30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tuntaskan Stunting dengan Memahami Tugas dan Tanggung Jawab

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Berbagai upaya dilakukan  Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam menurunkan stunting di Bumi Tambun Bungai. Salah satunya dengan menggelar Rekonsiliasi Stunting Tahun 2022, di Palangka Raya, Selasa (13/9/2022). Kegiatan ini tak lain memiliki tujuan agar seluruh elemen dalam struktur TPPS serta mitra terkait lain di luar TPPS, dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Sekertaris Daerah (Sekda) Kalteng Nuryakin melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi, mengatakan, rekonsiliasi stunting dapat menjadi pemacu semangat  bagi semua, guna mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah, terutama dalam melakukan berbagai program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah di Provinsi Kalteng.

Baca Juga :  Sukseskan Pilkada Serentak dengan Damai, Tertib dan Taati Protokol Kes

“Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalensi stunting di Kalteng, trennya terus mengalami penurunan yaitu 41,3 persen pada tahun 2013 dan 34 persen pada tahun 2018,” katanya usai membuka kegiatan tersebut.

Lebih lanjut, Suhaemi menjelaskan bahwa hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 yaitu 32,3 persen, dan berdasarkan pendataan  terbaru Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kalteng sebesar 27,4 persen, dengan target penurunan sebesar 15,38 persen di tahun 2024.

“Walaupun dari tahun ke tahun angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah mengalami penurunan, namun angka ini masih berada di atas angka standar yang ditoleransi oleh WHO, yaitu di bawah angka 20 persen, dan masih berada di atas angka nasional yaitu 24,4 persen,” ungkap Suhaemi.

Baca Juga :  Ruas Pulpis-Bahaur Segera Ditangani Pemprov Kalteng

Di tempat yang sama,  Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Kalteng Muhammad Fitrianto Leksono mengatakan, mengetaskan permasalahan stunting bukanlah tugas yang mudah, diperlukan sinergi serta kerjasama dari seluruh stekolder terkait, dalam rangka mencapai target 15,38 di tahun 2024.

“BKKBN terus melakukan berbagai kegiatan dan langkah-langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Disamping menjalankan program dan kegiatan-kegiatan rutin yang melekat pada tupoksi BKKBN, terutama yang berkaitan dengan program pembanguna keluarga,” tandasnya.

Di sela kegiatan Rekonsiliasi Stunting Tahun 2022, dilakukan juga pengukuhan DPD Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Provinsi Kalteng oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Berbagai upaya dilakukan  Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam menurunkan stunting di Bumi Tambun Bungai. Salah satunya dengan menggelar Rekonsiliasi Stunting Tahun 2022, di Palangka Raya, Selasa (13/9/2022). Kegiatan ini tak lain memiliki tujuan agar seluruh elemen dalam struktur TPPS serta mitra terkait lain di luar TPPS, dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Sekertaris Daerah (Sekda) Kalteng Nuryakin melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi, mengatakan, rekonsiliasi stunting dapat menjadi pemacu semangat  bagi semua, guna mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah, terutama dalam melakukan berbagai program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah di Provinsi Kalteng.

Baca Juga :  Sukseskan Pilkada Serentak dengan Damai, Tertib dan Taati Protokol Kes

“Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalensi stunting di Kalteng, trennya terus mengalami penurunan yaitu 41,3 persen pada tahun 2013 dan 34 persen pada tahun 2018,” katanya usai membuka kegiatan tersebut.

Lebih lanjut, Suhaemi menjelaskan bahwa hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 yaitu 32,3 persen, dan berdasarkan pendataan  terbaru Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kalteng sebesar 27,4 persen, dengan target penurunan sebesar 15,38 persen di tahun 2024.

“Walaupun dari tahun ke tahun angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah mengalami penurunan, namun angka ini masih berada di atas angka standar yang ditoleransi oleh WHO, yaitu di bawah angka 20 persen, dan masih berada di atas angka nasional yaitu 24,4 persen,” ungkap Suhaemi.

Baca Juga :  Ruas Pulpis-Bahaur Segera Ditangani Pemprov Kalteng

Di tempat yang sama,  Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Kalteng Muhammad Fitrianto Leksono mengatakan, mengetaskan permasalahan stunting bukanlah tugas yang mudah, diperlukan sinergi serta kerjasama dari seluruh stekolder terkait, dalam rangka mencapai target 15,38 di tahun 2024.

“BKKBN terus melakukan berbagai kegiatan dan langkah-langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Disamping menjalankan program dan kegiatan-kegiatan rutin yang melekat pada tupoksi BKKBN, terutama yang berkaitan dengan program pembanguna keluarga,” tandasnya.

Di sela kegiatan Rekonsiliasi Stunting Tahun 2022, dilakukan juga pengukuhan DPD Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Provinsi Kalteng oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi.

Terpopuler

Artikel Terbaru