28.1 C
Jakarta
Tuesday, May 20, 2025

Tangkap Ikan Pakai Tangan Kosong, Ini Daftar Juara Lomba Mangaruhi

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tradisi menangkap ikan tanpa alat kembali jadi sorotan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025. Salah satu lomba unggulan, Mangaruhi, digelar di Halaman Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Senin (19/5/2025), dan menjadi ajang adu keterampilan dalam menangkap ikan hanya dengan tangan kosong di kolam berlumpur.

Kompetisi ini mempertemukan regu putra dan putri dari 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah, yakni Palangka Raya, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, Sukamara, dan Kapuas. Masing-masing tim terdiri atas dua peserta.

Jenis ikan yang ditangkap adalah gabus (behau) dan belut. Penilaian didasarkan pada jumlah tangkapan, dengan bobot poin khusus untuk belut yang dikalikan dua. Kolam berukuran 6 x 10 meter dengan kedalaman air 50 cm menjadi arena lomba.

Baca Juga :  Rencana Bangun RTH di Bundaran Besar, Gubernur Kalteng Minta Masukan Masyarakat

Acara dibuka oleh Kepala Bidang Kesenian, Tradisi, dan Warisan Budaya Disbudpar Kalteng sekaligus Sekretaris Panitia FBIM 2025, Sussy Asty. Ia menjelaskan bahwa tema besar tahun ini adalah Spirit of Isen Mulang, yang berarti semangat pantang menyerah dan tidak mundur.

“Tujuan dilaksanakannya lomba ini adalah untuk melestarikan cara tradisional menangkap ikan. Selain itu, meskipun berkompetisi dalam lomba, diharapkan terjalin kebersamaan antarkabupaten/kota sehingga bisa menyajikan atraksi seni serta dapat melestarikan seni budaya, permainan rakyat, dan olahraga tradisional yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah,” ujarnya.

Tiga juri dipercaya menilai perlombaan, yakni Suraji sebagai ketua, dibantu Hansli dan Rudi Waluyo. Suraji berpesan agar peserta turut menyebarkan edukasi kepada masyarakat saat kembali ke daerah asal.

Baca Juga :  Sepak Sawut ; Bola Harus Tetap Hidup Selama Pertandingan, Kalau Padam Gol Tidak Sah

“Saya berpesan, jika nantinya kembali ke daerah masing-masing, seluruh peserta lomba mangaruhi dapat mengedukasi masyarakat sekitar agar tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimiawi dan setrum saat menangkap ikan, agar di masa yang akan datang anak cucu kita tetap dapat menikmati kelestarian alam,” tegasnya.

Berdasarkan penilaian dewan juri, juara kategori putra diraih oleh Kabupaten Barito Utara, disusul Sukamara, Seruyan, Pulang Pisau, Kapuas, dan Kotawaringin Barat. Sementara itu, kategori putri dimenangkan oleh Murung Raya, diikuti Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Lamandau, dan Kapuas. (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tradisi menangkap ikan tanpa alat kembali jadi sorotan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025. Salah satu lomba unggulan, Mangaruhi, digelar di Halaman Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Senin (19/5/2025), dan menjadi ajang adu keterampilan dalam menangkap ikan hanya dengan tangan kosong di kolam berlumpur.

Kompetisi ini mempertemukan regu putra dan putri dari 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah, yakni Palangka Raya, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, Sukamara, dan Kapuas. Masing-masing tim terdiri atas dua peserta.

Jenis ikan yang ditangkap adalah gabus (behau) dan belut. Penilaian didasarkan pada jumlah tangkapan, dengan bobot poin khusus untuk belut yang dikalikan dua. Kolam berukuran 6 x 10 meter dengan kedalaman air 50 cm menjadi arena lomba.

Baca Juga :  Rencana Bangun RTH di Bundaran Besar, Gubernur Kalteng Minta Masukan Masyarakat

Acara dibuka oleh Kepala Bidang Kesenian, Tradisi, dan Warisan Budaya Disbudpar Kalteng sekaligus Sekretaris Panitia FBIM 2025, Sussy Asty. Ia menjelaskan bahwa tema besar tahun ini adalah Spirit of Isen Mulang, yang berarti semangat pantang menyerah dan tidak mundur.

“Tujuan dilaksanakannya lomba ini adalah untuk melestarikan cara tradisional menangkap ikan. Selain itu, meskipun berkompetisi dalam lomba, diharapkan terjalin kebersamaan antarkabupaten/kota sehingga bisa menyajikan atraksi seni serta dapat melestarikan seni budaya, permainan rakyat, dan olahraga tradisional yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah,” ujarnya.

Tiga juri dipercaya menilai perlombaan, yakni Suraji sebagai ketua, dibantu Hansli dan Rudi Waluyo. Suraji berpesan agar peserta turut menyebarkan edukasi kepada masyarakat saat kembali ke daerah asal.

Baca Juga :  Sepak Sawut ; Bola Harus Tetap Hidup Selama Pertandingan, Kalau Padam Gol Tidak Sah

“Saya berpesan, jika nantinya kembali ke daerah masing-masing, seluruh peserta lomba mangaruhi dapat mengedukasi masyarakat sekitar agar tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimiawi dan setrum saat menangkap ikan, agar di masa yang akan datang anak cucu kita tetap dapat menikmati kelestarian alam,” tegasnya.

Berdasarkan penilaian dewan juri, juara kategori putra diraih oleh Kabupaten Barito Utara, disusul Sukamara, Seruyan, Pulang Pisau, Kapuas, dan Kotawaringin Barat. Sementara itu, kategori putri dimenangkan oleh Murung Raya, diikuti Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Lamandau, dan Kapuas. (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/