SAMPIT, PROKALTENG.CO โ Penyakit HAIV/AIDS yang merupakan penyakit menular sudah menjadi momok yang menakutkan bagi setiap orang. Penyakit yang bisa menular melalui hubungan seksual yang tidak sehat ini akan berdampak jangka panjang terhadap sisten kekebalan tubuh melawan infeksi.
Selain melalui hubungan badan sembarangan, penyakit ini juga bisa menular melalui hubungan sesama jenis. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat peningkatan kasus HIV/ AIDS di Kotim diakibatkan hubungan Lelasi Seks Lelaki (LSL).
Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi mengatakan saat ini tercatat lebih dari 700 orang penyuka sesama jenis kerap berkonsultasi ke RSUD dr Murjani Sampit mulai awal Januari sampai September. Tujuh di antaranya dinyatakan positif HIV/AIDS pada tahun ini. Ketujuh penderita tersebut terlibat dalam LSL yang memang rentan terjangkit penyakit tersebut.
โKalau dulu penyakit HIV/AIDS identik dengan PSK, tapi seiring perkembangan zaman dan teknologi kini yang mendominasi adalah penyimpangan seksual seperti LSL,โujar Umar, Rabu (28/9).
Umar menyebutkan, hubungan menyimpang seksual ini akan diperkirakan mendominiasi penyumbang terbesar dalam kasis HIV/AIDS di Kotim kedepan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan konseling di RSUD dr Murjani Sampit pada tahun 2022 yang berasal dari kalangan LSL.
โData 700 lebih itu belum mencakup seluruhnya data penyuka sesama jenis yang ada di Kotim, karena data saat ini hanya berdasarkan mereka yang sukarela datang berkonsultasi,โjelasnya.
Pernyataan Umar tersebut sejalan dengan data nasional bahwa penderita HIV/AIDS paling banyak dari kalangan lelaki dan salah satu penyebabnya adalah perilaku seks menyimpang sesama jenis. Umar melanjutkan, kasus positif HIV/AIDS pada tahun 2022 berjumlah 34 kasus. Selain disebabkan LSL juga ada faktor lainnya, yakni 12 kasus dari pasangan berisiko tinggi, 12 kasus dari pelanggan maupun pekerja seks, dan 2 melibatkan anak dibawah umur.
Jika dilihat dari golongan usia dari 34 kasus tersebut paling banyak melibatkan rentang usia 25-49 tahun sebanyak 24 orang. Menyusul setelahnya usia 50 tahun keatas sebanyak 5 orang, usia 20-24 tahun sebanyak dua orang, dan sisanya usia 19 tahun kebawah. Penderita HIV/ AIDS termuda berusia di bawah 4 tahun. (sli/ans/kpg)