PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kota Palangka Raya, terus melakukan berbagai inovasi dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Serta mempertahankan penghargaan Adipura, simbol prestisius kota bersih di Indonesia.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah mengadakan program penukaran sampah dengan sembako yang dilaksanakan setiap hari Kamis di halaman Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Kota Palangka Raya, Teguh Purnama Jaya, mengatakan bahwa pengurangan volume sampah merupakan tantangan utama dalam mempertahankan Adipura.
“Sampai saat ini, volume sampah di TPA sudah mencapai 160 ton per hari. Maka dari itu, keterlibatan masyarakat sangat penting, terutama dalam memilah sampah dari rumah,” ujarnya, Senin (7/4/2025).
Melalui kegiatan tersebut, warga dapat menukarkan minimal 1 kilogram sampah kering bernilai ekonomis seperti botol plastik, kardus, dan kaleng dengan sembako murah. Produk yang disediakan antara lain minyak goreng, sarden, teh, mie instan, dan garam dengan harga penukaran mulai dari Rp2.000 hingga Rp17.000. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kesadaran warga akan pentingnya memilah sampah dari rumah.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, turut mendukung penuh kegiatan ini dan mengajak warga ikut aktif memilah sampah dari rumah
“Program ini diharapkan mampu menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Ini juga langkah konkret dalam menjaga lingkungan kita dan bagian dari upaya mempertahankan Adipura,” katanya.
Zaini menegaskan. Bahwa program penukaran sampah ini sejalan dengan strategi Jakstrada (Kebijakan dan Strategi Daerah) yang menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen dari sumber pada tahun 2025.
Melalui inovasi seperti ini, Pemko Palangka Raya berharap bisa terus mempertahankan penghargaan Adipura. Dan sekaligus membentuk budaya masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan.
“Kegiatan penukaran sampah ini tidak hanya berdampak pada kebersihan kota, tetapi juga menjadi bentuk edukasi lingkungan yang langsung menyentuh kebutuhan warga,” pungkasnya. (ndo)