26.8 C
Jakarta
Tuesday, November 18, 2025

MPLS Sekolah Rakyat Terpadu 55 Resmi Dimulai, Wabup : Tahap Awal Menuju Proses Belajar Mengajar

SAMPIT, PROKALTENG.CO–Sekolah Rakyat Terpadu 55 resmi memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Selasa (30/9/2025), menandai dimulainya proses belajar-mengajar di lembaga pendidikan yang dirancang khusus untuk mendukung siswa dari kalangan miskin dan miskin ekstrem.

Ratusan pelajar dari berbagai kecamatan mulai merasakan hari pertama mereka, tidak hanya di ruang kelas tetapi juga di lingkungan asrama tempat mereka akan tinggal penuh.

Wakil Bupati Kotim, Irawati, menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini. Ia menegaskan, keberadaan sekolah rakyat adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam memastikan akses pendidikan yang setara bagi anak-anak kurang beruntung.

“Hari ini MPLS Sekolah Rakyat Terpadu 55 resmi dimulai sebagai tahap awal menuju proses belajar-mengajar,” ujar Irawati.

Baca Juga :  Setelah 54 Tahun Tanpa Renovasi, Pembangunan SDN 1 Baamang Dimulai

Menurutnya, MPLS berfungsi sebagai pintu masuk bagi siswa untuk mengenal guru, lingkungan sekolah, sekaligus menjalin kebersamaan dengan sesama pelajar yang datang dari berbagai daerah.

Irawati menekankan, konsep sekolah rakyat tidak hanya mengajarkan akademik tetapi juga menanamkan nilai sosial. Kehidupan berasrama mewajibkan siswa tinggal 24 jam penuh, dengan waktu khusus bagi keluarga untuk menjenguk setiap hari Minggu.

“Kami ingin anak-anak belajar bersosialisasi, saling menghargai, serta membangun rasa kekeluargaan. Karena di sini bukan sekadar sekolah, melainkan juga tempat pembentukan karakter melalui kehidupan asrama,” jelasnya.

Program Sekolah Rakyat Terpadu ini merupakan inisiatif pemerintah pusat yang menurut Irawati sangat tepat sasaran. Sasaran utamanya adalah anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang tercatat dalam kategori desil satu dan dua. Untuk itu, Pemkab Kotim terus melakukan pembaruan data agar penerima manfaat benar-benar sesuai target.

Baca Juga :  Sebelum Memulai Usaha, Pentingnya Riset dan Data

“Program ini memberi peluang agar anak-anak dari keluarga tidak mampu dapat mengenyam pendidikan yang layak. Tidak ada lagi batas antara miskin dan kaya, semua memiliki hak yang sama. Ini langkah nyata untuk memutus rantai kemiskinan di Kotim,” tegasnya.

Tahun ini, Sekolah Rakyat Terpadu 55 Kotim menerima 100 siswa, masing-masing 50 di tingkat SD dan 50 di tingkat SMA.(bah/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO–Sekolah Rakyat Terpadu 55 resmi memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Selasa (30/9/2025), menandai dimulainya proses belajar-mengajar di lembaga pendidikan yang dirancang khusus untuk mendukung siswa dari kalangan miskin dan miskin ekstrem.

Ratusan pelajar dari berbagai kecamatan mulai merasakan hari pertama mereka, tidak hanya di ruang kelas tetapi juga di lingkungan asrama tempat mereka akan tinggal penuh.

Wakil Bupati Kotim, Irawati, menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini. Ia menegaskan, keberadaan sekolah rakyat adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam memastikan akses pendidikan yang setara bagi anak-anak kurang beruntung.

“Hari ini MPLS Sekolah Rakyat Terpadu 55 resmi dimulai sebagai tahap awal menuju proses belajar-mengajar,” ujar Irawati.

Baca Juga :  Setelah 54 Tahun Tanpa Renovasi, Pembangunan SDN 1 Baamang Dimulai

Menurutnya, MPLS berfungsi sebagai pintu masuk bagi siswa untuk mengenal guru, lingkungan sekolah, sekaligus menjalin kebersamaan dengan sesama pelajar yang datang dari berbagai daerah.

Irawati menekankan, konsep sekolah rakyat tidak hanya mengajarkan akademik tetapi juga menanamkan nilai sosial. Kehidupan berasrama mewajibkan siswa tinggal 24 jam penuh, dengan waktu khusus bagi keluarga untuk menjenguk setiap hari Minggu.

“Kami ingin anak-anak belajar bersosialisasi, saling menghargai, serta membangun rasa kekeluargaan. Karena di sini bukan sekadar sekolah, melainkan juga tempat pembentukan karakter melalui kehidupan asrama,” jelasnya.

Program Sekolah Rakyat Terpadu ini merupakan inisiatif pemerintah pusat yang menurut Irawati sangat tepat sasaran. Sasaran utamanya adalah anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang tercatat dalam kategori desil satu dan dua. Untuk itu, Pemkab Kotim terus melakukan pembaruan data agar penerima manfaat benar-benar sesuai target.

Baca Juga :  Sebelum Memulai Usaha, Pentingnya Riset dan Data

“Program ini memberi peluang agar anak-anak dari keluarga tidak mampu dapat mengenyam pendidikan yang layak. Tidak ada lagi batas antara miskin dan kaya, semua memiliki hak yang sama. Ini langkah nyata untuk memutus rantai kemiskinan di Kotim,” tegasnya.

Tahun ini, Sekolah Rakyat Terpadu 55 Kotim menerima 100 siswa, masing-masing 50 di tingkat SD dan 50 di tingkat SMA.(bah/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru