Para jemaah rela berjalan kaki agar dapat menembus kemacetan di sekitar wilayah Kecamatan Danau Panggang, Jumat (2/2). Mereka ingin melayat.
***
KABAR meninggalnya KH Asmuni atau Guru Danau langsung tersebar di berbagai media sosial kemarin. Ulama yang dikenal suka humor ini berpulang Jumat (2/2) sekitar pukul 16.30 Wita.
Salah satu keluarganya, Abdullah mengatakan Guru Danau meninggal karena sakit. Sebelumnya memang sudah sering bolak-balik rumah sakit. Namun, tetap aktif menerima jemaah dan memimpin majelis.
Awalnya, mau dikebumikan tadi malam. Namun, pertimbangan keluarga akhirnya diputuskan untuk dikebumikan Sabtu (3/2) pagi. “Infonya kifayah dari 08.00-12.00 Wita. Selanjutnya akan dimakamkan sehabis Zuhur,” ungkap Abdullah yang bertempat tinggal di Desa Teluk Mesjid, sekitar tiga kilometer dari kediaman Guru Danau.
Kabar ini menjadi duka mendalam bagi warga Kabupaten Hulu Sungai Utara, serta Kalsel pada umumnya. Ribuan pelayat silih berganti memadati rumah duka sang ulama di Desa Danau Panggang, Kecamatan Danau Panggang.
Jemaah ini berasal dari Kabupaten HSU, Tabalong, Balangan, bahkan Provinsi Kalimantan Tengah dan Timur. Mengingat semasa hidup beliau aktif mendirikan majelis ilmu di berbagai daerah.
Jemaah sudah memadati kediaman guru sejak sore, dan semakin malam semakin banyak. “Jarak dari rumah saya ini sekitar 3 kilometer ke kediaman guru. Kalau macet lebih dari 4 kilometer,” ujar Abdullah.
Abdullah menyebut warga Danau Panggang merasa kehilangan sosok Guru Danau. Ulama tersebut banyak membawa berkah bagi daerah ini.
Sekda HSU, Adi Lesmana juga menyampaikan duka dan kehilangan sosok ulama KH Asmuni. “Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat HSU menyampaikan turut berduka cita atas berpulangnya ulama kami KH Asmuni. Doa kami abah guru kembali dalam keadaan Husnul khatimah. Aamiin,” ucapnya mewakili Pj Bupati HSU Zakly Asswan.
Salah satu jemaahnya dari Babirik Kabupaten HSU, Midi mengaku begitu kehilangan ulama panutannya. “Beliau sangat bijak. Bisa memberikan solusi bagi jemaahnya. Dan dikenal ulama yang sederhana,” kenangnya.
Dari pengamatan di lokasi, ribuan jemaah ada yang datang menggunakan mobil dan roda dua. Dominasi pelat berasal dari Kabupaten Tabalong, HSU, serta pelat KH. Jemaah majelis Guru Danau memang tersebar luas, tidak hanya di Kabupaten HSU.
Semasa hidup, Guru Danau membuka pengajian agama pertama di Desa Bitin pada tahun 1978, dan mengajar di Pesantren Salatiah. Selanjutnya pada tahun 1980 membuka pengajian di Danau Panggang di mana beliau dilahirkan.
KH Asmuni
Panggilan: Guru Danau
Tempat Lahir: Danau Panggang tahun 1955
Tutup Usia: 69
Orang Tua : H Masuni dan Hj Masjubah
(sya/jpg)