29.8 C
Jakarta
Tuesday, May 20, 2025

Melestarikan Tradisi Lewat Besei Kambe, Warga Padati Sungai Kahayan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ribuan warga memadati tepian Sungai Kahayan untuk menyaksikan langsung lomba Besei Kambe, salah satu olahraga tradisional khas Kalimantan Tengah yang kembali dipertandingkan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025.

Ajang ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat karena memadukan unsur budaya, ketangkasan, dan semangat pelestarian tradisi Dayak.

Digelar bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Provinsi Kalimantan Tengah, FBIM rutin menampilkan berbagai atraksi budaya. Salah satu yang paling ditunggu adalah lomba Besei Kambe, yang tahun ini digelar di bawah Jembatan Kahayan, Selasa (20/5/2025). Olahraga ini melibatkan dua peserta dalam satu perahu, saling mendayung berlawanan arah, mirip tarik tambang versi air.

Ada 11 kabupaten/kota yang ambil bagian dalam lomba Besei Kambe kategori putra dan putri. Mereka berasal dari Kota Palangka Raya, Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Selatan, Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, dan Sukamara.

Lomba ini secara resmi dibuka oleh Plt Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Agung Catur Prabowo. Ia menegaskan bahwa Besei Kambe merupakan salah satu andalan FBIM, karena karakter lombanya yang lekat dengan kekayaan budaya dan geografi Kalimantan.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Dukung Pengembangan Ikan Koi

“Kebetulan parade perahu hias tahun ini ditiadakan, jadi besei kambe menjadi salah satu agenda unggulan pada FBIM 2025. Ayo kita pertahankan, dan para peserta tidak hanya sekedar lomba yakni melakukan atraksi permainan tradisional yang merupakan ciri khas Kalimantan Tengah. Mudah-mudahan kedepan jadi lebih meriah lagi dan ini menjadi menarik untuk kunjungan wisatawan,” terang Agung.

Koordinator lomba, R. Jimmy Gara, menyebut tujuan utama lomba ini adalah untuk melestarikan kekayaan budaya lokal. Ia berharap melalui lomba ini, generasi muda khususnya pelajar dapat mengenal dan menjaga keberlangsungan tradisi tersebut.

Jimmy juga berharap, event ini tetap bertahan dan terus berkelanjutan agar kedepannya bisa dibuat tingkat Provinsi, Nasional bahkan Internasional sehingga menjadi daya tarik wisatawan terutama wisatawan asing atau mancanegara.

“Antusias masyarakat sangat tinggi sekali, terlihat banyak yang sudah hadir untuk melihat besei kambe termasuk dari wisatawan mancanegara yang sudah mencari informasi mengenai lomba ini dan siap untuk hadir,” tandas Jimmy.

Salah satu peserta, Muhammad Fadli dari kontingen Kabupaten Kapuas, mengungkapkan bahwa persiapan timnya telah dilakukan jauh-jauh hari. Ia berharap semangat pelestarian budaya ini terus berlanjut di kalangan generasi muda.

Baca Juga :  Tinjau Anjungan Kalteng di TMII, Wagub Berharap Segera Direnovasi

“Semoga Kontingen Kapuas bisa menjadi juara dan disisi lain kami sangat berharap yang muda – muda bisa meneruskan untuk melestarikan olahraga tradisonal ini, karena usia kami sudah tidak muda lagi dan tahun depan sudah pensiun,” pungkas Muhammad Fadli.

Besei Kambe dimainkan oleh dua orang dalam satu tim yang saling mendayung untuk menarik perahu lawan melintasi batas tali. Jika kalah di babak pertama, tim akan bertukar posisi dan kembali berlomba hingga salah satu memenangkan dua babak.

Pertandingan ini selalu menyedot perhatian. Riuh sorakan warga yang mendukung kontingen masing-masing membuat suasana di tepian Sungai Kahayan kian semarak. Daya tariknya bukan hanya pada teknik dan kekuatan, melainkan juga nuansa budaya yang sangat kental.

Adapun juara kategori Putra diraih Kabupaten Katingan (juara I), Lamandau (juara II), dan Kotawaringin Barat (juara III). Sedangkan untuk kategori Putri, Kota Palangka Raya menyabet juara I, disusul Kapuas (juara II), dan Lamandau (juara III). (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ribuan warga memadati tepian Sungai Kahayan untuk menyaksikan langsung lomba Besei Kambe, salah satu olahraga tradisional khas Kalimantan Tengah yang kembali dipertandingkan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025.

Ajang ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat karena memadukan unsur budaya, ketangkasan, dan semangat pelestarian tradisi Dayak.

Digelar bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Provinsi Kalimantan Tengah, FBIM rutin menampilkan berbagai atraksi budaya. Salah satu yang paling ditunggu adalah lomba Besei Kambe, yang tahun ini digelar di bawah Jembatan Kahayan, Selasa (20/5/2025). Olahraga ini melibatkan dua peserta dalam satu perahu, saling mendayung berlawanan arah, mirip tarik tambang versi air.

Ada 11 kabupaten/kota yang ambil bagian dalam lomba Besei Kambe kategori putra dan putri. Mereka berasal dari Kota Palangka Raya, Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Selatan, Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, dan Sukamara.

Lomba ini secara resmi dibuka oleh Plt Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Agung Catur Prabowo. Ia menegaskan bahwa Besei Kambe merupakan salah satu andalan FBIM, karena karakter lombanya yang lekat dengan kekayaan budaya dan geografi Kalimantan.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Dukung Pengembangan Ikan Koi

“Kebetulan parade perahu hias tahun ini ditiadakan, jadi besei kambe menjadi salah satu agenda unggulan pada FBIM 2025. Ayo kita pertahankan, dan para peserta tidak hanya sekedar lomba yakni melakukan atraksi permainan tradisional yang merupakan ciri khas Kalimantan Tengah. Mudah-mudahan kedepan jadi lebih meriah lagi dan ini menjadi menarik untuk kunjungan wisatawan,” terang Agung.

Koordinator lomba, R. Jimmy Gara, menyebut tujuan utama lomba ini adalah untuk melestarikan kekayaan budaya lokal. Ia berharap melalui lomba ini, generasi muda khususnya pelajar dapat mengenal dan menjaga keberlangsungan tradisi tersebut.

Jimmy juga berharap, event ini tetap bertahan dan terus berkelanjutan agar kedepannya bisa dibuat tingkat Provinsi, Nasional bahkan Internasional sehingga menjadi daya tarik wisatawan terutama wisatawan asing atau mancanegara.

“Antusias masyarakat sangat tinggi sekali, terlihat banyak yang sudah hadir untuk melihat besei kambe termasuk dari wisatawan mancanegara yang sudah mencari informasi mengenai lomba ini dan siap untuk hadir,” tandas Jimmy.

Salah satu peserta, Muhammad Fadli dari kontingen Kabupaten Kapuas, mengungkapkan bahwa persiapan timnya telah dilakukan jauh-jauh hari. Ia berharap semangat pelestarian budaya ini terus berlanjut di kalangan generasi muda.

Baca Juga :  Tinjau Anjungan Kalteng di TMII, Wagub Berharap Segera Direnovasi

“Semoga Kontingen Kapuas bisa menjadi juara dan disisi lain kami sangat berharap yang muda – muda bisa meneruskan untuk melestarikan olahraga tradisonal ini, karena usia kami sudah tidak muda lagi dan tahun depan sudah pensiun,” pungkas Muhammad Fadli.

Besei Kambe dimainkan oleh dua orang dalam satu tim yang saling mendayung untuk menarik perahu lawan melintasi batas tali. Jika kalah di babak pertama, tim akan bertukar posisi dan kembali berlomba hingga salah satu memenangkan dua babak.

Pertandingan ini selalu menyedot perhatian. Riuh sorakan warga yang mendukung kontingen masing-masing membuat suasana di tepian Sungai Kahayan kian semarak. Daya tariknya bukan hanya pada teknik dan kekuatan, melainkan juga nuansa budaya yang sangat kental.

Adapun juara kategori Putra diraih Kabupaten Katingan (juara I), Lamandau (juara II), dan Kotawaringin Barat (juara III). Sedangkan untuk kategori Putri, Kota Palangka Raya menyabet juara I, disusul Kapuas (juara II), dan Lamandau (juara III). (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/