31.2 C
Jakarta
Tuesday, December 9, 2025

Harga Cabai Meroket Jelang Hari Besar Keagamaan, Pemprov Kalteng Turun Tangan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemprov Kalimantan Tengah bergerak cepat memantau harga dan ketersediaan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2025, setelah harga sejumlah komoditas strategis di Pasar Palangka Raya menunjukkan lonjakan signifikan. Harga cabai yang sebelumnya berada di kisaran Rp60 ribu kini tembus Rp110–120 ribu per kilogram, menjadi perhatian utama dalam pemantauan tersebut.

Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Yuas Elko, mengatakan kenaikan harga cabai dan beberapa komoditas lain menjadi sorotan pemerintah karena berpotensi memicu inflasi jelang HBKN.

“Dari pantauan kami, harga cabai yang tadinya sekitar Rp60 ribu, sekarang naik ke Rp110–120 ribu per kilogram,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).

Baca Juga :  Ekowisata Sabangau, Potensi Unggulan Pariwisata Kalteng

Kenaikan juga terjadi pada cabai rawit merah yang menembus Rp120 ribu per kilogram, bawang kering Rp80–90 ribu, daging sapi Rp140 ribu, dan ayam potong Rp35–36 ribu per kilogram.

“Pedagang menyampaikan bahwa lonjakan ini dipengaruhi cuaca dan stok lokal yang terbatas, sehingga pasokan bergantung pada daerah lain, terutama dari Banjarmasin,” jelas Yuas.

Di tengah kenaikan sejumlah komoditas, persediaan beras di Kalteng dinyatakan aman, dengan stok Bulog mencapai 15.135 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga enam bulan ke depan.

“Dengan stok beras Bulog tersebut, kita tidak perlu mendatangkan beras dari luar daerah,” tegasnya.

Electronic money exchangers listing

Pemprov Kalteng juga memastikan mekanisme pemenuhan pasokan pangan terus berjalan melalui kerja sama antardaerah berbasis business to business oleh para pelaku usaha.

Baca Juga :  Disbun Dukung Gubernur Tertibkan Truk ODOL, Minta PBS Sawit Taat Pajak hingga Serap Tenaga Lokal

“Biasanya B to B, jadi kalau di sini kekurangan cabai, daerah yang surplus bisa memasok ke Kalteng,” ujarnya.

Yuas menambahkan, kerja sama tersebut sudah dibangun sejak 2021 dan sejauh ini berjalan efektif dalam menjaga stabilitas pasokan.

“Kita sudah fasilitasi sejak beberapa tahun lalu, selanjutnya pelaku usaha yang meneruskan sesuai kebutuhan pasar,” pungkasnya. (adr)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemprov Kalimantan Tengah bergerak cepat memantau harga dan ketersediaan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2025, setelah harga sejumlah komoditas strategis di Pasar Palangka Raya menunjukkan lonjakan signifikan. Harga cabai yang sebelumnya berada di kisaran Rp60 ribu kini tembus Rp110–120 ribu per kilogram, menjadi perhatian utama dalam pemantauan tersebut.

Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Yuas Elko, mengatakan kenaikan harga cabai dan beberapa komoditas lain menjadi sorotan pemerintah karena berpotensi memicu inflasi jelang HBKN.

“Dari pantauan kami, harga cabai yang tadinya sekitar Rp60 ribu, sekarang naik ke Rp110–120 ribu per kilogram,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).

Electronic money exchangers listing
Baca Juga :  Ekowisata Sabangau, Potensi Unggulan Pariwisata Kalteng

Kenaikan juga terjadi pada cabai rawit merah yang menembus Rp120 ribu per kilogram, bawang kering Rp80–90 ribu, daging sapi Rp140 ribu, dan ayam potong Rp35–36 ribu per kilogram.

“Pedagang menyampaikan bahwa lonjakan ini dipengaruhi cuaca dan stok lokal yang terbatas, sehingga pasokan bergantung pada daerah lain, terutama dari Banjarmasin,” jelas Yuas.

Di tengah kenaikan sejumlah komoditas, persediaan beras di Kalteng dinyatakan aman, dengan stok Bulog mencapai 15.135 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga enam bulan ke depan.

“Dengan stok beras Bulog tersebut, kita tidak perlu mendatangkan beras dari luar daerah,” tegasnya.

Pemprov Kalteng juga memastikan mekanisme pemenuhan pasokan pangan terus berjalan melalui kerja sama antardaerah berbasis business to business oleh para pelaku usaha.

Baca Juga :  Disbun Dukung Gubernur Tertibkan Truk ODOL, Minta PBS Sawit Taat Pajak hingga Serap Tenaga Lokal

“Biasanya B to B, jadi kalau di sini kekurangan cabai, daerah yang surplus bisa memasok ke Kalteng,” ujarnya.

Yuas menambahkan, kerja sama tersebut sudah dibangun sejak 2021 dan sejauh ini berjalan efektif dalam menjaga stabilitas pasokan.

“Kita sudah fasilitasi sejak beberapa tahun lalu, selanjutnya pelaku usaha yang meneruskan sesuai kebutuhan pasar,” pungkasnya. (adr)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/