26.3 C
Jakarta
Saturday, April 12, 2025

Turunkan Stunting, Dinkes Palangkaraya Lakukan Intervensi Spesifik

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Persoalan stunting masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Sejumlah program percepatan penurunan angka prevalensi stunting terus dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan antar program. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses percepatan penurunan stunting pun harus segera diatasi, khususnya di Kota Palangkaraya.

Pemerintah Kota Palangkaraya pun menggelar rapat tematik reformasi birokrasi Tahun 2023 di, Selasa (10/10) kemarin. Rapat tersebut membahas 5 poin, yaitu kemiskinan ekstrim, stunting, investasi, P3DN (Program Peningkatan Produk Dalam Negeri), dan inflasi.

Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, melalui Sekretaris Dinas Kesehatan, Octavine S.K Tarigan, mengatakan bahwa untuk menurunkan angka stunting di Kota Palangkaraya, ada langkah intervensi yang spesifik. Intervensi spesifik yang dilakukan saat ini, dikatakan dirinya adalah pemberian makanan tambahan.

Baca Juga :  Harga Bawang Merah di Palangka Raya Mulai Melonjak

“Kita berikan kepada ibu hamil. Ibu hamil yang berisiko stunting. Kemudian kedua, ibu yang sedang menyusui. Ketiga adalah bayi 6 bulan – 23 bulan yang sudah mendapatkan makanan (baduta). Terakhir adalah balita. Nah, ini konsumsi setiap hari, nanti selama 90 hari kita evaluasi lagi. Sudah berjalan sebulan, nanti kita akan lihat intervensinya,”katanya kemarin.

Lanjutnya dia mengatakan, hasilnya akan ditentukan dengan menggunakan angka indikator. Jika terjadi penambahan tinggi badan, tentu pihaknya sudah bisa menekan angka stunting itu. Jadi intervensi pertama adalah pemberian makanan tambahan, dan yang kedua adalah intervensi untuk risiko stunting.

“Seperti remaja putri atau calon pengantin, kita akan memberikan konsumsi tablet tambah darah. Kemudian anak-anak yang baru lahir sampai satu tahun harus diimunisasi. Nah itu terus kita intervensi. Supaya jangan sampai terjadi penyakit-penyakit, karena tidak melakukan imunisasi. Begitu banyak penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Itu beberapa intervensi spesifik kita,”ujarnya seraya mengatakan bahwa saat ini di Kota Palangkaraya terdapat sekitar 200 an anak yang berisiko. (*ana/hnd)

Baca Juga :  Wapada! Ablasi Sungai Kahayan Bisa Terjadi Lagi

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Persoalan stunting masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Sejumlah program percepatan penurunan angka prevalensi stunting terus dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan antar program. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses percepatan penurunan stunting pun harus segera diatasi, khususnya di Kota Palangkaraya.

Pemerintah Kota Palangkaraya pun menggelar rapat tematik reformasi birokrasi Tahun 2023 di, Selasa (10/10) kemarin. Rapat tersebut membahas 5 poin, yaitu kemiskinan ekstrim, stunting, investasi, P3DN (Program Peningkatan Produk Dalam Negeri), dan inflasi.

Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, melalui Sekretaris Dinas Kesehatan, Octavine S.K Tarigan, mengatakan bahwa untuk menurunkan angka stunting di Kota Palangkaraya, ada langkah intervensi yang spesifik. Intervensi spesifik yang dilakukan saat ini, dikatakan dirinya adalah pemberian makanan tambahan.

Baca Juga :  Harga Bawang Merah di Palangka Raya Mulai Melonjak

“Kita berikan kepada ibu hamil. Ibu hamil yang berisiko stunting. Kemudian kedua, ibu yang sedang menyusui. Ketiga adalah bayi 6 bulan – 23 bulan yang sudah mendapatkan makanan (baduta). Terakhir adalah balita. Nah, ini konsumsi setiap hari, nanti selama 90 hari kita evaluasi lagi. Sudah berjalan sebulan, nanti kita akan lihat intervensinya,”katanya kemarin.

Lanjutnya dia mengatakan, hasilnya akan ditentukan dengan menggunakan angka indikator. Jika terjadi penambahan tinggi badan, tentu pihaknya sudah bisa menekan angka stunting itu. Jadi intervensi pertama adalah pemberian makanan tambahan, dan yang kedua adalah intervensi untuk risiko stunting.

“Seperti remaja putri atau calon pengantin, kita akan memberikan konsumsi tablet tambah darah. Kemudian anak-anak yang baru lahir sampai satu tahun harus diimunisasi. Nah itu terus kita intervensi. Supaya jangan sampai terjadi penyakit-penyakit, karena tidak melakukan imunisasi. Begitu banyak penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Itu beberapa intervensi spesifik kita,”ujarnya seraya mengatakan bahwa saat ini di Kota Palangkaraya terdapat sekitar 200 an anak yang berisiko. (*ana/hnd)

Baca Juga :  Wapada! Ablasi Sungai Kahayan Bisa Terjadi Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru