28.6 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Pemerintah Kalteng Tingkatkan Kapasitas SDM untuk Restorasi Terumbu Karang

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang sangat rentan mengalami kerusakan, baik akibat aktivitas manusia maupun perubahan alam.

Menyadari pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Restorasi Terumbu Karang, yang berlangsung di Hotel Karebosi Premier, Makassar, Sulawesi Selatan, sejak 2 hingga 4 September 2024.

Ketua Panitia Bimtek Restorasi Terumbu Karang, Chora Mustika, dalam penutupan acara tersebut menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam menjaga, memulihkan, dan memanfaatkan terumbu karang secara berkelanjutan.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan, Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini, juga diikuti oleh perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), termasuk Restuah dan Sabam Parsaoran S. dari Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng.

Baca Juga :  Kekerasan Perempuan dan Anak di Kalteng Masih Tinggi

Bimtek ini menghadirkan narasumber dari Universitas Hasanuddin, Abdul Haris dan Syafyudin Yusuf, serta Lily Damayanti dari PT. MARS Symbioscience Indonesia.

Abdul Haris menjelaskan pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang yang saat ini berada dalam kondisi bahaya. Berbagai metode restorasi juga dipaparkan, termasuk transplantasi karang, stabilisasi substrat, hingga coral micro fragmentasi yang disebut sebagai metode dengan tingkat keberhasilan tertinggi.

Syafyudin Yusuf lebih lanjut menjelaskan pentingnya memilih lokasi yang tepat untuk restorasi, mengingat faktor lingkungan seperti sedimentasi dari sungai dan perairan. Ia menyarankan agar lokasi transplantasi dipilih dengan cermat agar proyek restorasi dapat berjalan efektif.

Salah satu metode yang dipelajari dalam bimtek ini adalah Mars Assisted Reef Restoration System (MARRS), yang menggunakan struktur baja berbentuk heksagonal bernama reef star.

Lily Damayanti menjelaskan bahwa metode ini berhasil memulihkan ekosistem terumbu karang di Pulau Mantosua, Sulawesi Selatan, dengan peningkatan tutupan karang baru melebihi 50 persen dalam waktu kurang dari dua tahun.

Baca Juga :  Kalteng Siap Melaju dengan Pembangunan Infrastruktur dan SDM

Restorasi ini tidak hanya memulihkan terumbu karang, tetapi juga meningkatkan keragaman hayati dan menarik berbagai jenis ikan, memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan ekonomi lokal.

Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng, H. Darliansjah, juga menyampaikan dukungannya terhadap peningkatan kapasitas ASN Dislutkan dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan.

Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam, hingga Tanjung Keluang, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang memiliki luas 61.362,24 hektar, diharapkan dapat dikelola dengan baik melalui metode transplantasi yang dipelajari dalam bimtek tersebut.

“Kami berharap, metode ini dapat diterapkan di kawasan konservasi perairan Kalteng, sehingga ekosistem terumbu karang tetap terjaga dengan baik,” ujar Darliansjah. (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang sangat rentan mengalami kerusakan, baik akibat aktivitas manusia maupun perubahan alam.

Menyadari pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Restorasi Terumbu Karang, yang berlangsung di Hotel Karebosi Premier, Makassar, Sulawesi Selatan, sejak 2 hingga 4 September 2024.

Ketua Panitia Bimtek Restorasi Terumbu Karang, Chora Mustika, dalam penutupan acara tersebut menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam menjaga, memulihkan, dan memanfaatkan terumbu karang secara berkelanjutan.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan, Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini, juga diikuti oleh perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), termasuk Restuah dan Sabam Parsaoran S. dari Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng.

Baca Juga :  Kekerasan Perempuan dan Anak di Kalteng Masih Tinggi

Bimtek ini menghadirkan narasumber dari Universitas Hasanuddin, Abdul Haris dan Syafyudin Yusuf, serta Lily Damayanti dari PT. MARS Symbioscience Indonesia.

Abdul Haris menjelaskan pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang yang saat ini berada dalam kondisi bahaya. Berbagai metode restorasi juga dipaparkan, termasuk transplantasi karang, stabilisasi substrat, hingga coral micro fragmentasi yang disebut sebagai metode dengan tingkat keberhasilan tertinggi.

Syafyudin Yusuf lebih lanjut menjelaskan pentingnya memilih lokasi yang tepat untuk restorasi, mengingat faktor lingkungan seperti sedimentasi dari sungai dan perairan. Ia menyarankan agar lokasi transplantasi dipilih dengan cermat agar proyek restorasi dapat berjalan efektif.

Salah satu metode yang dipelajari dalam bimtek ini adalah Mars Assisted Reef Restoration System (MARRS), yang menggunakan struktur baja berbentuk heksagonal bernama reef star.

Lily Damayanti menjelaskan bahwa metode ini berhasil memulihkan ekosistem terumbu karang di Pulau Mantosua, Sulawesi Selatan, dengan peningkatan tutupan karang baru melebihi 50 persen dalam waktu kurang dari dua tahun.

Baca Juga :  Kalteng Siap Melaju dengan Pembangunan Infrastruktur dan SDM

Restorasi ini tidak hanya memulihkan terumbu karang, tetapi juga meningkatkan keragaman hayati dan menarik berbagai jenis ikan, memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan ekonomi lokal.

Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng, H. Darliansjah, juga menyampaikan dukungannya terhadap peningkatan kapasitas ASN Dislutkan dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan.

Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam, hingga Tanjung Keluang, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang memiliki luas 61.362,24 hektar, diharapkan dapat dikelola dengan baik melalui metode transplantasi yang dipelajari dalam bimtek tersebut.

“Kami berharap, metode ini dapat diterapkan di kawasan konservasi perairan Kalteng, sehingga ekosistem terumbu karang tetap terjaga dengan baik,” ujar Darliansjah. (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru