24 C
Jakarta
Saturday, July 6, 2024
spot_img

Sweeping Efektif, Hasil Penelusuran Didapati 2 Anak Terindikasi Menderita Stunting di Kota Besi

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Upaya penurunan stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian digencarkan. Melalui sweeping dengan mendatangi anak-anak balita langsung, upaya itu dinilai cukup efektif untuk menekan angka stunting di Bumi Habaring Hurung.

Wakil Bupati (Wabup) Kotim, Irawati, bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berkesempatan untuk memantau langsung proses sweeping di Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Cempaga, dan Kecamatan Cempaga Hulu, Selasa (2/7). Dalam proses sweeping itu, para balita akan diukur berat dan tinggi badan mereka untuk mengetahui terdapat indikasi stunting atau tidak.

“Saya bersama TPPS melakukan sweeping untuk melakukan pengukuran dan penimbangan balita,” ujarnya.

Irawati menyampaikan, proses sweeping itu dilakukan usai Kabupaten Kotim tercatat sebagai wilayah dengan presentase pengukuran bayi terendah seKalteng. Hal itu membuat Pemkab Kotim bergerak cepat untuk mendatangi langsung para balita untuk diukur demi mencegah penderita stunting. Hasilnya, dari pantauan itu, presentase pengukuran di Kotim sudah mencapai lebih dari 90 persen.

“Saat ini Kotim sudah mencapai presentase 99,14 persen setelah saya meninjau ke tiga kecamatan tadi,” jelasnya.

Baca Juga :  Bupati : Saya Bersama Apkasi Sepakat Menggugat ke MK, Agar Periode Kepala Daerah Tetap 5 tahun

Dari penelusuran itu, didapati dua orang anak yang terindikasi menderita stunting di Kecamatan Kota Besi. Mereka tidak terdeteksi sejak awal dikarenakan para orang tua enggan datang ke Posyandu untuk melakukan pengecekkan dini. Monitoring semacam ini akan terus dilakukan sampai Kotim mencapai presentase 100 persen dalam hal pengukuran balita.

“Kita mendatangi rumah-rumah yang orang tuanya tidak datang ke Posyandu. Dari situ, kita menemukan dua orang anak yang terkena stunting di Kecamatan Kota Besi,” jelasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat, agar bisa mendatangi Posyandu rutin tiap bulan. Hal itu berguna untuk memastikan kesehatan anak dan ibu, serta deteksi dini penyakit yang mungkin bisa diderita oleh anak.

“Saya juga memberikan arahan agar masyarakat bisa datang ke Posyandu. Karena itu penting bagi tumbuh kembang anak,” ungkapnya.

 

Terpisah, Bupati Kotim Halikinnor mengatakan berkat kerja keras itu, dirinya mendapat apresiasi dari Gubernur Kalteng terkait gerak cepat tersebut. Berdasarkan data di lapangan, hasil stunting di Kotim hanya menunjukkan indeks 19 persen. Hal itu berbeda jauh dengan data nasional yang menyebutkan stunting di Kotim mencapai 35 persen.

Baca Juga :  Ratusan Atlet Kotim Ikuti 8 Cabor pada Pra Popnas, Ini Pesan Bupati Saat Acara Pelepasan

“Saya mendapat apresiasi dari pak gubernur karena kita telah bergerak cepat. Dan ternyata stunting di Kotim itu hanya 19 persen dari data di lapangan. Itupun bisa berpotensi bisa lebih rendah lagi,” katanya saat dikonfirmasi awak media, Rabu (3/7).

Halikin mengatkan, data stunting yang tinggi di Kotim diindikasikan akibat samanya data anak yang masuk dalam sistem. Sehingga hal itu berpengaruh pads angka stunting di Kotim. Dari hasil survei lapangan itu, pihaknya mengaku telah memegang data untuk membantah dari dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI)

“Data anak itu banyak yang double. Jadi angka stunting kita tinggi. Setelah kita cek tidak seperti itu. Kita sudah punya datanya di lapangan sekarang. Luar biasa kerja keras kita selama beberapa hari ini,” tungkasnya (sli/kpg).

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Upaya penurunan stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian digencarkan. Melalui sweeping dengan mendatangi anak-anak balita langsung, upaya itu dinilai cukup efektif untuk menekan angka stunting di Bumi Habaring Hurung.

Wakil Bupati (Wabup) Kotim, Irawati, bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berkesempatan untuk memantau langsung proses sweeping di Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Cempaga, dan Kecamatan Cempaga Hulu, Selasa (2/7). Dalam proses sweeping itu, para balita akan diukur berat dan tinggi badan mereka untuk mengetahui terdapat indikasi stunting atau tidak.

“Saya bersama TPPS melakukan sweeping untuk melakukan pengukuran dan penimbangan balita,” ujarnya.

Irawati menyampaikan, proses sweeping itu dilakukan usai Kabupaten Kotim tercatat sebagai wilayah dengan presentase pengukuran bayi terendah seKalteng. Hal itu membuat Pemkab Kotim bergerak cepat untuk mendatangi langsung para balita untuk diukur demi mencegah penderita stunting. Hasilnya, dari pantauan itu, presentase pengukuran di Kotim sudah mencapai lebih dari 90 persen.

“Saat ini Kotim sudah mencapai presentase 99,14 persen setelah saya meninjau ke tiga kecamatan tadi,” jelasnya.

Baca Juga :  Bupati : Saya Bersama Apkasi Sepakat Menggugat ke MK, Agar Periode Kepala Daerah Tetap 5 tahun

Dari penelusuran itu, didapati dua orang anak yang terindikasi menderita stunting di Kecamatan Kota Besi. Mereka tidak terdeteksi sejak awal dikarenakan para orang tua enggan datang ke Posyandu untuk melakukan pengecekkan dini. Monitoring semacam ini akan terus dilakukan sampai Kotim mencapai presentase 100 persen dalam hal pengukuran balita.

“Kita mendatangi rumah-rumah yang orang tuanya tidak datang ke Posyandu. Dari situ, kita menemukan dua orang anak yang terkena stunting di Kecamatan Kota Besi,” jelasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat, agar bisa mendatangi Posyandu rutin tiap bulan. Hal itu berguna untuk memastikan kesehatan anak dan ibu, serta deteksi dini penyakit yang mungkin bisa diderita oleh anak.

“Saya juga memberikan arahan agar masyarakat bisa datang ke Posyandu. Karena itu penting bagi tumbuh kembang anak,” ungkapnya.

 

Terpisah, Bupati Kotim Halikinnor mengatakan berkat kerja keras itu, dirinya mendapat apresiasi dari Gubernur Kalteng terkait gerak cepat tersebut. Berdasarkan data di lapangan, hasil stunting di Kotim hanya menunjukkan indeks 19 persen. Hal itu berbeda jauh dengan data nasional yang menyebutkan stunting di Kotim mencapai 35 persen.

Baca Juga :  Ratusan Atlet Kotim Ikuti 8 Cabor pada Pra Popnas, Ini Pesan Bupati Saat Acara Pelepasan

“Saya mendapat apresiasi dari pak gubernur karena kita telah bergerak cepat. Dan ternyata stunting di Kotim itu hanya 19 persen dari data di lapangan. Itupun bisa berpotensi bisa lebih rendah lagi,” katanya saat dikonfirmasi awak media, Rabu (3/7).

Halikin mengatkan, data stunting yang tinggi di Kotim diindikasikan akibat samanya data anak yang masuk dalam sistem. Sehingga hal itu berpengaruh pads angka stunting di Kotim. Dari hasil survei lapangan itu, pihaknya mengaku telah memegang data untuk membantah dari dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI)

“Data anak itu banyak yang double. Jadi angka stunting kita tinggi. Setelah kita cek tidak seperti itu. Kita sudah punya datanya di lapangan sekarang. Luar biasa kerja keras kita selama beberapa hari ini,” tungkasnya (sli/kpg).

 

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru