Site icon Prokalteng

Kalteng Berupaya Maksimal Atasi Kenaikan Harga Bawang Merah

Staff Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Ruang Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin (8/7). (IST)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kalteng, Yuas Elko, mengungkapkan keprihatinan atas kenaikan harga bawang merah yang kembali terjadi.

Yuas menyebutkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) secara aktif bergerak melalui berbagai langkah strategis guna mengatasi dampak dari lonjakan harga ini.

“Salah satu langkah yang diambil adalah melalui koordinasi intensif antara Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Ketahanan Pangan, serta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyelenggarakan pasar murah,” ujar Yuas di sela Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Ruang Bajakah Kantor Gubernur, Senin (8/7).

Upaya ini diharapkan dapat memberikan akses lebih terjangkau bagi masyarakat terhadap bawang merah, yang merupakan komoditas penting dalam pangan sehari-hari.

“Pemerintah daerah terus memantau perkembangan harga bawang merah dan mempertimbangkan langkah-langkah lanjutan yang perlu diambil. Informasi terbaru akan segera dilaporkan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) guna mendukung kebijakan yang tepat dalam mengatasi masalah ini,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Regional Kalteng, Budi Cahyanto, menyatakan bahwa ketergantungan wilayah ini terhadap pasokan bawang merah dari luar menjadi penyebab utama tingginya harga komoditas tersebut.

Budi menjelaskan bahwa upaya untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), di mana Bulog telah menginisiasi langkah-langkah konkret. Salah satunya adalah dengan menghubungkan langsung para penjual di Palangka Raya, Sampit, dan kota-kota yang terpengaruh inflasi dengan petani di Probolinggo.

“Dalam situasi saat ini, kita terpaksa menyesuaikan harga jual dengan kondisi pasar di wilayah penghasil bawang merah tersebut,” tambahnya.

Budi juga menyampaikan harapannya agar produksi bawang merah lokal di Kalteng dapat segera pulih kembali. Namun, dia menyoroti bahwa tantangan cuaca yang tidak menentu seringkali menghambat produktivitas petani, menyebabkan hasil panen tidak optimal dan merugikan petani setempat. (hfz)

Exit mobile version