PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran melalui Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalteng Leonard S Ampung menghadiri Coffee Morning Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng bersama Pemprov Kalteng, Bank Indonesia, DJPb, Perbankan dan Insan Pers, bertempat di Kantor OJK Kalteng, Kamis (27/1).
Pada kesempatan itu, Leonard S Ampung mengajak seluruh stakeholder meningkatkan sinergitas yang sudah terjalin sangat baik selama ini.
Leonard menyampaikan perkembangan ekonomi di Kalteng pada triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen (year on year) yang diharapkan dapat dipertahankan.
“Pemprov Kalteng telah berusaha mencari terobosan bagaimana membantu masyarakat untuk bisa meningkatkan ekonominya. Dinas Koperasi dan UKM juga selalu jemput bola mendatangi semua pengusaha-pengusaha kecil untuk bisa menjual produk-produknya sehingga bisa lebih meningkat lagi,” kata Leonard.
Sementara itu, Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy menyampaikan, OJK telah menetapkan prioritas kebijakan di tahun 2022, antara lain peningkatan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, mempersiapkan sektor keuangan dalam menghadapi normalisasi kebijakan di negara maju dan domestik.
Kemudian, menyusun skema pembiayaan yang berkelanjutan di IJK untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau. “Kita juga terus memperluas akses keuangan kepada masyarakat khususnya UMKM serta meningkatkan literasi keuangan sebagai kerangka penguatan perlindungan konsumen serta memperkuat kebijakan transformasi digital di sektor jasa keuangan,” kata Otto Fitriandy.
Dia juga menjelaskan, dalam rangka meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan di Provinsi Kalteng yang tercatat masing-masing sebesar 37,01% dan 75,33% dan memperkecil gap antara kedua indeks dimaksud, OJK Kalteng mengimbau kepada lembaga jasa keuangan (LJK) untuk menyelenggarakan edukasi secara massif dan periodik melalui seluruh jaringan kantor yang berada di wilayah Kalteng.
“Target audiens peningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan ini diproritaskan kepada perempuan/ibu rumah tangga, pelaku UMKM, masyarakat Daerah 3T (tertinggal,terdepan dan terluar) dan kaum difabel,” ujarnya.