PALANGKA
RAYA, KALTENGPOS.CO - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kalimantan
Tengah (Kalteng) Habib Ismail Bin Yahya membuka secara resmi Pelatihan Khatib
Muda Se-Kota Palangka Raya, pada Kamis (3/12). Pelatihan Khatib tersebut
dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan khatib-khatib muda yang memberikan
ceramah dengan baik dan juga menguatkan fiqih moderat bagi para khatib muda.
Pembukaan Pelatihan Khatib Muda Se-Kota
Palangka Raya yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Palangka Raya tersebut turut pula dihadiri Unsur Forkopimda
Provinsi Kalteng, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalteng H. Abdul
Rasyid, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalteng yang juga
merupakan Rektor IAIN Palangka Raya KH Khairil Anwar, Dekan Fakultas Syariah
IAIN Palangka Raya H. Abdul Helim, serta Organisasi Keagamaan, Tokoh Agama dan
Tokoh Adat di Kalteng.
“Tema yang kita usung dalam kegiatan
Pelatihan Khatib Muda ini adalah Penguatan Fiqih Moderat melalui Mimbar Khotbah.
Dan kita berharap, melalui pelatihan khatib ini, khatib muda ini siap nantinya
terjun ke lapangan untuk berdakwah melalui mimbar khatib,” kata Dekan
Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya Abdul Helim.
Sementara itu, Plt Gubernur Habib Ismail
mengatakan, agar semua khatib muda yang mengikuti kegiatan tersebut dapat
semaksimal mungkin menyerap ilmu yang diberikan dan mengaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari. “Saya selaku Plt Gubernur Kalimantan Tengah
menyambut baik dan mendukung atas terlaksananya kegiatan ini, sebagai kegiatan
yang dapat melahirkan khatib-khatib berkualitas yang mampu membangkitkan
semangat perubahan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat dan bangsaâ€, kata Plt.
Gubernur Habib Ismail Bin Yahya.
Habib berharap, dengan adanya pemahaman yang
kuat tentang fiqih melalui pelatihan ini, maka pesan-pesan agama pun
tersampaikan dengan baik dan selaras dengan tujuan Negara untuk pembangunan
Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkualitas demi menjaga persatuan dan
kesatuan Republik Indonesia.
 “Oleh karena
itu, khatib juga harus paham dan sadar bahwa apa yang keluar dari mulutnya
adalah harus pesan-pesan yang membuat tenang dan damai, bukan sebaliknya justru
menimbulkan masalah atau bahkan juga meninggalkan masalah. Mimbar khotbah ini
juga harus kita jaga agar tidak digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan
kontroversi,” pungkas.