32.7 C
Jakarta
Monday, December 1, 2025

Operasi Zebra Telabang 2025 di Lamandau Nihil Tilang, 190 Pelanggar Tetap Kena Tegur

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Operasi Zebra Telabang 2025 di Lamandau berakhir tanpa satu pun tilang, namun Satlantas Polres Lamandau tetap mencatat 190 pelanggar lalu lintas sepanjang operasi yang berlangsung selama 14 hari. Fokus operasi tahun ini diarahkan pada sosialisasi dan pencegahan, langkah yang dinilai lebih efektif mengingat masih rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap aturan berlalu lintas.

Pendekatan humanis tanpa tilang itu sengaja diterapkan untuk mengajak masyarakat lebih sadar keselamatan di jalan. Satlantas memilih memperbanyak edukasi dan teguran langsung, sekaligus menjangkau berbagai komunitas, rumah ibadah, sekolah, hingga pelaku usaha di Kabupaten Lamandau.

Kegiatan operasi diawali dengan rangkaian preemtif untuk mempersiapkan personel dan memberi tahu masyarakat pentingnya tertib berlalu lintas. Pada 18 November, satlantas melaksanakan gaktiblin (giat ketahanan bina insani) untuk personel Polri. Sehari kemudian, 19 November, dilakukan kegiatan menyapa di Tempat Ibadah Pura Jagat Natha Buana Santi, disusul 20 November dengan kunjungan ke toko penjual knalpot non-standar dan bengkel motor balap liar.

Memasuki minggu kedua, sosialisasi terus diperluas. Pada 22 November dilakukan patroli gabungan antisipasi balap liar, 23 November sosialisasi di Gereja GBI Victory, dan 24 November penyampaian imbauan keselamatan kepada siswa SMA 1 Bulik, SMK 1 Bulik, dan MAN Bulik. Tanggal 25 November, satlantas menyambangi perusahaan transportasi dan ekspedisi, sedangkan 26 November digelar kegiatan Peduli Laka Lantas dengan menyapa korban kecelakaan.

Baca Juga :  Truk Tabrak Tiang Listrik, Puluhan Desa di Lamandau Padam 6 Jam

Tanggal 27 November, satlantas menggelar dialog bersama tokoh adat TBBR, tokoh agama MUI dan GKE untuk memperkuat kolaborasi menciptakan ketertiban lalu lintas. Keesokan harinya, 28 November, dilaksanakan bakti sosial ke Pesantren Nurul Falah, sebelum kembali melakukan patroli gabungan antisipasi balap liar pada 29 November. Rangkaian preemtif ditutup dengan patroli dan sosialisasi ke gereja pada 30 November.

Selain preemtif, satlantas juga melaksanakan kegiatan preventif berupa Turjagwali di Kota Nanga Bulik, baik pagi maupun malam, termasuk patroli khusus mencegah balap liar yang kerap memicu kecelakaan.

Menurut Kapolres Lamandau, AKBP Joko Handono, melalui Kasatlantas AKP Susanto, pelanggaran yang banyak ditemukan antara lain tidak memakai helm, tidak memasang kaca spion, tidak mengenakan sabuk pengaman, kendaraan tanpa TNKB R4 atau R2, serta surat-surat kendaraan yang mati atau tidak lengkap.

Electronic money exchangers listing
Baca Juga :  Nanga Palikodan Bersinar, Warga Sambut dengan Syukuran

“Kita hanya melakukan teguran kepada masyarakat apabila menemukan pelanggaran di jalan. Bagi yang belum tertib, mari sama-sama menghargai aturan. Keselamatan itu kebutuhan kita bersama,” ujar Susanto, Selasa (1/12).

Namun di tengah operasi, tetap terjadi sejumlah kecelakaan. Data mencatat, pada 20 November terdapat satu korban luka ringan. Tanggal 26 November terjadi kecelakaan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu luka ringan. Disusul kecelakaan pada 27 November yang kembali menewaskan satu orang.

“Total korban selama periode tersebut ada dua meninggal dunia dan dua luka ringan,” jelasnya.

Susanto menambahkan, minimnya penerangan jalan di beberapa wilayah Lamandau ikut menjadi faktor pemicu kecelakaan. Ia memastikan satlantas akan terus meningkatkan sosialisasi dan peneguran kepada para pengendara demi menekan angka pelanggaran.

“Stop pelanggaran, stop kecelakaan, untuk kemanusiaan,” pungkasnya. (bib)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Operasi Zebra Telabang 2025 di Lamandau berakhir tanpa satu pun tilang, namun Satlantas Polres Lamandau tetap mencatat 190 pelanggar lalu lintas sepanjang operasi yang berlangsung selama 14 hari. Fokus operasi tahun ini diarahkan pada sosialisasi dan pencegahan, langkah yang dinilai lebih efektif mengingat masih rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap aturan berlalu lintas.

Pendekatan humanis tanpa tilang itu sengaja diterapkan untuk mengajak masyarakat lebih sadar keselamatan di jalan. Satlantas memilih memperbanyak edukasi dan teguran langsung, sekaligus menjangkau berbagai komunitas, rumah ibadah, sekolah, hingga pelaku usaha di Kabupaten Lamandau.

Kegiatan operasi diawali dengan rangkaian preemtif untuk mempersiapkan personel dan memberi tahu masyarakat pentingnya tertib berlalu lintas. Pada 18 November, satlantas melaksanakan gaktiblin (giat ketahanan bina insani) untuk personel Polri. Sehari kemudian, 19 November, dilakukan kegiatan menyapa di Tempat Ibadah Pura Jagat Natha Buana Santi, disusul 20 November dengan kunjungan ke toko penjual knalpot non-standar dan bengkel motor balap liar.

Electronic money exchangers listing

Memasuki minggu kedua, sosialisasi terus diperluas. Pada 22 November dilakukan patroli gabungan antisipasi balap liar, 23 November sosialisasi di Gereja GBI Victory, dan 24 November penyampaian imbauan keselamatan kepada siswa SMA 1 Bulik, SMK 1 Bulik, dan MAN Bulik. Tanggal 25 November, satlantas menyambangi perusahaan transportasi dan ekspedisi, sedangkan 26 November digelar kegiatan Peduli Laka Lantas dengan menyapa korban kecelakaan.

Baca Juga :  Truk Tabrak Tiang Listrik, Puluhan Desa di Lamandau Padam 6 Jam

Tanggal 27 November, satlantas menggelar dialog bersama tokoh adat TBBR, tokoh agama MUI dan GKE untuk memperkuat kolaborasi menciptakan ketertiban lalu lintas. Keesokan harinya, 28 November, dilaksanakan bakti sosial ke Pesantren Nurul Falah, sebelum kembali melakukan patroli gabungan antisipasi balap liar pada 29 November. Rangkaian preemtif ditutup dengan patroli dan sosialisasi ke gereja pada 30 November.

Selain preemtif, satlantas juga melaksanakan kegiatan preventif berupa Turjagwali di Kota Nanga Bulik, baik pagi maupun malam, termasuk patroli khusus mencegah balap liar yang kerap memicu kecelakaan.

Menurut Kapolres Lamandau, AKBP Joko Handono, melalui Kasatlantas AKP Susanto, pelanggaran yang banyak ditemukan antara lain tidak memakai helm, tidak memasang kaca spion, tidak mengenakan sabuk pengaman, kendaraan tanpa TNKB R4 atau R2, serta surat-surat kendaraan yang mati atau tidak lengkap.

Baca Juga :  Nanga Palikodan Bersinar, Warga Sambut dengan Syukuran

“Kita hanya melakukan teguran kepada masyarakat apabila menemukan pelanggaran di jalan. Bagi yang belum tertib, mari sama-sama menghargai aturan. Keselamatan itu kebutuhan kita bersama,” ujar Susanto, Selasa (1/12).

Namun di tengah operasi, tetap terjadi sejumlah kecelakaan. Data mencatat, pada 20 November terdapat satu korban luka ringan. Tanggal 26 November terjadi kecelakaan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu luka ringan. Disusul kecelakaan pada 27 November yang kembali menewaskan satu orang.

“Total korban selama periode tersebut ada dua meninggal dunia dan dua luka ringan,” jelasnya.

Susanto menambahkan, minimnya penerangan jalan di beberapa wilayah Lamandau ikut menjadi faktor pemicu kecelakaan. Ia memastikan satlantas akan terus meningkatkan sosialisasi dan peneguran kepada para pengendara demi menekan angka pelanggaran.

“Stop pelanggaran, stop kecelakaan, untuk kemanusiaan,” pungkasnya. (bib)

Terpopuler

Artikel Terbaru