32 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Mahfud MD Minta Polisi Tangkap Pendeta Saifuddin Ibrahim

PROKALTENG.CO – Menko Polhukam Mahfud MD meminta Polisi menangkap Pendeta Saifuddin Ibrahim karena dianggap lakukan penistaan Agama Islam.

Menanggapi itu, pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda membela Pendeta Saifuddin Ibrahim.

Abu Janda meminta Mahfud MD tidak menggunakan pasal penodaan Agama untuk menjerat sang Pendeta.

“Tolonglah pak @mohmahfudmd tidak perlu dikit-dikit pakai pasal penistaan untuk persekusi umat non muslim pak.. apalagi sampai pendeta dimasukin bui,” kata Abu Janda di Instagram-nya, @permadiaktivis2, dikutip Kami 17 Maret 2022.

Abu Janda beranggapan ada banyak penistaan agama dari pihak muslim yang tidak diproses. Dia mencontohkan Ustad Abdul Somad.

“Sementara penistaan ke agama non islam seperti Abdul Somad yang sudah dilaporkan menista agama merek tidak diproses,” katanya.

“Cuma bikin umat non muslim makin sakit hati simpan akar pahit.. tidak sehat untuk republik ini.. mohon dipertimbangkan pak,” sambung dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD meminta aparat kepolisian menangkap pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyarankan agar 300 ayat Al-Quran dihapus.

Mahfud MD menilai, pernyataan Saifuddin Ibrahim membuat gaduh antarumat beragama.

“Waduh itu bikin gaduh itu, oleh sebab itu saya, itu bikin banyak orang marah. Oleh sebab itu, saya minta kepolisian segera menyelidiki itu,” kata Mahfud, Rabu (16/3/2022).

Selain meminta polisi menangkapnya, Mahfud juga meminta agar chanel YouTubenya ditutup.

“Jadi itu meresahkan dan provokasi untuk mengadu domba antarumat,” sambungnya.

Mahfud menjelaskan bahwa ancaman hukuman bagi penodaan agama itu berat. Sebagaimana diatur dalam UU No 5 tahun 1969.

Baca Juga :  Pemilik Rumah Dikagetkan Ular Piton 2 Meter

Menanggapi itu, Pendeta Saifuddin Ibrahim tak gentar. Dia mengatakan, jangankan hukuman penjara, hukuman mati pun dia siap.

“Bagaimana Pak Mahfud MD menyatakan, penista agama itu hukumnya 6 tahun. Jangankan 6 tahun, mati pun saya siap. Asal kematian saya untuk membela orang-orang minoritas,” kata Pendeta Saifuddin Ibrahim di kanal YouTubenya, dilansir Kamis 17 Maret 2022.

Dia mengatakan, apa yang dia usulkan agar Ayat Al-Quran dihapus, adalah suatu kebenaran.

“Untuk membela Gereja. Agar Kristen disebarkan. Ditonton oleh orang di TV.

“Gak pantas pak Mahfud cara bapak menjawab saya,” katanya.

Lebih lanjut, Pendeta Saifuddin mengatakan, dia dahulu adalah Islam. Namun keluar dari Islam.

“Belajar dari saya kenapa saya meninggalkan Islam. Karena tidak ada kedamaian di dalam Islam” katanya.

“Makanya hapus dulu ayat ayat di dalam Al-Quran itu baru saya tidak berbicara tentang ayat ayat Al-Quran,” tuturnya lagi.

“Saya sudah damai dengan Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat saya” sambungnya.

Sebelumnya, pendeta Saifuddin Ibrahim mengusulkan kepada Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas agar merevisi atau menghapus sebanyak 300 ayat Alquran yang dia anggap memicu intoleran dan radikalisme.

“Kalau perlu pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal, dan pemicul hidup membenci orang lain karena beda agama, itu direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia, ini sangat berbahaya sekali,” ujar pendeta Saifuddin Ibrahim di chanel YouTube-nya yang berjudul: Ir Soekarno: 15L4M S0NT0L0Y0 = MU5L1M K4DRUN? GUS YAQUT TERUSLAH BERSUARA, dikutip Senin 14 Maret 2022.

Baca Juga :  Romo Benny ke Pendeta Saifudin: Tidak Perlu Mengurusi Keyakinan Orang Lain

Pendeta Saifuddin Ibrahim menilai, Menteri Yaqut adalah sosok yang toleransi tinggi terhadap kaum minoritas. Sang pendeta juga mendukung aturan toa Masjid yang dikeluarkan oleh Yaqut.

Dia berharap agar Yaqut tidak takut terhadap kelompok Islam. Sebab kata dia, Yaqut punya kekuasaan, Yaqut juga punya pasukan Banser.

“Inilah menteri Agama yang toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas, mohon pak menteri agama agar dikondusifkan, jangan takut dengan kadru,” ujar Pendeta.

“Bapak adalah pemerintah, menteri Jokowi, pabak memiliki banyak hak, bapak memiliki tentara, pakailah tentara, bapak punya Banser NU yang seluruh indonesia itu bisa digerakan oleh bapak sabagi panglima Banser,” ucapnya lagi.

Bukan saja itu, pendeta Saifuddin Ibrahim juga meminta Yaqut merevisi semua kurikulum Islam di semua sekolah Madrasah, Tsanawiyah, hingga Pesantren.

“Atur juga kurikulum yang ada di Madrasah, Tsnawiyah, sampai pergurungan tinggi, karena sumbe kekacauan itu dari kurikulum tidak benar, bahkan kurikulum di Pesantren itu pak jangan takut untuk dirombak, karena pesantren melahirkan kaum radikal semua,” ungkapnya.

Pendeta Saifuddin Ibrahim mengatakan, dia pernah belajar Agama di di Pesantre Zaitun Indramayu. Dia menyebut Pesantren itu pusat teroris.

“Saya ini dulu radikal, saya belajar di Pesantre Zaitun Indramayu, itu pusat teroris itu pak. Tapi teroris yang kelas berdasi, saya gurunya, saya mengerti,” ungkapnya. (fin/kpc)

PROKALTENG.CO – Menko Polhukam Mahfud MD meminta Polisi menangkap Pendeta Saifuddin Ibrahim karena dianggap lakukan penistaan Agama Islam.

Menanggapi itu, pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda membela Pendeta Saifuddin Ibrahim.

Abu Janda meminta Mahfud MD tidak menggunakan pasal penodaan Agama untuk menjerat sang Pendeta.

“Tolonglah pak @mohmahfudmd tidak perlu dikit-dikit pakai pasal penistaan untuk persekusi umat non muslim pak.. apalagi sampai pendeta dimasukin bui,” kata Abu Janda di Instagram-nya, @permadiaktivis2, dikutip Kami 17 Maret 2022.

Abu Janda beranggapan ada banyak penistaan agama dari pihak muslim yang tidak diproses. Dia mencontohkan Ustad Abdul Somad.

“Sementara penistaan ke agama non islam seperti Abdul Somad yang sudah dilaporkan menista agama merek tidak diproses,” katanya.

“Cuma bikin umat non muslim makin sakit hati simpan akar pahit.. tidak sehat untuk republik ini.. mohon dipertimbangkan pak,” sambung dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD meminta aparat kepolisian menangkap pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyarankan agar 300 ayat Al-Quran dihapus.

Mahfud MD menilai, pernyataan Saifuddin Ibrahim membuat gaduh antarumat beragama.

“Waduh itu bikin gaduh itu, oleh sebab itu saya, itu bikin banyak orang marah. Oleh sebab itu, saya minta kepolisian segera menyelidiki itu,” kata Mahfud, Rabu (16/3/2022).

Selain meminta polisi menangkapnya, Mahfud juga meminta agar chanel YouTubenya ditutup.

“Jadi itu meresahkan dan provokasi untuk mengadu domba antarumat,” sambungnya.

Mahfud menjelaskan bahwa ancaman hukuman bagi penodaan agama itu berat. Sebagaimana diatur dalam UU No 5 tahun 1969.

Baca Juga :  Pemilik Rumah Dikagetkan Ular Piton 2 Meter

Menanggapi itu, Pendeta Saifuddin Ibrahim tak gentar. Dia mengatakan, jangankan hukuman penjara, hukuman mati pun dia siap.

“Bagaimana Pak Mahfud MD menyatakan, penista agama itu hukumnya 6 tahun. Jangankan 6 tahun, mati pun saya siap. Asal kematian saya untuk membela orang-orang minoritas,” kata Pendeta Saifuddin Ibrahim di kanal YouTubenya, dilansir Kamis 17 Maret 2022.

Dia mengatakan, apa yang dia usulkan agar Ayat Al-Quran dihapus, adalah suatu kebenaran.

“Untuk membela Gereja. Agar Kristen disebarkan. Ditonton oleh orang di TV.

“Gak pantas pak Mahfud cara bapak menjawab saya,” katanya.

Lebih lanjut, Pendeta Saifuddin mengatakan, dia dahulu adalah Islam. Namun keluar dari Islam.

“Belajar dari saya kenapa saya meninggalkan Islam. Karena tidak ada kedamaian di dalam Islam” katanya.

“Makanya hapus dulu ayat ayat di dalam Al-Quran itu baru saya tidak berbicara tentang ayat ayat Al-Quran,” tuturnya lagi.

“Saya sudah damai dengan Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat saya” sambungnya.

Sebelumnya, pendeta Saifuddin Ibrahim mengusulkan kepada Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas agar merevisi atau menghapus sebanyak 300 ayat Alquran yang dia anggap memicu intoleran dan radikalisme.

“Kalau perlu pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal, dan pemicul hidup membenci orang lain karena beda agama, itu direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia, ini sangat berbahaya sekali,” ujar pendeta Saifuddin Ibrahim di chanel YouTube-nya yang berjudul: Ir Soekarno: 15L4M S0NT0L0Y0 = MU5L1M K4DRUN? GUS YAQUT TERUSLAH BERSUARA, dikutip Senin 14 Maret 2022.

Baca Juga :  Romo Benny ke Pendeta Saifudin: Tidak Perlu Mengurusi Keyakinan Orang Lain

Pendeta Saifuddin Ibrahim menilai, Menteri Yaqut adalah sosok yang toleransi tinggi terhadap kaum minoritas. Sang pendeta juga mendukung aturan toa Masjid yang dikeluarkan oleh Yaqut.

Dia berharap agar Yaqut tidak takut terhadap kelompok Islam. Sebab kata dia, Yaqut punya kekuasaan, Yaqut juga punya pasukan Banser.

“Inilah menteri Agama yang toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas, mohon pak menteri agama agar dikondusifkan, jangan takut dengan kadru,” ujar Pendeta.

“Bapak adalah pemerintah, menteri Jokowi, pabak memiliki banyak hak, bapak memiliki tentara, pakailah tentara, bapak punya Banser NU yang seluruh indonesia itu bisa digerakan oleh bapak sabagi panglima Banser,” ucapnya lagi.

Bukan saja itu, pendeta Saifuddin Ibrahim juga meminta Yaqut merevisi semua kurikulum Islam di semua sekolah Madrasah, Tsanawiyah, hingga Pesantren.

“Atur juga kurikulum yang ada di Madrasah, Tsnawiyah, sampai pergurungan tinggi, karena sumbe kekacauan itu dari kurikulum tidak benar, bahkan kurikulum di Pesantren itu pak jangan takut untuk dirombak, karena pesantren melahirkan kaum radikal semua,” ungkapnya.

Pendeta Saifuddin Ibrahim mengatakan, dia pernah belajar Agama di di Pesantre Zaitun Indramayu. Dia menyebut Pesantren itu pusat teroris.

“Saya ini dulu radikal, saya belajar di Pesantre Zaitun Indramayu, itu pusat teroris itu pak. Tapi teroris yang kelas berdasi, saya gurunya, saya mengerti,” ungkapnya. (fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru