.

TPT terendah terdapat pada jenjang pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 2,45 persen.

“Selama setahun terakhir, jenjang pendidikan mengalami penurunan TPT, kecuali jenjang pendidikan perguruan tinggi (Diploma dan Universitas) yang naik sebesar 0,15 persen poin,” jelas Martin.

Di sisi lain, pada Agustus 2023 BPS Kalsel juga mencatat lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah sektor perdagangan dengan jumlah 31,51 ribu orang atau 1,67 persen.

Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah pertanian dengan 65,25 ribu orang atau 2,94 persen dibandingan tahun 2022.

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2023, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah pertanian (29,47 persen).

Kemudian perdagangan, rumah makan dan akomodasi (27,54 persen) dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan (17,28 persen). “Pola distribusi lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Agustus 2022,” tekan Martin.

Lalu, pada Agustus 2023, juga terdata sebanyak 1,15 juta orang atau 55,25 persen warga Kalsel yang masuk usia kerja, bekerja pada kegiatan informal. Sedangkan yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 0,93 juta orang atau 44,75 persen.

“Dibandingkan Agustus 2022, persentase penduduk bekerja pada kegiatan formal ini mengalami penurunan sebesar 2,05 persen dengan nilai 57,30 persen,” jelas Martin.

Apabila dilihat berdasarkan kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, Martin menyebut kondisi Agustus 2023 TPT tertinggi terjadi di Kota Banjarmasin (6,70 persen), dan Kabupaten Tanah Bumbu (6,56 persen).

Untuk kabupaten/kota dengan nilai TPT terendah Agustus adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebesar 2,70 persen.

Sementara itu, peningkatan jumlah pengangguran di Kalsel yang terjadi pada periode Februari-Agustus 2023 dinilai wajar oleh Pemerintah Provinsi Kalsel.

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pelatihan Penempatan Produktivitas Tenaga Kerja (P4TK) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalsel, Indah Fajarwati mengatakan, fenomena itu disebabkan oleh adanya penambahan jumlah angkatan kerja.

“Fenomena ini merupakan hal yang wajar, karena di bulan-bulan tersebut ada penduduk bukan angkatan kerja yakni pelajar dan mahasiswa yang telah lulus studi dengan jumlah ribuan orang,” ungkap Indah.

“Hal itu tentu akan menambah jumlah angkatan kerja dan jumlah pengangguran,” tambahnya.

Meski demikian, Indah mengaku bahwa Disnakertrans sudah menyiapkan langkah strategis untuk menangani persoalan tersebut.

Selain melakukan pembinaan dalam rangka penempatan tenaga kerja formal, program dan kegiatan yang dilaksanakan Disnakertrans Kalsel selama tahun 2023 juga berupa pembinaan untuk penempatan tenaga kerja pada sektor informal.

Seperti pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh BLK (Balai Latihan Kerja), kemudian juga ada Program Pemagangan Dalam Negeri, Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dan Kegiatan Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Selain itu, Disnakertrans juga sudah bekerjasama dengan stakeholder terkait, seperti BP3MI dalam hal pelatihan dan penempatan tenaga kerja dengan tujuan ke luar negeri.

“Bahkan sekarang juga ada program perekrutan tenaga kerja dari Sekolah Menengah Kejuruan melalui Bursa Kerja Khusus (BKK),” tukasnya.

Semua kegiatan tersebut, kata Indah tentu akan terus dilakukan secara kontinyu.

Disamping itu juga ada kegiatan seperti mengadakan Job Fair, baik yang dilaksanakan oleh pihaknya maupun dinas yang membidangi ketenagakerjaan di masing-masing kabupaten/kota.

“Kemudian juga ada Job Fair yang dilaksanakan oleh Bursa Kerja Khusus (BKK) yang ada di SMK di wilayah Kalimantan Selatan,” tambah Indah.

Menurutnya, hal ini tentunya bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung untuk para pencari kerja di Banua. “Supaya mereka segera mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya,” pungkasnya.

Pencari Kerja di Kalsel

2021
Februari: 95.001 Orang
Agustus: 109.968 Orang

2022
Februari: 89.470 Orang
Agustus: 104.025 Orang

2023
Februari: 85.298 Orang
Agustus: 93.576 Orang

Pengangguran Menurut Pendidikan

SD ke Bawah 2,45 persen
SMP Sederajat 4,24 persen
SMA Sederajat 6,80 persen
Diploma/Universitas 4,04 Persen

(sya/jpg/hnd)

Exit mobile version