29.3 C
Jakarta
Sunday, June 30, 2024
spot_img

Jadi Akses Utama, Jembatan Sapihan akan Diperbaiki Menggunakan Material Kayu Ulin

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor. Didampingi Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) Kotim Mentana Dhinar Tistama, dan Camat Mentaya Hilir Selatan (MHS) Syahrial. Meninjau kondisi jembatan Sapihan yang menjadi akses utama beberapa desa menuju Kelurahan Samuda Kota.

“Kemarin kita melakukan peninjauan akan kondisi jembatan di Sungai Sapihan yang kondisinya sudah rusak dan perlu dibenahi, apalagi jembatan itu merupakan akses utama bagi beberapa desa menuju Samuda Kota,” kata Kamis (27/6).

Dirinya mengatakan, Berdasarkan keterangan lurah setempat Jembatan Sapihan telah berdiri kurang lebih 20 tahun dan sejak itu belum pernah dilakukan pemeliharaan dari pemerintah daerah, sehingga lambat laun kondisi jembatan tersebut mengalami kerusakan.

Baca Juga :  Kehadiran Investor Potensi Produk Lokal Jadi Bisa Berkembang dan Lebih Maju

“Jembatan itu juga menjadi akses utama dari Desa Basirih Hilir ke Kelurahan Samuda Kota, karena di desa Basirih Hilir ada pelabuhan rakyat dan jembatan itu juga digunakan untuk warga dari desa di seberang Sungai Mentaya, seperti Desa Babirah dan Satiruk menuju pasar samuda untuk menjual hasil kebun mereka,” ujar Halikin.

Menurutnya Jembatan Sapihan itu memiliki lebar 4 meter dan panjang 30 meter. Berdasarkan perhitungan pihaknya, jika jembatan tersebut dibangun ulang menggunakan konstruksi beton diperlukan anggaran hingga Rp12 miliar dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Kita juga perlu menyesuaikan ketersediaan anggaran daerah, dan rencananya akan kita lakukan perbaikan sementara dengan tetap menggunakan material kayu ulin, tetapi untuk mencari kayu ulin sekarang sudah sulit. Disamping kayu tersebut mulai langka, ada aturan tertentu terkait jual belinya,” ucap Halikin.

Baca Juga :  Bupati Berharap Pabrik Es yang Dibangun di Desa Sei Ijum Raya Dapat Operasional Tahun 2024 Ini

Ia mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak berwajib agar tidak terjadi pelanggaran terkait penggunaan kayu khas ulin yang nantinya akan dipergunakan untuk pembangunan jembatan Sapihan tersebut sehingga jembatan tersebut dapat pungsional.

“Saya meminta masyarakat bersabar sampai jembatan bisa diperbaiki dan dapat berlalu lintas dengan lebih hati-hati. Khususnya untuk kendaraan roda empat dianjurkan agar tidak melewati jembatan tersebut dan mencari jalan alternatif lain, karena dikhawatirkan jembatan itu patah kalau dilalui kendaraan berat,” tutupnya.(bah/kpg).

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor. Didampingi Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) Kotim Mentana Dhinar Tistama, dan Camat Mentaya Hilir Selatan (MHS) Syahrial. Meninjau kondisi jembatan Sapihan yang menjadi akses utama beberapa desa menuju Kelurahan Samuda Kota.

“Kemarin kita melakukan peninjauan akan kondisi jembatan di Sungai Sapihan yang kondisinya sudah rusak dan perlu dibenahi, apalagi jembatan itu merupakan akses utama bagi beberapa desa menuju Samuda Kota,” kata Kamis (27/6).

Dirinya mengatakan, Berdasarkan keterangan lurah setempat Jembatan Sapihan telah berdiri kurang lebih 20 tahun dan sejak itu belum pernah dilakukan pemeliharaan dari pemerintah daerah, sehingga lambat laun kondisi jembatan tersebut mengalami kerusakan.

Baca Juga :  Kehadiran Investor Potensi Produk Lokal Jadi Bisa Berkembang dan Lebih Maju

“Jembatan itu juga menjadi akses utama dari Desa Basirih Hilir ke Kelurahan Samuda Kota, karena di desa Basirih Hilir ada pelabuhan rakyat dan jembatan itu juga digunakan untuk warga dari desa di seberang Sungai Mentaya, seperti Desa Babirah dan Satiruk menuju pasar samuda untuk menjual hasil kebun mereka,” ujar Halikin.

Menurutnya Jembatan Sapihan itu memiliki lebar 4 meter dan panjang 30 meter. Berdasarkan perhitungan pihaknya, jika jembatan tersebut dibangun ulang menggunakan konstruksi beton diperlukan anggaran hingga Rp12 miliar dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Kita juga perlu menyesuaikan ketersediaan anggaran daerah, dan rencananya akan kita lakukan perbaikan sementara dengan tetap menggunakan material kayu ulin, tetapi untuk mencari kayu ulin sekarang sudah sulit. Disamping kayu tersebut mulai langka, ada aturan tertentu terkait jual belinya,” ucap Halikin.

Baca Juga :  Bupati Berharap Pabrik Es yang Dibangun di Desa Sei Ijum Raya Dapat Operasional Tahun 2024 Ini

Ia mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak berwajib agar tidak terjadi pelanggaran terkait penggunaan kayu khas ulin yang nantinya akan dipergunakan untuk pembangunan jembatan Sapihan tersebut sehingga jembatan tersebut dapat pungsional.

“Saya meminta masyarakat bersabar sampai jembatan bisa diperbaiki dan dapat berlalu lintas dengan lebih hati-hati. Khususnya untuk kendaraan roda empat dianjurkan agar tidak melewati jembatan tersebut dan mencari jalan alternatif lain, karena dikhawatirkan jembatan itu patah kalau dilalui kendaraan berat,” tutupnya.(bah/kpg).

 

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

/