Site icon Prokalteng

Jangan Lengah ! Gubernur Sebut Tiga Langkah Strategis dan Konkret Peng

jangan-lengah-gubernur-sebut-tiga-langkah-strategis-dan-konkret-peng

PALANGKA
RAYA
-Di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Kalteng disibukkan dengan penanganan dan pencegahan persebaran
wabah ini. Meski demikian, pemeritah diharapkan tidak lengah terhadap ancaman
bencana musim kemarau yang sering melanda wilayah ini, yakni kebakaran hutan
dan lahan (karhutla).

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran
memimpin rapat koordinasi virtual kesiapsiagaan penanganan karhutla bersama
pihak-pihak yang nantinya akan dilibatkan dalam pencegahan karhutla. Laporan perkiraan
cuaca dan iklim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun
Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya menjadi perhatian dalam rapat itu.
Disebutkan bahwa wilayah Kalteng akan memasuki musim kemarau.

Dari laporan BMKG disebutkan bahwa seluruh
wilayah Kalteng diperkirakan masuk musim kemarau pada akhir Juli nanti, dengan
puncak musim kemarau beragam di setiap ZOM, mulai dari Juli, Agustus, hingga
September. Dalam rapat ini juga dilakukan penandatanganan kesepakatan antara gubernur
dengan kepala daerah kabupaten/kota se-Kalteng.

Gubernur Kalteng H Sugianto menyebut, ada tiga
langkah strategis dan konkret dalam rangka pengendalian ancaman karhutla.
Pertama, pemerintah kabupaten/kota membentuk satgas pencegahan karhutla sampai pada
tingkat kelurahan/desa. Kedua, satgas pencegahan karhutla di kabupaten/kota
memperkuat upaya pencegahan karhutla di tingkat tapak melalui sosialisasi,
diseminasi, dan pendampingan pelatihan patroli bersama (PLTB).

“Yang ketiga, pemerintah kabupaten/kota
menentukan status kesiagaan dan darurat karhutla dengan cepat dan tepat,”
tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng, Darliansjah mengatakan,
permasalahan yang dihadapi selama bencana karhutla tahun lalu, salah satunya karena
belum terbentuknya satgas pencegahan dan kesiapsiagaan hingga kelurahan/desa. Selain
itu, terbatasnya sarana prasarana dalam penanganan karhutla.

Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat
tentang dampak karhutla juga menjadi faktor penting. Juga karena belum
optimalnya sinergisme pemangku kepentingan dalam pencegahan dan penanganan
karhutla. Ditambah lagi belum memadai dan optimalnya anggaran yang difokuskan
pada upaya pencegahan dan kesiapsiagaan karhutla.

“Berdasarkan kajian risiko bencana Kalteng 2020,
bahwa karhutla Kalteng memiliki tingkat bahaya yang tinggi, tingkat kerentanan
tinggi, dan tingkat kapasitas yang dianggap masih rendah sehingga memiliki risiko
yang tinggi,” ungkap Darli.

Pasalnya, desa rawan kebakaran di Kalteng
dengan tingkat kerawanan sangat tinggi berjumlah 263,  desa dengan tingkat kerawanan tinggi
berjumlah 222, desa dengan tingkat kerawanan sedang 94 desa, dan yang memiliki tingkat
kerawanan rendah berjumlah 1.033.

“Jadi, rapat koordinasi ini bertujuan merealisasikan
komitmen bersama melalui strategi pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanganan
darurat karhutla 2020,” pungkasnya

Exit mobile version