PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Tokoh pemuda, Fairid Naparin mengungkapkan generasi muda memiliki peranan besar dalam memperkuat persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2024. Dengan kontribusi pemuda dalam hajatan demokrasi tersebut, Pemilu 2024 diharapkan dapat berjalan dengan aman dan damai.
Ini dia ungkapkan saat menjadi narasumber pada seminar “Peranan Generasi Muda dalam Menyukeskan Pemilu Serentak Tahun 2024” di Aula Universitas Palangkaraya, Selasa (31/10).
Menurut Fairid, mengenai jaminan atau tawaran dari seorang pejabat bagi para calon pemilih ini, untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu mendatang. Fairid mengatakan seperti yang sudah disampaikannya bahwa hal pertama yang dilakukan adalah memberikan motivasi tentang hak calon pemilih untuk memilih dan hak bagi yang sudah memilih.
“Jadi saya lebih mengedukasi saja. Lebih memberikan pemahaman sebagai generasi muda terus bagaimana cara yang baik dalam menyikapi pesta demokrasi di tahun 2024. Dalam artian menyampaikan aspirasinya, ya kemudian mengikuti alurnya. Jalurnya selama masa berkampanye itu beretika, beretika santun, kemudian dalam memilah dan memilih bagi pemilih harus cerdas,” jelasnya saat diwawancarai media, Selasa (31/10).
Di sisi lain, Fairid melanjutkan bahwa tentu generasi muda, khususnya mahasiswa, terkadang menyampaikan aspirasinya.
“Saya kembalikan, anda menyampaikan aspirasi tapi gunakan hak pilih. Ya itu juga akan meningkatkan, membantu KPU dan Bawaslu untuk peningkatan partisipasi pemilih kita. Karena di Kota Palangkaraya kemarin hanya 60 persen yang menggunakan hak pilihnya. Jadi kan saya hanya memberikan pengertian, adik-adik sekalian demo, sering memberikan aspirasi tapi tidak menggunakan hak pilih,” jelasnya.
Dia beranggapan, jangan seperti itu. Dirinya mengajak untuk menjadi generasi muda yang benar-benar berguna, dan mengikuti aturan. Mengenai presentasi pemilih, bukan karena calon pemilih yang tidak bisa menarik suara. Lebih dari itu, Â Fairid mengatakan bahwa dalam memilih konteksnya pilpres dan pileg, tergantung dari penyelenggaraan pemilu, yaini adanya KPU dan Bawaslu.
“Nah ini juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah masing-masing. Tapi 2019 perlu dicatat, pada saat itu kita juga sedang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Jadi kalau menurut saya, tentu saja berkualitas atau tidak? Ya kita harus ciptakan pemilu yang berkualitas,” katanya. (*ana/hnd)