PALANGKA RAYA – Besarnya angka Silpa
APBD Kalteng menjadi perhatian serius Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng
Fahrizal Fitri. Sebab, Silpa APBD Kalteng diangka sekitar Rp 600 M lebih.
“Silpa APBD yang besar inikan kemungkinan
terjadi karena dua hal. Pertama karena adanya penghematan dan kedua serapan
kurang optimal,” kata Sekda Kalteng Fahrizal Fitri.
Dia mengatakan, besarnya Silpa tersebut menjadi
perhatian serius Pemprov Kalteng, khususnya Pak Gubernur Sugianto Sabran. Itu
agar penyerapan anggaran maksimal dan pembangunam dapat dilaksanakan dengan
baik.
“Ini menjadi bagian evaluasi kita. Dan
kita akan melihat dinas atau badan yang serapan anggaran kurang optimal, maka
ini akan kita optimalkan di tahun ini,” ucapnya.
Dia menyebut, salah satu penyumbang terbesar
Silpa adalah dana transper pusat, yakni Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBHDR).
Dan salah satunya di Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng.
“Silpa yang banyak itu di Dinas Kehutanan.
Di sana ada DBHDR, yang mana dia harus melakukan kegiatan penanaman pada
kawasan hutan yang belum diberikan hak kepada pihak ketiga. Artinya ada kendala
persoalan lahan, karena kawasan hutan ini ada penguasaan oleh masyarakat,”
ujarnya.
Dana DBHDR sendiri masuk
ke Kalteng cukup besar. “Tahun ini kita akan optimalkan semua, sehingga
pembangunan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk DBHDR kita alihkan membeli
peralatan untuk antisipasi kebakaran hutan,” pungkasnya.