PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) terus memantau dan merumuskan langkah pengendalian inflasi di tengah kenaikan harga pangan.
Dalam upaya tersebut, Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 secara virtual di Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (24/3/2025). Rapat ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Dalam arahannya, Tito menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Kita berada di peringkat 41 dari 188 negara dengan nilai pertumbuhan ekonomi (y-o-y) 5,02 persen. Sedangkan di negara G20, kita berada di peringkat 3 dari 24 negara, dan peringkat 5 dari 11 negara ASEAN,” ujarnya.
Sementara itu, ia menambahkan bahwa tingkat inflasi per Februari 2025 menunjukkan tren positif, dengan Indonesia berada di peringkat 13 dari 186 negara, mencatat inflasi -0,09 persen (y-o-y).
“Di negara G20, kita berada di peringkat 2 dari 24 negara, dan peringkat 3 dari 11 negara ASEAN,” imbuhnya.
Tito menjelaskan bahwa kondisi deflasi yang terjadi bukan disebabkan oleh turunnya inflasi, melainkan daya beli masyarakat yang tetap tinggi serta pasokan barang yang mencukupi.
“Itu yang menyebabkan terjadinya penurunan inflasi, ditambah lagi adanya subsidi Pemerintah pada sektor listrik,” katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti dalam kesempatan yang sama melaporkan bahwa harga cabai rawit mengalami kenaikan di 228 kabupaten/kota dan penurunan di 63 kabupaten/kota pada minggu ketiga Maret 2025.
“Kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dan hama patek di beberapa daerah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pada minggu ketiga Maret 2025, sebanyak 30 provinsi mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) dibandingkan bulan sebelumnya.
“Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH tersebut adalah cabai rawit dan bawang merah,” tuturnya.
Ia juga merinci bahwa hampir seluruh komoditas pangan mengalami kenaikan harga dibandingkan bulan sebelumnya.
“Harga bawang merah naik 13,93 persen dan terjadi di 72,50 persen wilayah Indonesia; Harga cabai rawit naik 20,32 persen dan terjadi di 63,33 persen wilayah Indonesia; Harga daging ayam ras naik 0,98 persen dan terjadi di 49,44 persen wilayah Indonesia; Harga minyak goreng naik 0,02 persen dan terjadi di 41,94 persen wilayah Indonesia; Harga cabai merah naik 0,14 persen dan terjadi di 39,44 persen wilayah Indonesia; dan Harga gula pasir naik 0,87 persen dan terjadi di 36,39 persen wilayah Indonesia,” paparnya.
Turut hadir mendampingi Yuas Elko, Kepala Instansi Vertikal dan Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait. (mmckalteng)