KASONGAN, KALTENGPOS.CO – Meskipun anggaran untuk pengelolaan Kebun Raya
Katingan (KRK) saat ini sangat terbatas. Namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Katingan, tetap komitmen untuk terus mengembangkan KRK.
“Kami sebagai pemimpin daerah yang sekarang. Tetap meneruskan
pembangunan KRK yang direncanakan oleh pemimpin Katingan sebelumnya,” kata
Wakil Bupati Katingan Sunardi NT Litang ketika di KRK, Kamis (27/8).
Dia menegaskan, dimasa kepemimpinannya bersama Bupati Katingan Sakariyas,
mereka tidak ingin melihat rencana pembangunan KRK yang digagas pemimpin
sebelumnya, tiba-tiba mubazir dan terbengkalai.
Oleh sebab itu, pengembangan KRK ini harus terus dilakukan dan
berkelanjutan. Sebab jelasnya, untuk membangun sebuah kebun raya, memang
membutuhkan waktu yang sangat panjang.
“Jadi tidak perlu berkecil hati. Walaupun anggaran dalam pengelolaan
KRK ini terbatas. Paling penting, setiap tahun secara bertahap ada yang kita
lakukan untuk pengembangannya,” ujar politikus PDI Perjuangan ini.
Untuk membangun KRK yang sudah berjalan beberapa tahun ini, ujar Sunardi,
sudah cukup banyak anggaran yang dikeluarkan. Untuk itu dia tidak ingin
pembangunan KRK ini menjadi sia-sia. Pembangunan KRK seluas 127 hektare itu
harus berhasil dan sukses.
“Karena untuk membangun ini menggunakan uang negara. Kita harus serius
menuntaskan pembangunan KRK ini. Walaupun secara bertahap, menyesuaikan kondisi
anggaran. Saya juga memohon dukungan dari DPRD, dan pihak terkait lainnya dalam
membangun KRK ini,” pintanya.
Kemudian untuk mempercepat pengembangan KRK, menurutnya juga perlu menjalin
kerjasama dengan Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang ada di Katingan. Kerjasama
ini jelasnya, Pemkab minta bantu dengan PBS melalui program CSRnya.
“Saya sudah komunikasi dengan beberapa PBS. Intinya mereka setuju.
Tinggal kita surati mereka, sebagai dasar mereka mengajukan usulan
kepimpinannya. Sehingga anggaran bisa dikeluarkan,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, kerjasama dengan PBS ini caranya, Pemkab Katingan
hanya menyiapkan kaplingan lahan di kawasan KRK. Lalu, diserahkan ke PBS untuk
mengelola atau menanam di kaplingan itu.
“Jika mereka misalnya mau membuat taman. Kita tinggal memberikan ini
konsepnya. Mau bikin kasebo. Ini gambarnya. Tinggal mereka pilih. Kita
memberikan desain, dan konsepnya saja. Kemudian yang membuat kegiatan hingga
belanja, biarkan mereka PBS sendiri. Jadi lebih transparan. Kita terbuka.
Paling penting mereka mau membantu kita mengembangkan KRK ini,” tegasnya.