NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Petani padi di Kabupaten Lamandau butuh pendampingan serius dan juga peralatan pendukung untuk meningkatkan produktivitasnya. Salah satunya peralatan saat panen dan pasca panen.
Hal ini diutarakan Bambang Purwanto, ASN RSUD Lamandau yang juga petani di Kota Nanga Bulik. Padi yang ditanamnya telah masuk masa panen, karena keterbatasan alat, proses panen dan pasca dilakukan secara manual.
“Ada senang sekaligus sedih juga. Karena butuh tenaga ekstra untuk penanganan pasca panen,” ungkapnya di Nanga Bulik, Senin (3/2).
Ia mengaku sempat berusaha untuk meminjam alat alat perontok padi melalui PPL. Namun sayangnya ia dapat informasi jika mesinnya rusak. Dan untuk mendapatkan bantuan ia juga harus tergabung dalam kelompok tani dulu.
“Akhirnya kita pakai manual alias digebukin,” katanya.
Ia mengaku, jika ada alat perontok padi, bisa mempersingkat proses. Sehingga ke depan ia akan membuat alat perontok padi sendiri untuk mempermudah pekerjaan. “Setelah bulir padi terpisah, tinggal proses penjemuran. Semoga beberapa hari ke depan cuacanya panas,” harapnya.
Diakuinya, untuk hasil panen perdana ini masih kurang maksimal. Karena bersifat uji coba dan luas tanam juga tidak terlalu luas.
Dari seperempat hektare lahan, hanya didapatkan sekitar 5 kwintal gabah. Dan ada beberapa kendala yang akan menjadi bahan evaluasi di masa tanam yang akan datang.
“Tidak kapok, nanti akan kita tanam lagi. Untuk kedepannya kami sudah tahu kendalanya yaitu masalah hama cruok atau burung yang menghajar tanaman. Dan tentunya alat perontok padi juga, supaya tidak capek gebukin seperti ini,” pungkasnya. (Bib)