29.6 C
Jakarta
Friday, December 6, 2024

273 Ribu Hektare Lahan Kaltim Kritis

PERSEMAIAN modern di ibu kota negara (IKN) baru ditargetkan memproduksi 15 juta batang pohon setiap tahunnya. Selain memenuhi kebutuhan rehabilitasi hutan dan lahan IKN baru, persemaian modern yang berlokasi di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), juga akan mendistribusikan tanaman ke seluruh wilayah Kaltim.

Termasuk ke Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Pelaksana Tugas Direktur Perbenihan Tanaman Hutan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih menuturkan, perintah pembangunan persemaian modern disampaikan pada akhir 2019. Karena tidak disertai pendanaan dan perencanaan, baru pada 2020 kegiatan bisa dilaksanakan.

Persemaian modern ini direncanakan berdiri di atas lahan seluas 120 hektare. “Biasanya untuk kondisi normal kegiatan rehabilitasi hutan, 1 hektarenya bisa 1 juta batang. Berarti sekitar 15 ribu hektare yang akan kami sediakan untuk jenis-jenis produksi per tahunnya,” terang dia dalam diskusi daring, “Telaah Lanskap Ruang Terbuka Hijau dan Biru Nagara Rimba Nusa”, akhir pekan lalu. Dia melanjutkan, akibat pandemi Covid-19, detail engineering design (DED) persemaian modern IKN baru tuntas pertengahan 2020.

Pembangunan tahap awal dimulai dengan membangun pagar. Sementara itu, untuk isi dari persemaian modern tersebut, akan dibangun bertahap. “Saat itu, waktunya juga sangat terbatasnya. Sehingga pagarnya dulu yang kami bangun. Tetapi isinya belum,” lanjut dia. Persemaian modern ini merupakan tempat memproses benih atau bagian tanaman menjadi bibit siap tanam. Dilengkapi dengan sarana-prasarana serta penggunaan teknologi pada proses produksinya. Di antaranya, automatisasi alat dan metode perbanyakan dengan kultur jaringan.

Baca Juga :  Markas Tuak Digerebek, Ternyata Bahan Baku dari Luar Pulau

Juga dilengkapi instalasi pemanen air hujan dan instalasi pengolahan limbah serta pemanfaatan tenaga surya. Serta terintegrasi dengan sarana pendukung yang berfungsi juga sebagai eko-eduwisata. Di atas seluas 120 hektare itu, akan ada tiga bagian. Yakni, sarana utama persemaian, sarana pendukung, dan sarana penunjang wisata. “Selain ada sarana utama untuk persemaian, juga nantinya kami bangun seperti taman kota. Kemudian arboretum (ruang terbuka hijau untuk menanam dan memelihara vegetasi untuk tujuan penelitian dan pendidikan). DED-nya sudah disusun tahun 2020. Namun belum dibangun di tahun ini,” ujarnya. 

Jenis tanaman yang akan diproduksi meliputi tanaman hutan penghasil kayu. Seperti meranti, balangeran, dan agatis. Selain itu, ada tanaman hasil hutan bukan kayu. Yaitu tengkawang, gaharu, durian, kerantungan, lai, cempedak, dan manggis. Kemudian ada tanaman scene beauty, seperti tabebuya, flamboyan, spatodea, sapu tangan, ketapang kencana, dan biola cantik. “Jenis-jenis yang memang sudah kami pelajari dan bisa tumbuh daerah Kalimantan. Dan tentu saja ini tidak terbatas pada jenis-jenis tersebut. Berdasarkan dari masukkan informasi, kami juga akan mengecek terkait dengan kondisi dan tanah yang ada di sana,” ucap Dyah.

Baca Juga :  Korsleting Listrik, Gudang di Tabunganen Ludes

Berdasarkan kondisi sebaran Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) wilayah kerja BPDASHL Mahakam-Berau di Kaltim dan Kaltara, 273.298 hektare lahan di Kaltim yang perlu mendapat perhatian. Dengan kebutuhan bibit sebanyak 268.897.228 batang. Sementara di Kaltara, luasnya 193.061 hektare. Dengan kebutuhan bibit sebanyak 181.685.810 batang. Sehingga total luas hutan dan lahan kritis di Kaltim dan Kaltara adalah 466.359,4 hektare. Sementara kebutuhan bibit sebanyak 450.583.038 batang.

“Dengan target produksi persemaian modern IKN sebanyak 15 juta per tahun, mungkin bisa digambarkan sampai berapa tahun kita akan bisa menyelesaikan lahan kritis di Kaltim,” jelas dia. Salah satu tempat konservasi tumbuhan kayu di sekitar IKN adalah Kebun Raya Balikpapan. Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan Arrizal Rahman menerangkan, ada beberapa koleksi tumbuhan kayu, terutama dari hutan tropis Kalimantan yang dikelola. Seperti ulin berusia kurang lebih 150 tahun. “Kami sudah memiliki kurang lebih 4.478 tanaman koleksi yang tertanam di Kebun Raya Balikpapan,” ucapnya. 

PERSEMAIAN modern di ibu kota negara (IKN) baru ditargetkan memproduksi 15 juta batang pohon setiap tahunnya. Selain memenuhi kebutuhan rehabilitasi hutan dan lahan IKN baru, persemaian modern yang berlokasi di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), juga akan mendistribusikan tanaman ke seluruh wilayah Kaltim.

Termasuk ke Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Pelaksana Tugas Direktur Perbenihan Tanaman Hutan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih menuturkan, perintah pembangunan persemaian modern disampaikan pada akhir 2019. Karena tidak disertai pendanaan dan perencanaan, baru pada 2020 kegiatan bisa dilaksanakan.

Persemaian modern ini direncanakan berdiri di atas lahan seluas 120 hektare. “Biasanya untuk kondisi normal kegiatan rehabilitasi hutan, 1 hektarenya bisa 1 juta batang. Berarti sekitar 15 ribu hektare yang akan kami sediakan untuk jenis-jenis produksi per tahunnya,” terang dia dalam diskusi daring, “Telaah Lanskap Ruang Terbuka Hijau dan Biru Nagara Rimba Nusa”, akhir pekan lalu. Dia melanjutkan, akibat pandemi Covid-19, detail engineering design (DED) persemaian modern IKN baru tuntas pertengahan 2020.

Pembangunan tahap awal dimulai dengan membangun pagar. Sementara itu, untuk isi dari persemaian modern tersebut, akan dibangun bertahap. “Saat itu, waktunya juga sangat terbatasnya. Sehingga pagarnya dulu yang kami bangun. Tetapi isinya belum,” lanjut dia. Persemaian modern ini merupakan tempat memproses benih atau bagian tanaman menjadi bibit siap tanam. Dilengkapi dengan sarana-prasarana serta penggunaan teknologi pada proses produksinya. Di antaranya, automatisasi alat dan metode perbanyakan dengan kultur jaringan.

Baca Juga :  Markas Tuak Digerebek, Ternyata Bahan Baku dari Luar Pulau

Juga dilengkapi instalasi pemanen air hujan dan instalasi pengolahan limbah serta pemanfaatan tenaga surya. Serta terintegrasi dengan sarana pendukung yang berfungsi juga sebagai eko-eduwisata. Di atas seluas 120 hektare itu, akan ada tiga bagian. Yakni, sarana utama persemaian, sarana pendukung, dan sarana penunjang wisata. “Selain ada sarana utama untuk persemaian, juga nantinya kami bangun seperti taman kota. Kemudian arboretum (ruang terbuka hijau untuk menanam dan memelihara vegetasi untuk tujuan penelitian dan pendidikan). DED-nya sudah disusun tahun 2020. Namun belum dibangun di tahun ini,” ujarnya. 

Jenis tanaman yang akan diproduksi meliputi tanaman hutan penghasil kayu. Seperti meranti, balangeran, dan agatis. Selain itu, ada tanaman hasil hutan bukan kayu. Yaitu tengkawang, gaharu, durian, kerantungan, lai, cempedak, dan manggis. Kemudian ada tanaman scene beauty, seperti tabebuya, flamboyan, spatodea, sapu tangan, ketapang kencana, dan biola cantik. “Jenis-jenis yang memang sudah kami pelajari dan bisa tumbuh daerah Kalimantan. Dan tentu saja ini tidak terbatas pada jenis-jenis tersebut. Berdasarkan dari masukkan informasi, kami juga akan mengecek terkait dengan kondisi dan tanah yang ada di sana,” ucap Dyah.

Baca Juga :  Korsleting Listrik, Gudang di Tabunganen Ludes

Berdasarkan kondisi sebaran Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) wilayah kerja BPDASHL Mahakam-Berau di Kaltim dan Kaltara, 273.298 hektare lahan di Kaltim yang perlu mendapat perhatian. Dengan kebutuhan bibit sebanyak 268.897.228 batang. Sementara di Kaltara, luasnya 193.061 hektare. Dengan kebutuhan bibit sebanyak 181.685.810 batang. Sehingga total luas hutan dan lahan kritis di Kaltim dan Kaltara adalah 466.359,4 hektare. Sementara kebutuhan bibit sebanyak 450.583.038 batang.

“Dengan target produksi persemaian modern IKN sebanyak 15 juta per tahun, mungkin bisa digambarkan sampai berapa tahun kita akan bisa menyelesaikan lahan kritis di Kaltim,” jelas dia. Salah satu tempat konservasi tumbuhan kayu di sekitar IKN adalah Kebun Raya Balikpapan. Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan Arrizal Rahman menerangkan, ada beberapa koleksi tumbuhan kayu, terutama dari hutan tropis Kalimantan yang dikelola. Seperti ulin berusia kurang lebih 150 tahun. “Kami sudah memiliki kurang lebih 4.478 tanaman koleksi yang tertanam di Kebun Raya Balikpapan,” ucapnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru