32.7 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

6 Hari Menghilang Misterius, Keberadaan Bocah 12 Tahun di Lamandau Jadi Tanda Tanya

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO -Hari keenam pencarian seorang bocah laki-laki, Makrip Fudin berusia 12 tahun yang hilang misterius masih juga belum ditemukan. Keberadaan warga Desa Kujan, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau itu, bak ditelan bumi.

Peristiwa itu terjadi dari Rabu siang (24/7/2024) pukul 14.00. Sampai dengan hari ini, Senin (29/7/2024) belum juga ditemukan.

Upaya pencarian telah dilakukan, bahkan dari berbagai macam cara. Tokoh agama Islam ikut serta mencari dengan mengumandangkan adzan dan doa. Tak hanya itu, upaya pencarian dengan ritual begendang nyiru yang dilakukan, juga belum berhasil.

Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, TNI dan Polri langsung turun ke lapangan guna mencari keberadaan korban hilang. Namun hingga tengah malam, tak kunjung membuahkan hasil.

Baca Juga :  2 Terdakwa Korupsi Sarana Air Bersih Transmigrasi Divonis Hanya Satu Tahun

Kepala BPBD Lamandau, Hendikel, menuturkan awal mula, bocah itu ikut kedua orang tuanya menanam ubi di dekat rumahnya. Setelah sekitar pukul 14.00, Rabu (24/7) korban pamit hendak pulang ke rumahnya untuk mengambil sandal. Namun setelah itu, tidak diketahui keberadaannya.

“Belum ditemukan mas. Kami dari BPBD Lamandau sudah  menghentikan untuk pencarian di lokasi ataupun TKP karena sudah 6 hari tidak ditemukan,” ujarnya kepada Prokalteng.co Senin (29/7) melalu via WhatsApp.

Menurutnya, upaya pencarian masih diupayakan dengan alternatif lain. Sebab bisa jadi, anak tersebut pergi ke Kota Nanga Bulik atau ke Sematu Jaya.

“Kami berusaha mencari di daerah Kota Nanga Bulik dan sekitarnya,” jelasnya.

Kondisi ini menjadikan pertanyaan bagi masyarakat sekitar. Sebab, jika diperkiraan anak tersebut tenggelam di sungai, tetapi keberadaan rumahnya sangat jauh dari sungai.

Baca Juga :  Baru Keluar Penjara, Ayah Setubuhi Anak Tirinya

“Kami merasa janggal dengan kehilangan anak ini. Sudah keliling mencari di lokasi kejadian di sawitan bahkan sampai hutan. Dari parit kecil dan ke pinggir sungai di ujungpun tidak ada tanda-tanda. Kami bingung kalau di perkirakan jatuh di sungai, sedangkan rumah jauh dari sungai, hanya sawit-sawitan di sekitar,” ujar Udin, salah satu warga Nanga Bulik.

Sementara itu, Kapolsek Bulik AKP Marzuki menegaskan, upaya pencarian masih berlanjut, meskipun belum menemui titik terang.

“Pencarian dilakukan berkolaborasi antara pihak kepolisian, TNI, BPBD, masyarakat dan pihak lain yang juga peduli melakukan pencarian. Namun sampai saat ini belum ada bukti petunjuk yang mengarah pidana,” jelasnya. (bib/hnd)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO -Hari keenam pencarian seorang bocah laki-laki, Makrip Fudin berusia 12 tahun yang hilang misterius masih juga belum ditemukan. Keberadaan warga Desa Kujan, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau itu, bak ditelan bumi.

Peristiwa itu terjadi dari Rabu siang (24/7/2024) pukul 14.00. Sampai dengan hari ini, Senin (29/7/2024) belum juga ditemukan.

Upaya pencarian telah dilakukan, bahkan dari berbagai macam cara. Tokoh agama Islam ikut serta mencari dengan mengumandangkan adzan dan doa. Tak hanya itu, upaya pencarian dengan ritual begendang nyiru yang dilakukan, juga belum berhasil.

Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, TNI dan Polri langsung turun ke lapangan guna mencari keberadaan korban hilang. Namun hingga tengah malam, tak kunjung membuahkan hasil.

Baca Juga :  2 Terdakwa Korupsi Sarana Air Bersih Transmigrasi Divonis Hanya Satu Tahun

Kepala BPBD Lamandau, Hendikel, menuturkan awal mula, bocah itu ikut kedua orang tuanya menanam ubi di dekat rumahnya. Setelah sekitar pukul 14.00, Rabu (24/7) korban pamit hendak pulang ke rumahnya untuk mengambil sandal. Namun setelah itu, tidak diketahui keberadaannya.

“Belum ditemukan mas. Kami dari BPBD Lamandau sudah  menghentikan untuk pencarian di lokasi ataupun TKP karena sudah 6 hari tidak ditemukan,” ujarnya kepada Prokalteng.co Senin (29/7) melalu via WhatsApp.

Menurutnya, upaya pencarian masih diupayakan dengan alternatif lain. Sebab bisa jadi, anak tersebut pergi ke Kota Nanga Bulik atau ke Sematu Jaya.

“Kami berusaha mencari di daerah Kota Nanga Bulik dan sekitarnya,” jelasnya.

Kondisi ini menjadikan pertanyaan bagi masyarakat sekitar. Sebab, jika diperkiraan anak tersebut tenggelam di sungai, tetapi keberadaan rumahnya sangat jauh dari sungai.

Baca Juga :  Baru Keluar Penjara, Ayah Setubuhi Anak Tirinya

“Kami merasa janggal dengan kehilangan anak ini. Sudah keliling mencari di lokasi kejadian di sawitan bahkan sampai hutan. Dari parit kecil dan ke pinggir sungai di ujungpun tidak ada tanda-tanda. Kami bingung kalau di perkirakan jatuh di sungai, sedangkan rumah jauh dari sungai, hanya sawit-sawitan di sekitar,” ujar Udin, salah satu warga Nanga Bulik.

Sementara itu, Kapolsek Bulik AKP Marzuki menegaskan, upaya pencarian masih berlanjut, meskipun belum menemui titik terang.

“Pencarian dilakukan berkolaborasi antara pihak kepolisian, TNI, BPBD, masyarakat dan pihak lain yang juga peduli melakukan pencarian. Namun sampai saat ini belum ada bukti petunjuk yang mengarah pidana,” jelasnya. (bib/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru