29.5 C
Jakarta
Tuesday, April 16, 2024

53.805 Debitur KUR di Kalteng Serap Rp 2 Triliun Lebih

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pandemi Covid-19 telah berdampak hampir kepada semua sektor kehidupan. Tidak terkecuali perekonomian. Salah satu sektor perekonomian yang sangat terdampak yakni koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Namun, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah dalam memperkuat keberadaan koperasi dan UMKM di daerah ini. Berbagai upaya dan kebijakan Pemprov Kalteng itu pun tampaknya membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalteng Aty Muliaty menyebutkan, bahwa jumlah UMKM meningkat signifikan. Pasalnya, dari 64.067 UMKM di tahun 2020 meningkat menjadi 71.406 unit usaha pada 2021.

Aty mengatakan, dorongan dan dukungan dari Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah membawa harapan baru bagi pelaku UMKM di Bumi Tambun Bungai. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, perkembangan UMKM cukup bagus.

“Hal ini tidak terlepas dari fokus perhatian Pemprov Kalteng. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 ini dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, pemerintah daerah terus melakukan pendampingan akses permodalan bagi UMKM melalui perbankan dan non perbankan serta Otoritas Jasa Keuangan,” katanya.

Baca Juga :  Jaga Marwah Budaya, Senjata Khas Dayak Jangan Dibawa saat Menyampaikan Aspirasi

Dijelaskannya, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Kalteng, tercatat data kredit usaha rakyat (KUR) melalui sistem informasi kredit program (SIKP) per 20 September 2021 sebanyak 53.805 debitur dengan nilai akad Rp 2 triliun lebih.

“Pemprov Kalteng terus mendorong pelaku usaha ataupun kelompok usaha agar membentuk koperasi yang sangat berguna untuk pengembangan usaha dan mempermudah akses permodalan melalui perbankan dan  lembaga pengelola dana bergulir (LPDB),” pungkasnya.

Dikatakan Aty, sejak 2020 hingga 2021 telah terbentuk komunitas pelaku usaha yang sudah berbentuk wadah koperasi. Yaitu Koperasi Desa Jelapat di Kabupaten Barito Selatan. Koperasi ini telah mendapatkan bantuan peralatan pengolahan ikan dari Bank Indonesia Kalimantan Tengah.

Selain itu, juga ada Koperasi Palinget di Kabupaten Kapuas yang mendapatlan bantuan mesin jahit dari Bank Rakyat Indonesia. Koperasi Pengolahan Ikan di Kabupaten Seruyan yang dalam proses mendapatkan bantuan dari Bank Mandiri.

Baca Juga :  Nuryakin Temui Sekjen Kemendagri, Bahas Kondisi Umum di Kalteng

“Termasuk program UKM BERKAH yang disalurkan melalui PT BPD Kalimantan Tengah yang memprioritaskan para pelaku usaha mikro serta koperasi yang saat ini sedang dalam proses,” tegasnya.

Hingga saat ini, lanjut dia, UKM telah merealisasikan ekspor yang berdasarkan penerbitan surat keterangan asal (SKA) di empat kantor instansi penerbit surat keterangan asal (IPSKA) Kalteng. Di antaranya Palangka Raya yang memiliki tujuh eksportir dan lima jenis komoditi. Selanjutnya Kabupaten Kapuas memiliki tiga eksportir dan empat jenis komoditi.

“Termasuk Sampit dengan empat eksportir dan tiga jenis komoditi serta Pangkalan Bun dengan empat eksportir dengan dua jenis komoditi,” ucapnya.

Sementara itu,  ekspor komoditas perikanan di Kalteng, hingga 2020 lalu masih didominasi oleh ikan hidup, terutama ikan hias air tawar dan ikan konsumsi. Negara tujuan daripada ekspor ini yakni Singapura, Jepang, Malaysia, Tiongkok dan Hongkong.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pandemi Covid-19 telah berdampak hampir kepada semua sektor kehidupan. Tidak terkecuali perekonomian. Salah satu sektor perekonomian yang sangat terdampak yakni koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Namun, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah dalam memperkuat keberadaan koperasi dan UMKM di daerah ini. Berbagai upaya dan kebijakan Pemprov Kalteng itu pun tampaknya membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalteng Aty Muliaty menyebutkan, bahwa jumlah UMKM meningkat signifikan. Pasalnya, dari 64.067 UMKM di tahun 2020 meningkat menjadi 71.406 unit usaha pada 2021.

Aty mengatakan, dorongan dan dukungan dari Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah membawa harapan baru bagi pelaku UMKM di Bumi Tambun Bungai. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, perkembangan UMKM cukup bagus.

“Hal ini tidak terlepas dari fokus perhatian Pemprov Kalteng. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 ini dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, pemerintah daerah terus melakukan pendampingan akses permodalan bagi UMKM melalui perbankan dan non perbankan serta Otoritas Jasa Keuangan,” katanya.

Baca Juga :  Jaga Marwah Budaya, Senjata Khas Dayak Jangan Dibawa saat Menyampaikan Aspirasi

Dijelaskannya, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Kalteng, tercatat data kredit usaha rakyat (KUR) melalui sistem informasi kredit program (SIKP) per 20 September 2021 sebanyak 53.805 debitur dengan nilai akad Rp 2 triliun lebih.

“Pemprov Kalteng terus mendorong pelaku usaha ataupun kelompok usaha agar membentuk koperasi yang sangat berguna untuk pengembangan usaha dan mempermudah akses permodalan melalui perbankan dan  lembaga pengelola dana bergulir (LPDB),” pungkasnya.

Dikatakan Aty, sejak 2020 hingga 2021 telah terbentuk komunitas pelaku usaha yang sudah berbentuk wadah koperasi. Yaitu Koperasi Desa Jelapat di Kabupaten Barito Selatan. Koperasi ini telah mendapatkan bantuan peralatan pengolahan ikan dari Bank Indonesia Kalimantan Tengah.

Selain itu, juga ada Koperasi Palinget di Kabupaten Kapuas yang mendapatlan bantuan mesin jahit dari Bank Rakyat Indonesia. Koperasi Pengolahan Ikan di Kabupaten Seruyan yang dalam proses mendapatkan bantuan dari Bank Mandiri.

Baca Juga :  Nuryakin Temui Sekjen Kemendagri, Bahas Kondisi Umum di Kalteng

“Termasuk program UKM BERKAH yang disalurkan melalui PT BPD Kalimantan Tengah yang memprioritaskan para pelaku usaha mikro serta koperasi yang saat ini sedang dalam proses,” tegasnya.

Hingga saat ini, lanjut dia, UKM telah merealisasikan ekspor yang berdasarkan penerbitan surat keterangan asal (SKA) di empat kantor instansi penerbit surat keterangan asal (IPSKA) Kalteng. Di antaranya Palangka Raya yang memiliki tujuh eksportir dan lima jenis komoditi. Selanjutnya Kabupaten Kapuas memiliki tiga eksportir dan empat jenis komoditi.

“Termasuk Sampit dengan empat eksportir dan tiga jenis komoditi serta Pangkalan Bun dengan empat eksportir dengan dua jenis komoditi,” ucapnya.

Sementara itu,  ekspor komoditas perikanan di Kalteng, hingga 2020 lalu masih didominasi oleh ikan hidup, terutama ikan hias air tawar dan ikan konsumsi. Negara tujuan daripada ekspor ini yakni Singapura, Jepang, Malaysia, Tiongkok dan Hongkong.

Terpopuler

Artikel Terbaru