26.6 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Pustu di Kotim Masih Banyak Kekurangan Nakes

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada di pelosok Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memang sangat diperlukan. Mengingat wilayah pedalaman yang jauh dari fasilitas kesehatan membuat Pustu menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat setempat untuk berobat dan memeriksakan kesehatan.

Sayangnya, masih banyak Pustu yang ada di Kabupaten Kotim kekurangan tenaga kesehatan atau nakes. Bupati Kabupaten Kotim Halikinnor mengatakan kekurangan tenaga kesehatan tersebut disebabkan banyak para nakes yang tidak betah kalau di tempat tugaskan di pedalaman.

Alasannya beragam, mulai dari akses jalan yang cukup jauh, hingga masih ada blank spot atau tidak ada akses komunikasi yang masih ada di wilayah pedalaman Kotim. “Saat ini jumlah perawat di Kabupaten Kotim ada sekitar 1.474 orang. Tetapi Pustu kita masih banyak kekurangan. Ini karena banyaknya tenaga kesehatan yang tidak betah kalau ditugaskan di wilayah pelosok,” kata Halikin, Rabu (15/3).

Baca Juga :  Sumur Bor Dinilai Kurang Efektif Karena Tidak Dipelihara

Menurutnya jumlah tersebut adalah mereka yang termasuk dalam anggota persatuan perawat Nasional Indonesia (PPNI). Hal tersebut tentunya menjadi perhatian pemerintah setempat. Mengingat sektor kesehatan merupakan sektor yang penting karena berkaitan dengan jiwa raga seseorang.

Terlebih lagi perawat memerlukan keahlian khusus. Sehingga sangat diperlukan bagi mereka yang ada di pelosok. “Perawat inikan perlu ilmunya. Tidak mungkin asal berobat. Makanya ini akan menjadi perhatian pemerintah daerah untuk kedepannya agar pelayanan kesehatan dapat merata hingga ke wilayah pelosok,” ucap Halikin.

Dirinya juga mengatakan akan memberikan program bagi putra-putri Kotim yang ada di pelosok untuk dapat menempuh pendidikan tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang ada di pelosok. Sehingga mereka bisa mengabdi untuk daerahnya ketika sudah menempuh pendidikan.

Baca Juga :  Segera Musdes! Karena Lambatnya Musdes Berpengaruh APBDes

“Mereka yang ada dipelosok saya ingin sekolahkan. Terutama untuk tenaga pengajar dan kesehatan. Karena kalau mereka berasal dari daerah sendiri, maka mereka lebih mudah beradaptasi,” tutupnya. (bah/ans/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada di pelosok Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memang sangat diperlukan. Mengingat wilayah pedalaman yang jauh dari fasilitas kesehatan membuat Pustu menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat setempat untuk berobat dan memeriksakan kesehatan.

Sayangnya, masih banyak Pustu yang ada di Kabupaten Kotim kekurangan tenaga kesehatan atau nakes. Bupati Kabupaten Kotim Halikinnor mengatakan kekurangan tenaga kesehatan tersebut disebabkan banyak para nakes yang tidak betah kalau di tempat tugaskan di pedalaman.

Alasannya beragam, mulai dari akses jalan yang cukup jauh, hingga masih ada blank spot atau tidak ada akses komunikasi yang masih ada di wilayah pedalaman Kotim. “Saat ini jumlah perawat di Kabupaten Kotim ada sekitar 1.474 orang. Tetapi Pustu kita masih banyak kekurangan. Ini karena banyaknya tenaga kesehatan yang tidak betah kalau ditugaskan di wilayah pelosok,” kata Halikin, Rabu (15/3).

Baca Juga :  Sumur Bor Dinilai Kurang Efektif Karena Tidak Dipelihara

Menurutnya jumlah tersebut adalah mereka yang termasuk dalam anggota persatuan perawat Nasional Indonesia (PPNI). Hal tersebut tentunya menjadi perhatian pemerintah setempat. Mengingat sektor kesehatan merupakan sektor yang penting karena berkaitan dengan jiwa raga seseorang.

Terlebih lagi perawat memerlukan keahlian khusus. Sehingga sangat diperlukan bagi mereka yang ada di pelosok. “Perawat inikan perlu ilmunya. Tidak mungkin asal berobat. Makanya ini akan menjadi perhatian pemerintah daerah untuk kedepannya agar pelayanan kesehatan dapat merata hingga ke wilayah pelosok,” ucap Halikin.

Dirinya juga mengatakan akan memberikan program bagi putra-putri Kotim yang ada di pelosok untuk dapat menempuh pendidikan tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang ada di pelosok. Sehingga mereka bisa mengabdi untuk daerahnya ketika sudah menempuh pendidikan.

Baca Juga :  Segera Musdes! Karena Lambatnya Musdes Berpengaruh APBDes

“Mereka yang ada dipelosok saya ingin sekolahkan. Terutama untuk tenaga pengajar dan kesehatan. Karena kalau mereka berasal dari daerah sendiri, maka mereka lebih mudah beradaptasi,” tutupnya. (bah/ans/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru