27.3 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

Siaga 24 Jam, Damkar Palangka Raya Sebut Kesadaran Masyarakat Masih Minim saat Situasi Darurat

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya, Dra. Gloriana mengungkapkan upaya penanganan kebakaran tidak dapat sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah.

Menurutnya, penanggulangan kebakaran merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan para relawan.

Ia menekankan bahwa sinergi antara ketiga pilar tersebut, sangat penting demi tercapainya penanganan kebakaran yang cepat dan efektif.

Gloriana menjelaskan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran memiliki peran khusus dalam penanganan kebakaran. Selain menjadi satu-satunya instansi yang melaporkan dan melakukan investigasi atas kejadian kebakaran, dinas ini juga bertugas melakukan pembinaan dan koordinasi dalam penanggulangan kebakaran.

“Kita bermitra dengan relawan, namun sering kali di lapangan terjadi miskomunikasi yang justru menghambat penanganan,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Rabu (9/4/2025).

Baca Juga :  DLH Palangka Raya Dorong Kesadaran Masyarakat Musnahkan Sampah Tanpa Membakar

Salah satu kendala yang sering dihadapi, menurutnya adalah kehadiran mobil-mobil relawan yang masuk lebih dulu ke lokasi kejadian dan justru menghalangi pergerakan armada damkar. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam proses pemadaman.

“Sering armada kita susah masuk karena mobil-mobil relawan ini yang masuk duluan dan menghalangi. Nah itu yang menyebabkan keterlambatan,” lanjutnya.

Menanggapi pernyataan Wali Kota Palangka Raya mengenai respons dinas terhadap laporan warga, Gloriana menjelaskan bahwa sistem komunikasi masih menjadi tantangan.

“Kadang terjadi masalah jaringan, tetapi armada dan personel kami selalu siap 1×24 jam. Jika ada warga yang meragukan kehadiran kami, silakan cek langsung di lapangan,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa setiap laporan yang masuk selalu dikonfirmasi dan dievaluasi terlebih dahulu. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan informasi yang bisa menimbulkan kepanikan atau kesalahpahaman.

Baca Juga :  Lindungi UMKM dari Kejahatan Siber, Ini 5 Langkah yang Diberikan Diskominfo

“Kita tidak bisa langsung menelan mentah-mentah laporan tanpa verifikasi. Kita harus tahu siapa yang melapor dan sejauh mana kebenarannya,” jelasnya.

Dalam situasi darurat, Gloriana memastikan bahwa pihaknya berupaya tiba di lokasi maksimal dalam 15 menit. Namun, kendala di lapangan seperti kemacetan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberi jalan kepada mobil damkar seringkali memperlambat proses tersebut. Ia berharap masyarakat bisa lebih kooperatif dalam situasi darurat.

Gloriana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan waspada terhadap potensi kebakaran.

“Kebakaran bukan hanya urusan damkar. Ini tanggung jawab kita bersama. Mari kita saling mendukung dan memperkuat koordinasi agar kejadian serupa bisa diminimalisir,” pungkasnya. (ndo)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya, Dra. Gloriana mengungkapkan upaya penanganan kebakaran tidak dapat sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah.

Menurutnya, penanggulangan kebakaran merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan para relawan.

Ia menekankan bahwa sinergi antara ketiga pilar tersebut, sangat penting demi tercapainya penanganan kebakaran yang cepat dan efektif.

Gloriana menjelaskan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran memiliki peran khusus dalam penanganan kebakaran. Selain menjadi satu-satunya instansi yang melaporkan dan melakukan investigasi atas kejadian kebakaran, dinas ini juga bertugas melakukan pembinaan dan koordinasi dalam penanggulangan kebakaran.

“Kita bermitra dengan relawan, namun sering kali di lapangan terjadi miskomunikasi yang justru menghambat penanganan,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Rabu (9/4/2025).

Baca Juga :  DLH Palangka Raya Dorong Kesadaran Masyarakat Musnahkan Sampah Tanpa Membakar

Salah satu kendala yang sering dihadapi, menurutnya adalah kehadiran mobil-mobil relawan yang masuk lebih dulu ke lokasi kejadian dan justru menghalangi pergerakan armada damkar. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam proses pemadaman.

“Sering armada kita susah masuk karena mobil-mobil relawan ini yang masuk duluan dan menghalangi. Nah itu yang menyebabkan keterlambatan,” lanjutnya.

Menanggapi pernyataan Wali Kota Palangka Raya mengenai respons dinas terhadap laporan warga, Gloriana menjelaskan bahwa sistem komunikasi masih menjadi tantangan.

“Kadang terjadi masalah jaringan, tetapi armada dan personel kami selalu siap 1×24 jam. Jika ada warga yang meragukan kehadiran kami, silakan cek langsung di lapangan,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa setiap laporan yang masuk selalu dikonfirmasi dan dievaluasi terlebih dahulu. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan informasi yang bisa menimbulkan kepanikan atau kesalahpahaman.

Baca Juga :  Lindungi UMKM dari Kejahatan Siber, Ini 5 Langkah yang Diberikan Diskominfo

“Kita tidak bisa langsung menelan mentah-mentah laporan tanpa verifikasi. Kita harus tahu siapa yang melapor dan sejauh mana kebenarannya,” jelasnya.

Dalam situasi darurat, Gloriana memastikan bahwa pihaknya berupaya tiba di lokasi maksimal dalam 15 menit. Namun, kendala di lapangan seperti kemacetan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberi jalan kepada mobil damkar seringkali memperlambat proses tersebut. Ia berharap masyarakat bisa lebih kooperatif dalam situasi darurat.

Gloriana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan waspada terhadap potensi kebakaran.

“Kebakaran bukan hanya urusan damkar. Ini tanggung jawab kita bersama. Mari kita saling mendukung dan memperkuat koordinasi agar kejadian serupa bisa diminimalisir,” pungkasnya. (ndo)

Terpopuler

Artikel Terbaru