PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, tetapi juga memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) H Edy Pratowo menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen agar program ini memberikan manfaat luas, termasuk bagi pedagang kantin sekolah yang kini mengeluhkan dampak dari implementasi MBG.
Wagub Kalteng menyampaikan, pihaknya terus mengevaluasi pelaksanaan program ini agar sejalan dengan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami memahami ada keluhan dari pedagang kantin yang merasa pendapatan mereka menurun. Namun, masyarakat tidak perlu khawatir, karena pemerintah akan mencarikan solusi agar mereka tetap diberdayakan melalui program ini. Kami ingin memastikan bahwa program ini tidak hanya bermanfaat untuk anak sekolah, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan sektor UMKM,” ujar Edy, Kamis (23/1).
Ia menegaskan bahwa program MBG memiliki potensi menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang dapat menggerakkan ekonomi lokal. Pemprov Kalteng berupaya mengintegrasikan pedagang kantin dan usaha lokal dalam rantai distribusi dan penyediaan bahan makanan untuk mendukung program ini.
“Program MBG bukan hanya solusi peningkatan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga langkah strategis untuk memberdayakan pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Pemerintah daerah diberi kebebasan untuk berinovasi agar program ini dapat berjalan selaras dengan kebutuhan lokal,” jelasnya.
Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung, turut menyoroti dinamika pelaksanaan program MBG. Ia mengakui ada dampak terhadap usaha kantin sekolah, tetapi program ini dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Meski ada keluhan dari pedagang makanan lokal, tujuan utama program MBG adalah memastikan inflasi tetap terkendali dan masyarakat mendapatkan akses terhadap makanan bergizi. Saat ini, inflasi di Kalimantan Tengah masih berada di bawah tiga persen, yang menunjukkan bahwa perekonomian tetap stabil,” ungkapnya.
Leonard menambahkan, inflasi yang terkendali di kisaran 1-3 persen menjadi indikator ekonomi yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa program strategis nasional seperti MBG tidak memberikan dampak negatif besar terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Pemerintah daerah berjanji akan terus berkomunikasi dengan para pelaku usaha lokal untuk menciptakan solusi yang saling menguntungkan.
“Kami ingin memastikan pedagang kantin dan UMKM di sekitar sekolah tetap terakomodasi. Solusi terbaik akan kami carikan agar semua pihak mendapatkan manfaat dari program ini,” pungkas Edy. (zia/ce/ala/kpg)