PALANGKA RAYA- Pihak
keluarga YG, pemuda 21 tahun yang menjadi korban penembakan oleh oknum polisi
keberatan. Hal itu disampaikan salah satu keluarga korban, Patra (30), kepada
wartawan Kalteng Pos, kemarin (19/10).
Ditemui di RSUD dr
Doris Sylvanus, pihak keluarga dari YG merasa oknum polisi berinisial LS
menyalahi aturan, karena menggunakan senjata api dinas di luar jam dinas.
Dari kronologi yang
disampaikan kepolisian juga melenceng dari fakta. Menurutnya, acara ulang tahun
tersebut dimulai pada pukul 17.00 WIB, diawali dengan memanggang lauk.
Sekelompok pemuda itu
pesta miras sekitar pukul 20.00 WIB. Menegak 2 botol anggur putih bersama 10
orang teman-teman. รขโฌลCoba pikir, Cuma dua botol dengan 10 orang itu apakah
setimpal mabuknya sampai dia tidak sadarkan diri dan berani menyerang orang,รขโฌย ujarnya.
Kemudian, menurutnya oknum
polisi berpangkat Bripka itu keluar dengan marah-marah. Tidak ada tembakan
peringatan ke udara.
รขโฌลTidak ada yang
mendengar tiga kali tembakan, hanya dua, dan itu mengenai tubuh korban,รขโฌย sebutnya.
Korban tidak ada
melakukan perlawanan sama sekali, ketika korban keluar dari dalam rumah
tiba-tiba ditembak. รขโฌลAwal arah penembakan itu arah ke dada, tapi karena korban
ini menangkis jadi yang terkena tangan kiri. Kemudian karena merasa ditembak,
korban mencoba lari, di saat korban lari ditembak lagi mengenai perut,รขโฌย
bebernya seraya menyebut keponakannya akan menjalani operasi Senin (21/10)
untuk mengangkat peluru yang masih besarang di perut.
Patra menambahkan,
laporan pertama dari pihak keluarga tidak sesuai keterangan saksi. Disebutkan
polisi, sejumlah saksi menyebutkan YG menyerang dan menggunakan gunting. รขโฌลSaksi
yang memberikan keterangan menyatakan tidak ada pernah memberikan pernyataan
seperti itu,รขโฌย tambahnya.
Sementara itu,
sebelumnya Kapolresta Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, saat
kejadian tersebut, Bripka LS sudah memberikan teguran untuk melerai
perkelahian, tapi tak dihiraukan. Justru korban ingin menyerang.
รขโฌลPemuda itu tidak
terima dengan teguran itu dan berusaha menyerang anggota polisi dengan
menggunakan gunting,รขโฌย kata Timbul.
Oleh karena itu, lanjut
Timbul, mendapat serangan itu, anggota sempat menangkis, lalu mundur, dan
sempat mengatakan bahwa dirinya adalah anggota Polri, tapi sang pemuda itu
tetap berusaha menyerang.
รขโฌลKarena diserang, maka
anggota Polri ini mengeluarkan satu tembakan ke udara sebagai peringatan. Namun
pemuda itu tetap melakukan perlawanan dan berusaha melukai anggota,รขโฌย tukasnya.
Lebih lanjut, setelah
tembakan peringatan pertama, justru pemuda tersebut semakin brutal. Karena
merasa sudah mengancam keselamatan dirinya, anggota melepaskan tembakan kedua
untuk melumpuhkan korban.
รขโฌลUntuk menghentikan
tindakan pemuda ini, peluru ditembakkan ke arah telapak tangan. Namun korban
masih juga tetap menyerang. Agar tak membahayakan nyawa orang lain, akhirnya
ditembak sekali lagi dan mengenai bagian perut,รขโฌย tegasnya.
Dalam barang bukti yang disita polisi, ada tiga
selongsong peluru, dua botol bir, dan dua botol anggur putih dan sebagainya.(*oiq/ram)