26 C
Jakarta
Wednesday, October 1, 2025

62 Kasus Karhutla di Palangka Raya, BPBD Soroti Kelalaian Warga

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Kota Palangka Raya. Memasuki puncak musim kemarau 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat lonjakan kasus karhutla yang memprihatinkan.

Sejak Januari hingga awal Agustus, sudah terjadi 62 kejadian karhutla dengan total lahan terbakar mencapai 18,7 hektare. Kondisi ini mendorong BPBD untuk lebih gencar mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan, baik disengaja maupun karena kelalaian.

“Sebagian besar kejadian dipicu oleh kelalaian dan tindakan membakar lahan secara sengaja. Faktor alam hampir tidak ditemukan. Ini menjadi keprihatinan bersama,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi, Sabtu (2/8/2025).

Baca Juga :  Meski Kebanjiran, Palangka Raya Belum Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

Ia menyebutkan, Kecamatan Jekan Raya menjadi titik paling rawan dengan 37 kasus karhutla. Pola berulang juga terpantau, di mana lokasi yang sudah dipadamkan kembali terbakar akibat pemicuan ulang oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Kami pernah padamkan satu area, tapi muncul lagi api di titik yang sama. Diduga kuat dibakar ulang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Menurut Budi, masih banyak warga yang membuka lahan dengan cara dibakar. Praktik ini tak hanya berisiko, tapi bisa berujung bencana jika dibiarkan tanpa pengawasan.

“Kita semua punya peran. Karhutla bukan hanya urusan pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Jangan menunggu sampai api membesar dan sulit dikendalikan,” ucapnya.

Baca Juga :  Selesai Dibangun, Kantor BPBD Katingan Diresmikan

Ia juga menekankan dampak lanjutan dari kebakaran yang terus terjadi, mulai dari kabut asap yang mengganggu kesehatan, aktivitas pendidikan yang terhambat, hingga mobilitas transportasi yang terganggu.

Meski tim BPBD bersama instansi terkait terus bersiaga di lapangan, Budi menegaskan bahwa penurunan angka karhutla tak akan berhasil tanpa dukungan aktif dari warga. (jef)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Kota Palangka Raya. Memasuki puncak musim kemarau 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat lonjakan kasus karhutla yang memprihatinkan.

Sejak Januari hingga awal Agustus, sudah terjadi 62 kejadian karhutla dengan total lahan terbakar mencapai 18,7 hektare. Kondisi ini mendorong BPBD untuk lebih gencar mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan, baik disengaja maupun karena kelalaian.

“Sebagian besar kejadian dipicu oleh kelalaian dan tindakan membakar lahan secara sengaja. Faktor alam hampir tidak ditemukan. Ini menjadi keprihatinan bersama,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi, Sabtu (2/8/2025).

Baca Juga :  Meski Kebanjiran, Palangka Raya Belum Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

Ia menyebutkan, Kecamatan Jekan Raya menjadi titik paling rawan dengan 37 kasus karhutla. Pola berulang juga terpantau, di mana lokasi yang sudah dipadamkan kembali terbakar akibat pemicuan ulang oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Kami pernah padamkan satu area, tapi muncul lagi api di titik yang sama. Diduga kuat dibakar ulang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Menurut Budi, masih banyak warga yang membuka lahan dengan cara dibakar. Praktik ini tak hanya berisiko, tapi bisa berujung bencana jika dibiarkan tanpa pengawasan.

“Kita semua punya peran. Karhutla bukan hanya urusan pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Jangan menunggu sampai api membesar dan sulit dikendalikan,” ucapnya.

Baca Juga :  Selesai Dibangun, Kantor BPBD Katingan Diresmikan

Ia juga menekankan dampak lanjutan dari kebakaran yang terus terjadi, mulai dari kabut asap yang mengganggu kesehatan, aktivitas pendidikan yang terhambat, hingga mobilitas transportasi yang terganggu.

Meski tim BPBD bersama instansi terkait terus bersiaga di lapangan, Budi menegaskan bahwa penurunan angka karhutla tak akan berhasil tanpa dukungan aktif dari warga. (jef)

Terpopuler

Artikel Terbaru