MUARA TEWEH, PROKALTENG.CO– Pasangan calon Shalahuddin-Felix (S1F) kembali turun langsung ke masyarakat. Kali ini, giliran warga Desa Bintang Ninggi 1 dan 2 yang disambangi dalam agenda kampanye dialogis pada Senin (28/7).
Suasana akrab terasa saat ratusan warga berkumpul di Desa Bintang Ninggi 2 untuk menyampaikan aspirasi secara langsung, sekaligus mendengarkan visi-misi serta program unggulan yang dibawa pasangan calon ini.
Dalam dialog terbuka tersebut, sejumlah keluhan dan harapan warga mencuat. Guntur, salah satu tokoh sepuh Desa Bintang Ninggi 2, mengangkat isu klasik namun krusial: infrastruktur.
Ia menyoroti rusaknya pagar Kawasan Muslim sepanjang 45 meter serta jalan lintas desa yang kerap terendam banjir saat musim hujan. “Anak-anak sekolah harus basah-basahan setiap hari. Kami harap ini jadi perhatian,” ujar Guntur, disambut anggukan setuju warga lainnya.
Tak hanya soal jalan, tokoh masyarakat Marwan juga menyuarakan kebutuhan budaya dan listrik. Ia meminta bantuan satu set gendang hadrah demi melestarikan tradisi adat. Selain itu, ia mengeluhkan keterbatasan jaringan listrik di beberapa titik desa yang masih mengandalkan sambungan dari wilayah lain.
“Kami butuh tambahan tiang listrik, agar penerangan bisa merata dan kegiatan warga lebih lancar,” jelasnya, sembari menegaskan bahwa warga siap mendukung penuh kemenangan S1F.
Shalahuddin menegaskan bahwa pendekatan mereka bukan sekadar janji, tapi berbasis partisipasi dan keterlibatan langsung masyarakat. “Kami ingin membangun bersama,” tegasnya. (ren/ala/kpg)
MUARA TEWEH, PROKALTENG.CO– Pasangan calon Shalahuddin-Felix (S1F) kembali turun langsung ke masyarakat. Kali ini, giliran warga Desa Bintang Ninggi 1 dan 2 yang disambangi dalam agenda kampanye dialogis pada Senin (28/7).
Suasana akrab terasa saat ratusan warga berkumpul di Desa Bintang Ninggi 2 untuk menyampaikan aspirasi secara langsung, sekaligus mendengarkan visi-misi serta program unggulan yang dibawa pasangan calon ini.
Dalam dialog terbuka tersebut, sejumlah keluhan dan harapan warga mencuat. Guntur, salah satu tokoh sepuh Desa Bintang Ninggi 2, mengangkat isu klasik namun krusial: infrastruktur.
Ia menyoroti rusaknya pagar Kawasan Muslim sepanjang 45 meter serta jalan lintas desa yang kerap terendam banjir saat musim hujan. “Anak-anak sekolah harus basah-basahan setiap hari. Kami harap ini jadi perhatian,” ujar Guntur, disambut anggukan setuju warga lainnya.
Tak hanya soal jalan, tokoh masyarakat Marwan juga menyuarakan kebutuhan budaya dan listrik. Ia meminta bantuan satu set gendang hadrah demi melestarikan tradisi adat. Selain itu, ia mengeluhkan keterbatasan jaringan listrik di beberapa titik desa yang masih mengandalkan sambungan dari wilayah lain.
“Kami butuh tambahan tiang listrik, agar penerangan bisa merata dan kegiatan warga lebih lancar,” jelasnya, sembari menegaskan bahwa warga siap mendukung penuh kemenangan S1F.
Shalahuddin menegaskan bahwa pendekatan mereka bukan sekadar janji, tapi berbasis partisipasi dan keterlibatan langsung masyarakat. “Kami ingin membangun bersama,” tegasnya. (ren/ala/kpg)
