29.8 C
Jakarta
Sunday, June 30, 2024
spot_img

Kerja Sama dengan IPB, Pemprov Kalteng Kembangkan Budidaya Kepiting Bakau di Seruyan

PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng). Telah bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University dalam bentuk MoU. salah satunya dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan Kalteng.

Pemprov Kalteng melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng, sebagai  leading sektor bidang kelautan dan perikanan, menindaklanjuti Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, tentang Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode Silvofishery pada Ekosistem Mangrove.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dislutkan Provinsi Kalteng, bekerja sama dengan Tim Pemberdayaan Masyarakat FPIK IPB University. Melalui kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode Silvofishery pada Ekosistem Mangrove di Desa  Sungai Undang Kabupaten Seruyan, Kamis (27/6/2024).

Kegiatan yang dimulai sejak tanggal 24 Juni 2024 ini diawali dengan pelatihan. Dilanjutkan dengan pendampingan budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) metode silvofishery.

Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan melalui pemberian teori dan diskusi dengan kelompok masyarakat, dilanjutkan persiapan bahan, peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa ke lokasi budidaya.

Selanjutnya adalah praktek langsung di lapangan. Yaitu pembuatan pagar kepiting dengan menggunakan model empang parit tradisional, ukuran 20 x 40 m yang akan dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu peneluran, penggemukan dan pembesaran.

Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan anggota dari kelompok Lestari Patimah Raya yang beranggotakan sembilan orang dengan ketua kelompok Sugeng Rahayu.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Gelar Pasar Penyeimbamg di Korem 102 Panju Panjung

Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, Tim Dislutkan Provinsi Kalteng yaitu Restuah, Julron J. Manihuruk, Herlina Pandang, dan Ulfa Fauziyah didampingi Tim Pemberdayaan Masyarakat dari FPIK IPB yaitu Sulistiono, Wildan Nurussalam, dan Dudi Muhammad Wildan melibatkan kelompok Lestari Patimah Raya diberikan bantuan berupa alat tangkap Bubu sebanyak 10 buah, untuk masing-masing anggota kelompok dan alat tangkap jaring untuk dipakai oleh kelompok.

Bubu ini nantinya digunakan untuk menangkap kepiting, sementara jaring digunakan untuk menangkap ikan sebagai makanan atau umpan kepiting yang akan dibudidaya. Kegiatan pelatihan dan pemberian bantuan peralatan dilakukan di rumah Kepala Desa Sungai Undang Kabupaten Seruyan Ikhwan A.

Menurutnya, di Desa Sungai Undang memang banyak terdapat kepiting bakau dan pesisir pantainya juga memiliki hutan mangrove yang cukup baik sehingga cocok untuk budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Tengah Bapak H. Sugianto Sabran atas program budidaya kepiting bakau yang diberikan ke Desa Sungai Undang ini, sangat bermanfaat bagi kami karena program inilah yang memang kami butuhkan. Kepiting bakau merupakan hasil alam penyambung hidup masyarakat sehari hari di desa kami ini namun sebelumnya kami tidak mempunyai peralatan untuk membudidayakan secara intensif dan terus mengambil tanpa memulihkan ekosistem. Alhamdulillah, dengan program ini hadir sangat membantu kami dalam memulihkan keberlangsungan ekosistem kepiting di desa kami,” ungkap Ikhwan.

Sementara itu, Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat FPIK IPB Sulistiono. Mengatakan salah satu model perikanan kepiting yang cukup baik digunakan di kalimantan Tengah adalah model silvofishery.

Baca Juga :  Gubernur Langsung Turun Pantau Tenda-Tenda Pengungsian

“Silvofishery adalah salah satu konsep dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang mengintegrasikan konservasi mangrove dengan budidaya air payau, harapannya melalui kegiatan ini masyarakat memiliki keterampilan yang lebih baik dalam memelihara atau membudidayakan kepiting sehingga masyarakat dapat memiliki pendapatan yang lebih baik,” kata Sulistiono.

Kepala Dislutkan Kalteng H. Darliansjah. Menjelaskan bahwa kerja sama Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode Sylvofishery pada Ekosistem Mangrove di Desa Sungai Undang bersama FPIK IPB University ini, sebagai dukungan terhadap komitmen Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran.

Yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah khususnya masyarakat pesisir yang bekerja pada sektor kelautan dan perikanan.

Kegiatan pelatihan budidaya kepiting bakau bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah. Khususnya di Kabupaten Seruyan melalui budidaya kepiting bakau dengan system silvofishery.

“Harapan kami melalui kerja sama ini, masyarakat pesisir Kalimantan Tengah memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery agar nantinya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir terhadap potensi ekosistem mangrove,” imbuhnya.

”Kami pun berharap dengan pendampingan Tim Dosen dari FPIK IPB University dalam mengembangkan silvofishery, tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah namun juga sekaligus menjaga kelestarian ekosistem mangrove,” kata Darliansjah.(hfz)

PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng). Telah bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University dalam bentuk MoU. salah satunya dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan Kalteng.

Pemprov Kalteng melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng, sebagai  leading sektor bidang kelautan dan perikanan, menindaklanjuti Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, tentang Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode Silvofishery pada Ekosistem Mangrove.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dislutkan Provinsi Kalteng, bekerja sama dengan Tim Pemberdayaan Masyarakat FPIK IPB University. Melalui kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode Silvofishery pada Ekosistem Mangrove di Desa  Sungai Undang Kabupaten Seruyan, Kamis (27/6/2024).

Kegiatan yang dimulai sejak tanggal 24 Juni 2024 ini diawali dengan pelatihan. Dilanjutkan dengan pendampingan budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) metode silvofishery.

Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan melalui pemberian teori dan diskusi dengan kelompok masyarakat, dilanjutkan persiapan bahan, peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa ke lokasi budidaya.

Selanjutnya adalah praktek langsung di lapangan. Yaitu pembuatan pagar kepiting dengan menggunakan model empang parit tradisional, ukuran 20 x 40 m yang akan dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu peneluran, penggemukan dan pembesaran.

Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan anggota dari kelompok Lestari Patimah Raya yang beranggotakan sembilan orang dengan ketua kelompok Sugeng Rahayu.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Gelar Pasar Penyeimbamg di Korem 102 Panju Panjung

Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, Tim Dislutkan Provinsi Kalteng yaitu Restuah, Julron J. Manihuruk, Herlina Pandang, dan Ulfa Fauziyah didampingi Tim Pemberdayaan Masyarakat dari FPIK IPB yaitu Sulistiono, Wildan Nurussalam, dan Dudi Muhammad Wildan melibatkan kelompok Lestari Patimah Raya diberikan bantuan berupa alat tangkap Bubu sebanyak 10 buah, untuk masing-masing anggota kelompok dan alat tangkap jaring untuk dipakai oleh kelompok.

Bubu ini nantinya digunakan untuk menangkap kepiting, sementara jaring digunakan untuk menangkap ikan sebagai makanan atau umpan kepiting yang akan dibudidaya. Kegiatan pelatihan dan pemberian bantuan peralatan dilakukan di rumah Kepala Desa Sungai Undang Kabupaten Seruyan Ikhwan A.

Menurutnya, di Desa Sungai Undang memang banyak terdapat kepiting bakau dan pesisir pantainya juga memiliki hutan mangrove yang cukup baik sehingga cocok untuk budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Tengah Bapak H. Sugianto Sabran atas program budidaya kepiting bakau yang diberikan ke Desa Sungai Undang ini, sangat bermanfaat bagi kami karena program inilah yang memang kami butuhkan. Kepiting bakau merupakan hasil alam penyambung hidup masyarakat sehari hari di desa kami ini namun sebelumnya kami tidak mempunyai peralatan untuk membudidayakan secara intensif dan terus mengambil tanpa memulihkan ekosistem. Alhamdulillah, dengan program ini hadir sangat membantu kami dalam memulihkan keberlangsungan ekosistem kepiting di desa kami,” ungkap Ikhwan.

Sementara itu, Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat FPIK IPB Sulistiono. Mengatakan salah satu model perikanan kepiting yang cukup baik digunakan di kalimantan Tengah adalah model silvofishery.

Baca Juga :  Gubernur Langsung Turun Pantau Tenda-Tenda Pengungsian

“Silvofishery adalah salah satu konsep dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang mengintegrasikan konservasi mangrove dengan budidaya air payau, harapannya melalui kegiatan ini masyarakat memiliki keterampilan yang lebih baik dalam memelihara atau membudidayakan kepiting sehingga masyarakat dapat memiliki pendapatan yang lebih baik,” kata Sulistiono.

Kepala Dislutkan Kalteng H. Darliansjah. Menjelaskan bahwa kerja sama Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode Sylvofishery pada Ekosistem Mangrove di Desa Sungai Undang bersama FPIK IPB University ini, sebagai dukungan terhadap komitmen Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran.

Yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah khususnya masyarakat pesisir yang bekerja pada sektor kelautan dan perikanan.

Kegiatan pelatihan budidaya kepiting bakau bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah. Khususnya di Kabupaten Seruyan melalui budidaya kepiting bakau dengan system silvofishery.

“Harapan kami melalui kerja sama ini, masyarakat pesisir Kalimantan Tengah memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery agar nantinya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir terhadap potensi ekosistem mangrove,” imbuhnya.

”Kami pun berharap dengan pendampingan Tim Dosen dari FPIK IPB University dalam mengembangkan silvofishery, tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah namun juga sekaligus menjaga kelestarian ekosistem mangrove,” kata Darliansjah.(hfz)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru